tujuh belas

53 14 3
                                    

Kenapa aku ada?
Karena aku menganggap kamu sahabat.

namun kenapa kamu tidak ada?
Apakah aku tidak penting?
Sungguh.
Aku sudah menahan ini sedari lama.
Dan selalu saja kamu tidak peka.

Kamu sadar?
Kalau selama ini kamu selalu bersikap keji.
Selalu bersikap tak acuh.
Kepada pendapatku, ceritaku, apapun kataku.

Sudah sesering itu aku tersakiti.
Sudah sesering itu pula aku menahan semua itu.
Sungguh.
Aku tidak menyangka kamu menjadi sekejam ini.
Membiarkan aku menahan luka.
Meringis kesakitan menahan pilu.

Sedangkan kamu?
Kamu sedang berbahagia disana.
Dengan sahabat barumu.
Orang yang membuatmu meninggalkanku.
Apakah aku pantas menyalahkanmu?
Atau menyalahkan dia?

Aku rasa tidak.
Kamu saja berpihak padanya.
Lalu, siapa yang akan menjadi sandaranku lagi?
Bukankah semuanya sekarang sudah hilang?
Bahkan hilang dalam sekejap.
Dalam satu kedipan.

Haruskah aku menyerah?
Menyerah atas keadaan ini?

Kurasa tidak.
Karena hanya pengecut yang akan menyerah.
Menyerah akan keadaan.

Aku bukanlah pengecut.
Aku akan buktikan bahwa aku bisa.
Bisa bertahan di dunia kejam ini,
tanpa adanya kamu di sisi.

-R, yang nggak merasa dikhianati namun pada akhirnya dikhianati juga.

KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang