Delapan

4.4K 134 1
                                    

Alunan lagu senam penguin melantun keras di dalam kamar Reya.
Yah, reya sedang senam pagi.

Reta yang masih asik tertidurpun  mulai terusik dengan suara musik yang sangat keras.
Dengan terpaksa, Avreta bangun dari pulau tidurnya. Lalu mendatangi kamar Avreya.

"WOII LO PAGI PAGI BERISIK AMAT ELAH " teriak reta dengan menggedor-kamar reya .

Reya membuka pintu dan memperlihatkan muka sebelnya karena di ganggu, namun wajah reta tak kalah kesalnya juga.

"apaan sih ret, ganggu orang senam aja lo?!" ucap reya .

"berisik reya, gue masih pengen tidur" kata reta mendramatisir. 

"heuh, daripada lo tidur mending lo ikut senam sama gue, biar Sehat, badan tetap langsing, kencang dan awet muda" ucap avreya dengan memamerkan bodynya yang aduhai.

Sementara reta hanya memutar matanya kesal.

"tanpa kaya lo pun gue tetep langsing" sombong reta.

"hish, dasar ! Pergi loh sono" reya menutup pintu kencang lalu melanjutkan senamnya yang tertunda.

Reta sendiri pergi meninggalkan kamar reya dan kembali ke kamarnya untuk tidur.

******

Setelah selesai senam reyapun mandi, dan bersiap-siap utuk huntfot bersama radika. Sesuai janjinya kemarin mereka akan huntfot ke kawah putih bandung.

Sementara di rumah radika juga tengah mempersiapkan semua kebutuhan mereka nantinya.

"baju udah, kamera udah, oke tinggal otw ke rumahnya reya." ucap dika dengan dirinya sendiri.

Dika keluar dari kamarnya untuk turun kebawah ,lalu sarapan bersama mama dan papanya.

"kamu mau kemana dik ? Kok bawaan kamu banyak gitu ?" tanya sang mama.

"dika mau huntfot ke bandung ma sama reya, cuma 2 hari kok mumpung lagi libur" jawab dika.

"Avreya anaknya Alvin dik ?" tanya sang papa.

"iya pa, kok papa tau ?"tanya dika kaget.

"diakan temen papa waktu SMA ,dan sekarang jadi relasi bisnis papa juga," jawab papa ringan.

"ooohhh,,, ya udah dika berangkat dulu ya mah, pah." dika memberi salam kepada orangtuanya.

"iya hati-hati di jalan, gak usah kebut-kebutan hlo dik" pesan sang mama.

Dika memberika hormat pada ibunya "SIAP BOSS" .

****

30 manit perjalanan, akhirnya Radika tiba di rumah Avreya.

Ting tong ... Ting tong...

Tak lama kemudian, pintu pun terbuka.

"eh dik," sapa avreta.

"hey ta, reya ada ?" tanya radika.

"ada dikamar ,masuk aja dik.." Avreta membuka pintu lebih lebar agar radika bisa masuk kedalam rumah.

"om sama tante kemana ta ?" tanya radika basa basi.

"mamah sama papa lagi dinas luar kota, ke palang karaya. " jawab avreta .

"oh, ya udah gue ke atas dulu ya," pamit radika.

"oke deh, gue juga mau mandi ini" avreta memberi radika senyum semu, sebelum akhirnya radika berbalik dan menaiki tangga menuju kamar avreya.

"gak tau kenapa, gue slalu deg degan waktu bicara sama lo dik." kata Avreta dalam hati, sambil memandangi punggung Radika yang semakin menghilang.

"mungkin gue udah jatuh sama lo sekarang, dan gue gak bisa apa-apa untuk ngebuat lo nangkep prasaan gue," Avreya tersenyum masam, dan akhirnya pergi menuju kamar mandi.

Sementara, Radika dan Avreya kini tengah bercanda tawa tanpa beban sedikitpun di pundak mereka.

"ini juga bawa reya.." kata Radika sambil mengangkat tank top milik Avreya yang di ambilnya dari lemari.

"aaaa dika, kok lo main ambil-ambil aja sih.? Itu kan privasi gue, aaaa" teriak Avreya dengan histeris.

"hahaha sory deh sory ,gue kan bercanda re, jangan ngambek elah" bujuk radika sambil cengengesan.

"bercanda, bercanda apaan coba, dasar dika omes" tuding avreya.

"ya wajar tau, gue kan cowok re, kalo ada unsur mesum dikit ya jangan kaget." kata radika sambil mengedipkan sebelah matanya.

Tak tahan melihat ekspresi yang di tuNjukan radika, avreya pun gemas dan akhirnyA memukuli radika dengan guling. "dasar mesum, mesum, mesum ,"

"aduhh, ampun re ampunn" radika bahkan sama sekali tak berusaha untuk menghindar.

"nih rasain nih, dasar mesum, rasain nih ,nih" avreya semakin menjadi-jadi , gak perduli radika sakit ato nggak penting di pukul  sampe dia ngerasa puas.

Gak terasa 2 jam berlalu. Dan sekarang udah jam 9, akhirnya RadikA dan Avreya menyudahi permainan mereka dan turun kebawah.

"hlo kalian mau kemana kok lo bawa tas re?" tanya avreta bingung.

"oh, gue sama dika mau ke bandung, lo jaga rumah, jangan sampe di bawa kabur sama semut."

"ngaco, emang bisa gitu semut ngebawa ni rumah ?"

"ya bisa aja mungkin, blehhh " avreya mengeluarkan lidahnya tanda mengejek.

"dasar kembaran ogeb. Emang lo udah izin sama mama papa?"

"udah dong cantik, tapi masih cantikan gue." kata avreya dengan mengibaskan rambutnya.

"sinting memang, jagain tuh dik manusia gila, kalo gak bisa, udah tinggal aja ,gak usah di bawa balik," ucap avreta sinis.

"hahaha oke dah, ntar dia gue tinggalin aja di jalan kalo kumat sintingnya. " jawab radika menanggapi guyonan reta.

"uhhh, kalian juhutt memang. Akan ku adukan pada ayah dan bundaku. " avreya memegangi dadanya seolah terluka.

"stres, udah sono berangkat, jangan lupa oleh-olehnya ya," usir avreta.

"ngusir nih, ya udah yuk dik kita cabut dari rumah terkutuk ini. " kata avrey Sambil menggandeng lengan radika.

"kita jalan dulu ya ta, lo tiati di rumah," pesan radika.

Meski hany singkat namum bisa menghangatkan perasaan avreta. Meski hanya sebatas ucapan yang mungkin tidak berarti apapun, namun bagi avreta itu istimewa.

Terkadang memendam lebih baik, agar bisa tetap berada di sisinya tanpa harus membuat jarak yang malah memisahkan.

*****

Hay udah lama banget ya aku gak up,

Ya habisnnya mau gimana lagi banyak banget tugas sekolah. Dan ini pun sebebernya aku masih banyak tugas juga, tapi aku sempet"in buat nulis, buat kalian semua.

Maaf kalo mengecewakan, ini aku udah maxs banget mikirnya.

Jangan lupa vote n comment ya.

Hay I Love You ❤

My Bad Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang