3 - Kekuatan

1.1K 40 0
                                    

"Shell, ukhuwah islamiyah itu apa sih? Gue gak ngerti nih. Bahasa di buku baku banget. Susah dipahami," ujar Sheryn bingung.

"Ukuhuwah Islamiyah itu kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allah kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah."

"Maksudnya?"

"Jadi ukhuwah islamiyah itu persaudaraan sesama muslim. Karena dengan berukhuwah akan timbul sikap saling menolong, saling pengertian dan tidak menzhalimi harta maupun kehormatan orang lain yang semua itu muncul karena Allah semata."

"Oh jadi semua muslim itu sebenarnya bersaudara?"

"Ya. Dalam suatu hadits dikatakan bahwa seorang muslim dengan muslim lainnya ibarat sebuah bangunan kokoh yang saling menguatkan satu dengan yang lainnya." Sheryn tampak mangut - mangut.

"Makasih ya Shell. Sekarang gue jadi ngerti."

"Ya, sama-sama."

***

"Shodaqallaahul adzim." Shellyn menutup Al-Qurannya ketika Adzan berkumandang. Memang rutinitas Shellyn setiap pagi tidak pernah dia lewatkan terkecuali dia sedang berhalangan.

Setelah Adzan selesai, Shellyn melakaksanakan Shalat Shubuh. Setelah itu, Shellyn membangunkan Sheryn. Ternyata Sheryn sudah bangun. Bahkan dia sedang merapikan tempat tidurnya.

"Pagi Sher."

"Pagi juga Shell."

"Tumben udah bangun. Biasanya kalau lagi gak salat suka males bangun. Hihi."

"Iya nih. Lagi semangat."

"Oke deh. Aku ke bawah dulu ya nyiapin sarapan."

"Siipp." Shellyn pun pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi ini.

'Padahal gue gak sabar pengen ketemu Bagas,' guman Sheryn. Lalu Sheryn membuka jendelanya. Sejuk sekali udara di pagi ini. Sheryn beranjak ke meja riasnya. Senyum yang mengembang, pudar seketika ketika melihat foto yang berisikan dirinya, Shellyn, Papa dan Mama. Sheryn rindu pada keluarganya itu.

Semenjak papa dan mamanya berpisah, Sheryn kehilangan kasih sayang. Hanya Shellyn yang kini selalu ada untuk dirinya. Mamanya pindah ke Surabaya. Sedangkan mamanya mengurus pekerjaan di Medan. Papanya sering tidak pulang ke rumah. Biasanya sebulan hanya tiga kali saja pulang ke rumah sekedar untuk memberikan uang jajan.

Sheryn mengambil foto itu, lalu memeluknya. Sheryn memejamkan matanya membayangkan keluarganya itu berkumpul di rumah ini. Sheryn rindu. Benar-benar rindu.

"Sher, kamu kenapa?" tanya Shellyn di ambang pintu.

"Gak apa-apa."

"Kok suara kamu serak? Habis nangis ya?" Shellyn pun menghampiri Sheryn. Tiba-tiba Sheryn memeluk erat Shellyn.

"Kamu kenapa sih?" tanya Shellyn.

"Gue kangen papa mama," jawab Sheryn bergetar. Shellyn mengangguk.

"Sama. Aku juga."

"Kenapa ya papa mama gak peduli ke kita? Apa mereka terlalu mementingkan diri mereka sendiri?"

"Mereka bekerja untuk kita Sher."

"Bohong. Buktinya mama gak balik lagi semenjak resmi cerai dari Papa. Dan Papa pulang sebulan tiga kali. Itu gak cukup Shell. Gue iri sama temen temen yang lainnya yang tiap weekend pergi liburan sekeluarga. Gue iri ketika pembagian raport semua orang tua dateng. Tapi apa? Apa kita pernah? Gak Shell."

S I N A R ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang