SPESIAL: Epilog

144 10 1
                                    

Berkali-kali jatuh hingga terhempas ke lautan samudera. Mungkin itu yang dapat menggambarkan keadaan Shellyn saat ini. Setelah kematian papanya, disusul dengan pengakuan menyakitkan sang mama, sekarang dia harus menahan pahit ditinggalkan oleh Sheryn, saudara kembarnya.
"Tenang di sana, Sher." Shellyn menaburkan bunga di atas makam saudara kembarnya itu. Sheryn ditemukan tewas di dalam musolla yang roboh tersebut. Badannya tertimpa material bangunan yang berjatuhan di lantai.

***

"Bunda, ini siapa? Kenapa bunda ada dua?" tanya seorang anak kecil. Wanita itu tersenyum sambil meraih sebuah figura yang dipengang oleh sang anak.
"Ini bunda, ini tante kamu. Dia sangat mirip dengan bunda karena kami kembar."
"Kenapa aku gak pernah ketemu tante, bunda?"
"Tante udah enggak ada. Dia udah tenang di sisi Allah bersama kakek."
"Apa itu jauh, bunda?"
"Ya jauh sekali. Maka dari itu, kita harus rajin mengirimkan Al-fatihah untuk tante dan juga untuk kakek."
Anak kecil itu mengangguk paham.
"Ayah pulang!" seru seseorang dari balik pintu.
"Horeeeee"
Anak itu mencium tangan sang ayah dengan semangat.
"Mau bunda buatkan teh?" Pria itu mengangguk setelah sang istri mencium tangannya.

Sore itu menjadi hangat karena keluarga kecil itu berkumpul sambil menonton tv. Anaknya yang masih berusia 5 tahun itu tak henti-hentinya bertingkah menggemaskan di hadapan orang tuanya.
"Shell, aku sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari hidup kamu." Pria itu menatap lembut. Shellyn -yang kini menjadi istrinya tersenyum bahagia.

Shellyn bangkit dari keterpurukannya dengan mencoba untuk menata kembali kehidupannya. Shellyn memutuskan untuk berdamai dengan apapun termasuk dengan sang mama. Setelah kematian Sheryn, Shellyn memutuskan untuk ke Jakarta dan memulai hidup baru di sana. Salah satunya dengan fokus pada pendidikanya.

Bagas, menjadi orang yang sangat berarti bagi Shellyn sejak saat itu. Walaupun berbeda kampus, Bagas selalu membantu Shellyn jika sedang kesulitan.

Jodoh menyatukan keduanya. tepat di hari ulang tahunnya yang ke 26, Shellyn melangsungkan pernikahan dengan Bagas. Saat ini keduanya telah dikarunia seorang anak laki-laki.

Walaupun diberi ujian yang sangat berat, Shellyn bisa melewati itu semua. Kini dia menikmati kebahagiaan bersama Bagas dan juga sang anak.

Orang bilang akan timbul pelangi setelah hujan. Bohong. Shellyn tidak mendapatkan itu. Yang Shellyn dapatkan setelah hujan adalah badai. Namun, dia mendapatkan sebuah cahaya yang menyinari gelapnya malam. Cahaya itu adalah kekuatan dari dalam dirinya. Sabar dan tabah adalah pelindung cahaya tersebut. Kini, biarkan Shellyn merasakan pelangi setelah dahsyatnya badai dan menjadi cahaya bagi orang-orang di sekitarnya.

SELESAI.

Oke, aku mau cerita dulu. Jadi, cerita ini dibuat sekitar tahun 2015. Dipublish di sini sekitar tahun 2017. Dibuat sekuelnya pada tahun 2018. Di tahun 2019 ini baru selesai.

LAMA AMAATTTTT!!!!
Ya! Betul! Lama..
Jujur awalnya ini mungkin bakal gantung terus karena kelamaan writer's block jadi bingung sama alur yang pertama.
Jadi, maaf yang sebesar-besarnya jika cerita ini kurang/tidak memuaskan. Dulu dibuat zaman SMA kelas 10, sekarang udah semester 4 jujur agak cringe bacanya wkwkwkwk😂

Sekali lagi, makasih banyak buat kalian yang sudah menyempatkan baca. Ditunggu kritik & sarannya yaa😊

Oh ya, buat yang suka cerita yang ringan bisa baca work aku yang lain, judulnya SEMENJANA, tapi belum tamat masih gantung😅 https://my.w.tt/cKyDEXwZiZ

See you, guys❤!!!

S I N A R ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang