"lah, Radika? " teriak Reya dengan kaget.
"Avreya? " Teriak Radika yang tak kalah kagetnya.
"lo sekolah disini? "tanya Reya masih tak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang.
"lah iyalah, jadi elo murid baru yang di omongin anak-anak dari tadi ? Sumpah gue masih gak percaya," ucap Radika dengan senyum mengembang di bibirnya.
"lah dik, apaan noh di bokong lo? " tanya Rubi salah satu teman Radika.
"hah? Apaan?" Radika menoleh kebokongnya dan meraba-raba ada apakah disana.
"sial, siapa nih yang berani-beraninya naro permen karet di kursi gue," teriak Radika dengan muka merah.
Hal itu membuat Alexa, Avreya, dan Kenzi kicep seketika. Radika saat ini benar-benar menakutkan.
"sorry dik, gue yang naro," cicit Avreya pelan.
"tapi gue gak tau kalo itu lo, suer " lanjut Avreya cepat sambil mengangkat sebelah tangannya ke udara dan membentuk huruf V dengan jari telunjuk dan tengahnya.
"pasti lo berduakan, yang ngajarin Avreya? Ngaku lo," tuduh Radika pada Alexa dan Kenzi.
"sorri dik, plis maafin kita dik," ucap Alexa dan Kenzi bersamaan dengan tangan memohon.
"gak mau tau, pokoknya kalian harus dapet hukuman, kecuali Avreya," ucap Radika tak terbantahkan.
"yah kok lo gitu sih dik? Masa cuma kita berdua? Gak adil ah lo," protes Alexa tak terima.
"Sorry ya, Avreyakan lo berdua yang pengaruhin, jadi tanggung sendiri akibatnya." ucap Radika sinis.
Alexa dan Kenzi menghela nafas berat, sungguh mereka tak menginginkan hal ini terjadi. Apalagi sampai berurusan dengan Radika yang notabene geng bully gak pandang gender.
TrackRecord yang dibuat Radika, Rubi, dan Celo sangatlah amat mengerikan. Membayangkannya saja sudah ingin membuat pingsan, apalagi jika itu terjadi pada Alexa dan Kenzi."TIIIIIIDDDDDDAAAAAAAKKKKKKKKKK........" ucap Alexa dan Kenzi bersamaan membuat seisi kelas memusatkan perhatian pada mereka ber-Enam dipojok kelas.
"lah, lo berdua kenapa coba? " tanya Avreya polos sambil menepuk pelan bahu Alexa yang memang berdiri di sampingnya.
"dik, plis jangan bully kita dik, plis" ucap Alexa dan Kenzi memohon pada Radika tanpa memperdulikan pertanyaan dari Avreya.
"hemt,,, gimana menurut lo guys? "tanya Radika pada teman-temannya seolah menimang-nimang hukuman apakah yang akan Radika berikan.
"gimana kalo mereka jadi Jongos kita selama 3 Hari dik?" Ujar Celo memberikan usul.
"bener tuh dik, itung-itung hemat Tenaga 3 hari dik, lumayanlah buat perenggangan otot," tambah Rubi dengan Antusias.
"lah kok jadi gini sih, udah maafin mereka ajalah dik, plis ya Radika," Ujar Avreya memohon pada Radika agar melepaskan kedua teman barunya. Alexa dan Kenzi sendiri sudah memasang muka memelas sedari tadi.
"oke, kali ini lo berdua gue lepasin, ini juga karna Avreya ya lo berdua slamet," akhirnya setelah terjadi keheningan beberapa dekit Radika buka suara,
"kita janji gak gitu lagi dik, suer," Alexa dan Kenzi berjanji dengan sungguh-sungguh.
"yah gak seru lo dik, " ucap Celo sedikit kesal.
"iya dik, masa lo lepas gitu aja sih,kesempatan 3 hari jadi raja ilang dah," tambah Rubi dramatis sambil memegangi dadanya.
"lo alay sumpah, sampe-sampe pengen gue tabok noh muka jelatah lo," ucap Radika jijik.
"sakit hayati bang, sakit, "Ucap Rubi semakin menjadi-jadi.
"BUSUNG OTWWWWW......" teriak Yoga, sang ketua kelas yang berlari dari pintu menuju tempat duduknya.
