Tujuh

4.7K 148 2
                                        

Hari pertama Avreta di sekolah.
Baru masuk pintu gerbang aja udah banyak cowok histeris, apalagi kalo gak karena kecantikannya.

"eh, kok gue ngerasa jadi bidadari ya re disini," keluh Avreta yang sebenarnya sangat senang sekali.

"heh, elo bidadari? Lampir yang ada!" ucap Avreya dengan ekspresi seakan ingin muntah.

"ah,lo mah sirik aja sama gue. "

"What the Hell," maki Avreya.

"Reyaa," teriak Alexa dan Kenzi, di ujung koridor menuju tangga saat melihat Reya.

Keduanyapun langsung menghampiri Avreya dan Avreta.

"siapa re ? Kok mirip sama lo? " tanya Kenzi penasaran.

"hay kenalin gue Avreta kembarannya Avreya," sapa Reta dengan senyum manis dibibirnya tak lupa juga dia mengulurkan tangannya pada Kenzi dan Alexa.

"kenzi,"

"Alexa, salam kenal ya, kita berdua sahabatnya Reya "

"udah sesi kenalannya, sekarang ke kelas aja, dan lo keruang kepsek sana, tanya kelas lo dimana," ucap Avreya.

"lo kayaknya lagi un mood re dari kemaren, pms lo? " tanya Kenzi.

"prasaan lo aja kali," jawab Reya dengan menampilkan senyumnya.

"ya udah, gue kepeksek dulu, ya, dah,,," pamit Avreta.

"yuklah kekelas," aja Alexa pada Kenzi dan Avreya.

*****

Radika sudah duduk di kursinya dengan manis sejak pagi tadi, dia sedang menunggu Avrey. Ya untuk meminta maaf atas perilakunya yang begitu posesif, padahal mereka hanya sekedar sahabat.

"eh, reya tuh," ucap Cello sambil menepuk pundak Radika.

"semangat bro," kata Rubi lalu beranjak meninggalkan Radika dan menyeret cello.

"pagi re," sapa Radika, ketika reya sudah berada disampingnya.

"pagi dik," jawab Reya seadanya.

"re, soal sikap gue, gue minta maaf," ucap Radika penuh penyesalan.

"udah gue maafin kok dik, kitakan sahabat," kata Reya, dengan senyum yang menghiasi bibirnya.

"iya lo bener," balas Radika yang sebenarnya sedikit nyeri di hati mengetahui kenyataan bahwa dia dan Avreya hanya sebatas sahabat.

"cie udah baikan nih ceritanya," goda Cello, Rubi, Alexa dan Kenzi bersamaan.

"iya dong, emang kapan kita marahan ya re? " Radika menatap Avreya penuh sayang.

"iya, kalian ngaco nih, padahal gue sama dika baik-baik aja," timpal Avreya.

"gak ada apa-apa, pala lo minta di toyor?! " maki Cello.

"kemaren aja, diem-dieman gak mau ngomonglah, gak mau ketemulah,huh apaan," kata Alexa.

"hehe. Ya sorrylah apa daya Reya cuma seonggok makanan basi yang dibuang di tempat sampah" jawab Avreya sambil memegang dadanya.

"tempat sampah tu gak cocok sama lo re, mending di hati gue aja," gombal Radika dengan mengerlingkan matanya.

"cieeeee, tau dah yang pdkt " ucap Alexa, Kenzi, Cello,Rubi bersamaan. Lalu semuanya pum ikut tertawa.

----

Di kelas lain, avreta kini tengah berdiri di depan kelas memperkenalkan dirinya sebagai murid baru.

Avreta memang tidak sekelas dengan Reya maupun yang lainnya, dia berada dalam satu kelas dengan Anzhel.

Awalnya Anzhel kira dia adalah Avreya, tapi setelah perkenalan akhirnya dia tau, kalo yang tengah berdiri di depan sana adalah saudara kembar Avreya, yang bernama Avreta.

"nah, Avreta, silakan kamu duduk di samping Anzhel," kata guru yang kini tengah mengajar dikelas.

