Raisa langsung berjalan dengan langkah yang cepat menuju kamar nya, sementara Rafi hanya menatap lirih Raisa.
"Kak Raisa kok naik ke atas? Dia siapanya kakak?" Tanya Claudia
"Dia...dia-mending kamu pulang aja deh, bukan nya ngusir cuman nanti kamu di marahin, lagi sama mama kamu pulang telat" ucap Rafi
"Oh iya. Iya deh. Aku pulang di anter-"
"Kamu pulang sendiri aja ya, kakak lupa kalau jam segini kakak ada les" alibi Rafi
"Oh kakak les. Les dimana?"
"Privat-"
"Okey deh aku pake ojek online aja" Claudia lalu berkutit dengan iPhone nya
"Kakak ke kamar dulu ya, kamu kalo mau keluar, keluar aja gak usah izin lagi nyamperin ke kamar kakak" jelas Rafi
"Siap kak" Claudia tersenyum sambil hormat ke Rafi
Rafi tersenyum. Bukan tersenyum ikhlas, Rafi kini sedang memikirkan perasaan nya Raisa. Raisa seorang perempuan, yang kata orang perempuan itu lemah apalagi masalah yang kayak gini. Tugas cowok itu menghibur hati perempuan yang sedang patah bukan merusak hati perempuan sampai hancur berkeping-keping.
Rafi berhenti saat sampai depan kamar nya, ia mendengar orang sedang menangis sesenggukan. Rafi tahu itu suara Raisa, siapa lagi perempuan yang tinggal di rumah ini.
Rafi terdiam. Rafi duduk dan bersandar di pintu kamar sambil mengusap wajah nya dengan kasar. ia memikirkan penyesalan yang sudah lewat dengan perasaan hancur. Penyesalan ketika ia nonton film dengan Claudia sambil merangkul.
Lima menit berlalu, Raisa keluar dari kamar nya untuk mengambil minum "loh, kok pintunya susah di buka sih?"
Raisa mendorong pintu nya keras.
Bruk!
Raisa kaget melihat Rafi tersungkur.
"Rafi?"
Rafi tertidur dalam keadaan tersungkur sekarang.
"Ngapain dia tidur disini?" Ujar Raisa mengerutkan dahi nya "masa gua angkat? Kan berat"
Raisa akhirnya kelantai bawah untuk mengambil minum. Raisa minum sambil berdiri di ambang pintu kamar nya lalu menciprat kan sedikit air ke wajah Rafi.
"Bangun woyy!!"
Rafi mengerjap-ngerjapkan matanya lalu duduk normal.
"Kok gua disini?" Tanya Rafi
"Mana gua tahu. Gua buka pintu, lu nya udah ada di depan pintu kamar" jelas Raisa
Rafi langsung teringat kejadian 5 menit yang lalu. Rafi bangkit dari duduk nya.
"Raisa lu marah ya sama gua, Maafin gua ya.." ucap Rafi sambil memegang tangan Raisa
Raisa membulat kan matanya tak percaya.
"Tadi kelepasan, dedek khilaf mah" lanjut Rafi dengan nada seperti anak kecil
Raisa tertawa kecil "iya nak, Mamah maafin" sambil mengusap pucuk rambut Rafi
Rafi ikut tertawa.
"Gua seneng bisa ketawa bareng lu, lo itu ternyata gak kaku ya, humoris juga-oh iya gua lupa dia kan Temen nya Rayn otomatis Rafi juga orang nya asik+humoris Ahhh jadi tambah cinta sama Rafi..." Batin Raisa sambil tersenyum-senyum melihat wajah Rafi
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker (Tamat)
Teen FictionDulunya mereka bersahabat baik. Suka dan duka mereka jalani bersama, tapi kenapa sekarang berbalik? Setiap hari nya Rafi dan Raisa beradu mulut, kalau tidak ada yang melerai mereka akan terus-terus an seperti itu. Kedua orang tua mereka selalu d...