Author pov
Hari ini rasa penasaran Avreya semakin menjadi-jadi, dia benar-benar tidak sabar untuk bertemu Troubelmaker SMA 17 jakarta yang duduk di sebelahnya.
Saking ingin taunya Avreya berangkat pagi sekali hari ini."re, kamu gak lagi nglindur kan re?" tanya Verinica-mamanya.
"enggak mama, sebagai murid baru yang teladhan reya kan harus memberi contoh yang baik mama sama temen-temen reya yang suka ngelanggar peraturan." Jawab Avreya dengan mengibaskan rambut panjangnya.
"tuh kan, kayaknya kamu sakit deh re, hari ini gak usah sekolah aja" Verinica semakin khawatir dengan putrinya itu.
Avreya memutar matanya jengah, "mamahku yang cantik nan imut, Reya gak sakit mama, yang sakit itu mama, jadi mama aja yang di rumah gak usah Shopping" balas Avreya dengan nada selembut mungkin.
"ck, anak siapa sih kamu. Batu banget"
"Ya Allah, apa salah hambamu ini punya mama yang gak mau ngakuin anaknya," ucap Avreya dengan nada keras dan dramatis.
"duh kalian pagi-pagi udah drama aja, " keluh Alvin yang baru saja tiba di ruang makan.
"itu tuh anak kamu, masak jam segini mau berangkat sekolah" Verinica menuding Avreya dengan dagunya.
"loh, bagus dong mah, malah gak telat" ucap Alvin memberi dukungan pada Reya,
"waa, papah memang dabest " Reya mengacungkan kedua jempolnya ke hadapan Alvin.
"huh, papah kok malah belain Reya sih, bukanya mama" Verinica melipat tanganya di depan dada.
"gitu aja ngambek, kek ABG kamu" ucap Alvin yang hanya mendapat pelototan mata dari Verinica, sementara Reya hanya cengengesan tak jelas.
"mama aduin ke Reta, kalo mama di bully sama suami dan anak sendiri" Verinica bangkit dari duduknya lalu berlari ke kamar.
"wahahahhahahaha" tawa Reya menggelegar saat Verinica sudah masuk ke kamarnya.
Reya bisa menebak pasti mamanya saat ini sedang mengadu pada kembaranya yang ada di London sana untuk meminta pembelaan. Setelah itu pasti Reta langsung menghubungi Reya. Kalo kalian mengira Reya bakal kena marah itu SALAH BESAR ! karena yang terjadi adalah,
Ponsel Reya berdering cukup keras, dia melihat layarnya sekilas "Reret" nama itu yang tertera disana. Dengan satu gerakan Reya mengangkat telfon dari Reta.
"njir, nyokap lo minta di cipok papah tuh kayaknya, asli ngakak gue. Hahahaha" ceplos Reta dengan tawa yang tidak ada habisnya.
"HAHAHAHA bener-bener, pah mamah kurang belaian kayaknya," ucap Reya pada Alvin dengan tawa.
"oh pantes dari semalem mama kamu ngode papa terus" Alvin tersenyum geli.
"Wkakaka, papa kurang peka" ucap Reta, di sebrang sana.
"ya udah, kamu berangkat gih, papa mau kerja dulu sama mama" Alvin mengedipkan sebelah matanya pada Reya.
"semangat papa," ucap Reta dan Reya bersamaan.
"hahaha, udah ah, gue mau sekolah, gue punya misi pagi ini"
"ah elah sok teladhan lo berangkat jam 6 gini, biasanya juga jam 8 lo masih molor" kata Reta merendahkan.
"kamvret, ngaca dunk tante, situ bicarain diri situ sendiri , " balas Reya sinis.
"hehe, ya mau gimana lagi, daya gravitasi kasur gue lebih kuat di banding kesadaran otak gue Re"
"halah, itu sih lo aja yang malesan "
"hihihi, serah lo dah gue mau tidur lagi, BYE" Reta langsung memutuskan sambunganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Boy Friend
Ficção AdolescenteAvreya Quenna -terdengar klise memang jika tidak ada perasaan lebih antara sahabat yang berbeda kelamin. Yah, aku mencintai sahabatku sendiri meski aku baru menyadarinya sekarang, dan harapanku adalah bisa mendapat sekali lagi kesempatan untuk bers...