Memutuskan untuk berpisah dengan kembarannya, merupakan pilihan Shellyn. Shellyn kini tinggal bersama papanya di Medan.
Berat bagi Shellyn untuk tinggal berdua bersama papanya di kota Medan yang mungkin dia akan lebih banyak sendiri. Saat masih di Jakarta, walaupun jauh dari kedua orang tuanya, Shellyn selalu bahagia tinggal bersama Sheryn, kembarannya itu.
Setiap hari, Shellyn selalu melaksanakan aktifitasnya seperti di Jakarta. Kekuatan doa dipercayai Shellyn akan kebahagiaan keluarganya.
Sementara itu, Sheryn tinggal bersama mamanya. Suatu kebahagiaan bagi Sheryn dapat menghabiskan waktu bersama wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini.
Namun, semakin hari, Sheryn merindukan sosok Shellyn. Orang yang telah mengubah kehidupannya. Sheryn hanya dapat memeluk figura berisikan dirinya dengan Shellyn yang sedang tertawa lebar. Sambil memejamkan matanya, Sheryn merasakan kehadiran Shellyn di sampingnya.
Perlahan, Sheryn mengambil smartphone-nya. Tak lama, wajah gembira Shellyn menyambutnya hangat.
"Sheeeeeeerr! Assalamualaikum. Apa kabar?"
"Waalaikumsalam, Shell. Alhamdulillah aku dan mama baik-baik aja. Gimana kabar kamu?"
"Alhamdulillah aku sehat. Papa juga."
"Ngomong-ngomong, siapa ya yang nemenin Bagas buat olympiade itu? Hmm kayaknya dia pusing banget deh gak ditemenin kamu."
"Apasih Sher. Kamu malah bahas dia. Lagi pula kemarin dia bilang ke aku katanya dapet juara kedua kok."
"Cie cie udah suka chat ya sekarang. Awas lho ntar baper."Shellyn terdiam sebentar.
"Heh! Tuh kan ngelamun. Pasti mikirin si Bagas nih."
"Ganti topik, please!"
"Haha okedeh. Kamu di sana gimana Shell? Seru gak?"
"B aja sih. Kesepian banget di sini."
"Sama dong."Mereka menghabiskan malam dengan mengobrol di depan smartphone-nya masing-masing. Ya mereka sedang video call.
Semua topik mungkin telah dilahap habis oleh mereka. Tak terasa, jarum jam sudah menunjuk ke angka sepuluh. Mereka mengakhiri pembicaraan karena besok pagi harus melaksanakan rutinitas sekolah.
***
Pagi harinya, Shellyn melihat kalender yang terpampang di atas nakas. Tangannya mengambil spidol yang ada di atas meja lalu membuat silang di tanggal hari ini.
"Gak terasa tiga minggu aku tinggal di sini. Itu artinya, minggu depan aku bakal ketemu Sheryn. Sesuai yang papa bilang, setiap akhir bulan kita semua bakal kumpul. Ah! Aku gak sabar."Bersambung.
Sebelum pindah ke cerita yang lain, beri vote dan juga kritik saran yaa❤
KAMU SEDANG MEMBACA
S I N A R ✔
SpirituellesBagaimana kehidupan seseorang saat dirinya hidup tak terarah, sedangkan sang kembaran justru sebaliknya? Ketika semua kepahitan berhasil dilalui dan berubah menjadi sebuah kebahagiaan, apakah dapat bertahan lama?