"hay gue Avreta, salam kenal" sapa Avreta pada Anzhel yang hanya dibalas dengan deheman oleh Anzhel.

Karena tau sendiri Anzhel itu adalah cowok cuek, jadi wajar saja kalo dia tidak terlalu perduli. Apalagi Anzhel merasa ada sesuatu pada Avreta. Entah Anzhel tidak tau apa, yang jelas dia berbeda dengan Avreya.

***

Saat ini tengah jam istirahat, dan Sekarang Avreya dkk sedang berada di kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong.

"eh, re katanya kembaran lo pindah kesini ya?" tanya Cello.

"hu.uh tapi ntah deh dia dikelas mana," jawab Avreya.

"kok lo keliatan gak suka sih sama kembaran lo sendiri?" kali ini Rubi yang bertanya.

"iya, dari tadi pagi lo unmood mulu kalo ngomong,"tambah Kenzi.

"huh, kenapa sih re?"kata Alexa menambahi.

"heuh, gue gakpapa kali, prasaan kalian aja mungkin, " jawab Avreya dengan senyumnya.

"hay semua," sapa Avreta yang tiba-tiba datang dan nyempil di antara Reya dan Alexa.

"hay," sapa balik Cello dan Rubi, karena memang baru ini pertama kalinya mereka bertemu.

"lo kembarannya reya ya, kenalin gue rubi,"

"gue cello," keduanya mengulurkan tangannya untuk bersalaman yang di tanggapi baik oleh Reta.

"avrete, panggil aja Reta" kata Avreta yang dibuat-buat sok manis.

"re, lo tau gak gue duduk sama cogan tau di kelas," cerita Reta tanpa malu sedikitpun

"siapa namanya ta?" tanya Kenzi kepo, pasalnya yang rata-rata di atas tampan di sekolah ini ya cuma Radika, cello, dan Rubi, ah satu lagi Anzhel.

"emt, kalo gak salah sih namanya Anzhel, duh doi kece banget," puji Reta.

"oh, kirain siapa," balas Reya tidak terlalu tertarik meski sebenarnya dia cemburu abis.

Disisi lain, Rubi dan Cello sudah was-was kalo Radika bakal loss control lagi, tapi syukurlah ternyata dia gak perduli sama sekali, mungkin karena yang muji itu orang lain dan bukan orang yang radika anggap penting jadi dia tidak perduli.

***

Sepulang sekolah, seperti biasa Radika, Rubi dan Cello berjalan beriringan menuju parkiran.
Tercetak dengan jelas wajah lelah ketiganya, peluh membasahi tubuh mereka setelah latihan futsal.

"nongki-nongki cantik yuklah, baru jam 5 nih," ajak Cello.

"boljug tuh, udah lama juga kita nggak ke warungnya teh Iin." sahut Rubi,

"ya udah berangkat," ucap Radika semangat dan di ikuti Rubi dan Cello di belakang.

Sesampainya disana, ketiganya di sambut dengan senyum hangat dari Teh Iis, penjual di warung kaki lima yang biasa mereka tongkrongi, letaknya juga tak jauh dari sekolahan.

"eh, cogan-cogan lama gak kesini  udah punya pacar ya? " goda teh Iis.

"iya tuh teh,si Radika lagi pdkt teh," jawab Rubi dengan nada agak keras.

"haduh, pasti cantik banget ya itu ceweknya,"

"jelas dong teh, liat dulu dong Dika aja ganteng gini " jawab Radika sambil duduk menyilangkan kakinya lalu sedikit membenarkan kerahnya agar terlihat cool.

"kanalin atuh, ajak kesini " kata teh Iis sambil meletakan pesanan ketiganya.

"siaplah teh, nanti dika bawa " kata Radika dengan mengedipkan matanya.

Hari sudah menjelang malam, akhirnya Dika, Rubi dan Cello memutuskan untuk pulang.

*******

Huh akhirnya bisa up lagi, setelah sekian lama aku gak buka watty.

Makasih yang udah baca sampe saat ini, kalian BERHARGA .

Happy reading,  jangan lupa Vote dan Commentnya ya. 

My Bad Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang