Radika POV
Asli sumpah hari ini gue bete mampus. Udah tadi ulangan fisika susah banget lagi. Masa iya itu guru ngasih ulangan materi yang bahkan belum disampain sebelumnya, yah mana gue ngerti coba. Kalopun BuSung ngasih soal yang materinya udah dikasih belom tentu juga gue bisa ngerjain sih. Eits, bukan berarti gue bodoh ya, cuma gak ngerti aja. Alhasil tuh ulangan dadakan nggak gue kerjain, ngapain di kerjain kalo ujung-ujungnya salah semua juga, mending gue tidur toh nanti nilai gue juga sama.
Selain masalah ulangan, kebetean gue juga meningkat drastis karena mantan sahabat gue yang sialan bangsat dipuji ganteng sama cewek yang gue taksir. Siapa lagi kalo bukan Avreya. Rasanya pengen meledak nih kepala waktu Avreya bilang itu cowok brengsek ganteng, yah gue akuin sih dia ganteng, tapi tetep aja GUE LEBIH GANTENG DARI DIA.
Bughh.
Cello menepuk bahuku sedikit keras yang membuat lamunanku buyar. "apaan sih elah," ucapku sedikit emosi.
"ye, malah marah-marah," ucap Cello menahan kesal.
"udah-udah, cello cuma tanya lo pesen apa tapi lo nggak nyaut-nyaut," ucap Rubi melerai aku dan Cello.
"iya lo kenapa sih dik, kok tiba-tiba ngelamun gitu?" tanya Kenzi yang duduk di depan Rubi.
"iya dik, prasaan tadi lo gakpapa deh," sahut Avreya.
"gue gakpapa, udah sana pesen, gue samain aja." ucapku mengalihkan pembicaraan.
"ya udah deh, kalo lo ada masalah cerita aja, mungkin kita bisa bantu," ucap Avreya yang terdengar sangat tulus di telingaku.
"yoi," ucapku sebiasa mungkin.
"andai lo tau gue badmood gara-gara lo muji tuh cowok brengsek Re," ucapku dalam hati.
Aku memandang Avreya penuh arti. Duh rasanya nih jantung gak bisa berdetak normal kalo deket-deket Avreya, bisa-bisa gue kena serangan jantung kalo lama-lama sama Avreya.
Gak lama setelah itu Rubi dan Cello datang membawa pesanan kami semua. Akhirnya kami makan dengan diselingi obrolan ringan.Radika POV END.
---------------
Author POV
Hari ini Avreya akan pergi jalan-jalan bersama Kenzi dan Alexa.
Bukan jalan-jalan ala gadis manja, yang biasanya ke mall dan menghabiskan uang mereka. Namun mereka pergi mengelilingi jakarta dengan jalan kaki untuk memotret.
Yah, karena ternyata Alexa dan Kenzi juga punya hobi yang sama dengan Avreya, yaitu memotret, jadi mereka memutuskan untuk mencari view bersama.Saat ini ketiga gadis cantik itu tengah berada di Monas ,setelah lelah berjalan mengelilingi luasnya kota Jakarta, disinilah mereka memutuskan untuk istirahat sejenak melepas dahaga dengan minum es kelapa.
"jam berapa Lex?" tanya Kenzi di sela istirahat mereka.
"jam 12 pas, " jawab Alexa seraya melihat jam tangannya.
"pantes panas gila," keluh Avreya sambil menyeka kringatnya.
Avreya mengipas-ngipaskan tangannya kemuka, karena sungguh udara di sini begitu panas, sampai-sampai wajah putih mulus ketiga gadis itu berubah jadi kemerahan.
"eh, itu kan..." ucap Avreya menggantung saat tak sengaja menolehkan kepalanya.
"siapa re?" tanya Kenzi yang sudah clingukan mencari arah pandang Avreya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Boy Friend
Teen FictionAvreya Quenna -terdengar klise memang jika tidak ada perasaan lebih antara sahabat yang berbeda kelamin. Yah, aku mencintai sahabatku sendiri meski aku baru menyadarinya sekarang, dan harapanku adalah bisa mendapat sekali lagi kesempatan untuk bers...