Taehyung pov
Aku bahkan masih bingung dengan perasaanku. Tapi apapun alasannya. Aku sangat yakin selalu ada rasa yang tertinggal di dalam hatiku untuk seseorang. Mungkinkah itu Alra?
Alra pov
Mencoba berhenti mencintai. Akupun lemah dalam urusan itu...
~Budayakan vote ya,chinguu^^~ . . . . . . . "Happy Reading^^~ . . . . . . Suara dengkuran keras membangunkanku. Aku benci ini. Setiap pagi aku harus mendengarnya, ralat tapi bukan setiap pagi. Tapi setiap hari. Ini adalah hari ke-2 aku terjebak di negeri orang.
Entahlah, awalnya aku hanyalah seorang mahasiswi dibidang pariwisata. Aku hanya sedang menjelajahi negara Korea Selatan. Aku sedang ditugaskan oleh dosenku. Mengulik tentang negara Korea Selatan, Seoul selama sebulan. Awalnya aku ingin sekali pergi ke AS. Tapi aku mendapat undian negara Korea Selatan,Seoul.
Aduh kupingku terasa akan pengang. Kalau terus mendengar dengkurannya. Kami tidak sekamar,tapi bersebelahan. Namun, suaranya terdengar seperti memakai pengeras suara. Kuputuskan untuk pergi kedapur meminum segelas air.
Aku bisa berada disini. Karena campur tangan ayah dan ibuku. Mereka sangat khawatir kalau aku menyewa tempat tinggal sembarang di negeri orang. Dan inilah jadinya aku tinggal serumah dengan seorang alien.
Ia adalah anak dari temen ayahku. Padahal ayah dan ibunya apalagi kakaknya yang bernama Kim Seokjin. Dia sangat tampan. Kenapa adiknya seperti ini?
*Jin itu kaya kakak angkat taehyung tapi masih sedarah, jadi ibarat nya kaya sepupuan gitu*
Aku sempat bingung, kenapa orangtuaku mempercayakanku kepada orang seperti ini. Lihat saja dia, bahkan terlihat seperti orang dewasa yang belum bisa mengurus dirinya sendiri.
Tersadar dari pikiranku, suara aneh terdengar dipendengaranku. Ternyata itu suara perutku yang minta diisi. Aku melewati jam makan malam dan tertidur. Karena aku sangat lelah membereskan barang-barang bawaanku.
Aku memasak ramyun.
'Tolong buatkanku satu' Suara bass laki-laki menyadarkanku.
Enak saja dia menyuruhku. Bodoamatlah aku hanya bikin satu. Mienya sudah mulai matang juga. Kutuangkan kedalam mangkuk.
Aku berbalik badan untuk menaruh pancinya. Saatku berbalik badan, mangkukku hilang. Aku mencarinya kebawah kolong meja yang tadi aku taruh ramyunku.
Suara sumpit beradu,menyadarkanku. Kulihat ia sedang memegang mangkuk. 'Oh itu dia mangkukku' kurapatkan bibirku dan keeratkan jari jemariku membentuk sebuah kepalan.
Ku hampiri dia dengan sebuah pukulan. "Yak!itu ramyunku! Kembalikan!".
Dia hanya menengok sebentar dan melanjutkan makannya, dan sekarang, dia malah menyalakan tv. Tidak bisa dibiarkan.
Ku rebut mangkukku dari tangannya. Tapi yang kudapati hanya seperempat mie ramyun. Apakah dia seorang raksasa atau jin? Dia menyulap mieku hanya dengan beberapa detik sampai seperempat mie? Wah benar-benar. Ingin rasanya mengumpatinya dengan segala umpatan yang kumiliki.
"Makanlah kalau kau mau, jangan lupa cuci piringnya dan terima kasih untuk ramyunnya" ucapnya dengan cengiran kuda.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.