Seketika kelas menjadi hening, tak lama kemudian Bu Esung atau biasa disapa BuSung, guru Fisika yang paling Killer di SMA 17 masuk kedalam kelas yang seperti tidak ada penghuninya, padahal kelas penuh.
"Selamat pagi anak-anak" ucap BuSung keras.
"Selamat Pagi Bu," jawab murid kelas XII IPA 3 serentak.
"baik keluarkan kertas, kita ulangan dadakan hari ini." kata BuSung dengan santainya.
Sontak kelas yang tadinya masih hening tiba-tiba menjadi ricuh, banyak siswa yang protes sana-sini, mengeluh, tiba-tiba sakit,dan masih banyak lagi.
"bu," Radika mengangkat tangannya ke atas.
"iya radika?" jawab BuSung.
"ulangannya gak bisa di cancel aja bu, saya belum belajar hlo bu," ujar Radika polos.
"iya bu, kita juga belum belajar bu," ucap anak-anak sekelas.
"sayakan sudah bilang ini ulangan dadakan, jadi seharusnya kalian sudah mempersiapkan diri dirumah dengan belajar," Ucap BuSung tak terbantahakan.
"kalo nanti nilai saya jelek gimana? Trus gak lulus ibu mau tanggung jawab? " bantah Radika tak mau kalah.
BuSung memijit pelipisnya pelan,"duh, Radika Varelino, saya tau kamu itu bodoh, tapi tolong dong kalo dikelas saya sok pinteran dikit, yang namanya lulus itu ditentukan dengan Ujian Nasional bukan ULANGAN SAYA," kata Busung tak berperasaan.
Semua yang mendengan ucapan BuSung pun tertawa terbahak-bahak, hingga memegangi perut mereka karena sakit.
"sumpah dik, lo goblok banget," Ujar Celo yang duduk di depan Radika.
"lo goblok apa gimana sih dik, dik," tambah Rubi.
Mereka juga masih menertawakan Radika, tanpa terkecuali Avreya yang notabene duduk disebelah Radika.
******
Setelah selesai mengerjakan Ulangan dadak dari BuSung yang sebenarnya sama sekali tidak dikerjakan Oleh Radika dan ketiga temannya, yaitu Rubi dan Celo. Mereka kekantin bersama-sama dengan Avreya, Alexa dan Kenzi.
Sepanjang koridor banyak siswa yang membicaran mereka, tak jarang juga yang memuji secara terang-terangan ketampanan dan kecantikan ciptaan Tuhan itu.
"eh, eh,,,," Avreya mengintrupsi dan menghentikan langkah semuanya di depan koridor anak kelas 11 IPA.
"paan sih Re," kesal Radika karena tiba-tiba berhenti di tengah jalan.
"sumpah doi, ganteng banget. Kanalin gue dong," Avreya melihat takjub ke arah lapangan outdoor dibawah sana dari Lantai 3 ini.
"ganteng? Hello, disekolah ini gue yang paling ganteng Avreya," jawab Radika dengan PDnya.
"itu sih, lo yang kepedean Dik," ujar Avreya ketus.
"siapa sih re, yang mana? " tanya Alexa sambil clingak-clinguk mencari orang yang dimaksud Avreya.
"itu tuh, yang lagi minum di tepi lapangan basket," Avreya menunjuk lelaki yang duduk sendirian disana.
Sontak Radika mengepalkan tangannya, dia sedang marah.
Rubi dan Cello yang melihat itu langsung saja menarik semuanya untuk segera kekantin."eh, udh ntar aja Re, mending kita ke kantin ae langsung " ujar Cello yang langsung menarik avreya dan Alexa, sementara Rubi menarik Radika dan Kenzi.
Karena tarikan Cello yang sangat bertenaga, alhasil Avreya takbisa menolak dan hanya pasrah saat di geret kekantin.
---------------
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Boy Friend
Teen FictionAvreya Quenna -terdengar klise memang jika tidak ada perasaan lebih antara sahabat yang berbeda kelamin. Yah, aku mencintai sahabatku sendiri meski aku baru menyadarinya sekarang, dan harapanku adalah bisa mendapat sekali lagi kesempatan untuk bers...