Enam

5.3K 139 1
                                    

Pagi ini terasa begitu cerah, secerah hati Avreya.
Sedari tadi senyum yang mengembang di bibirnya tak pernah luntur sedikitpun.
Semua itu dikarenakan seseorang yang kini tengah berada disampingnya, mengemudikan mobil dengan fokus.
Avreya tak henti-hentinya melirik Anzhel. Ya kini Avreya memang tengah bersama Anzhel untuk mendaftar lomba fotografi yang di selenggarakan oleh Pt.Graha Pustaka Media, salah satu toko buku yang terkenal disini.

Drtt drrttt

Handphone Avreya bergetar dan membuat fokusnya terhadap Anzhel buyar. Dia melirik nama yang tertera di layar ponselnya.

Kembaran tengil

Avreya menghembuskan nafasnya jengah, kenapa disaat moment langka seperti ini ada saja yang mengganggunya. Apa dia tidak tau kalo dia saat ini tengah senang setengah mampus? Huh menyebalkan rasanya.
Dengan lesu Avreya mengangkat telfon dari Avreta.

"heh, lo kemana sih Re? Gue gak tau jalan ke sekolah, lo kan tau ini hari pertama gue sekolah, tapi kenapa lo malah ninggal gue?" semprot Reta dari seberang sana.

Avreya mengusap telinganya, sunngguh suara memekikan dari sebrang sana tidak baik untuk kesehatan telinganya.

"gue kan udah bilang gue gak kesekolah, hari ini gue dispensasi buat ngurusin eksul," jawab Avreya setengah berbisik karena tidak mau mengganggu kosentrasi Anzhel.

"trus nasib hari pertama gue gimana? Huaaaaaa" tangis Avreta menggema di seluruh penjuru ruang telinga Reya.

"udah sih ah, lo besok aja sekolahnya, gitu aja susah" ucap Reya ketus.

"ya udahlah, btw lo lagi sama siapa sih, pake acara bisik-bisik tetangga? "

"lagi sama ketua eskul, udah ya dia lagi nyetir takut ganggu dia, bye" Avreya menutup sambungan tanpa menunggu jawaban dari Reta.

"untung sodara kembar lo, kalo bukan udah gue cekek, trus gue karungin udah gitu gue buang deh ke Rawa-rawa biar dimakan sama jentik-jentik" Reta menunjuk-nunjuk layar ponselnya yang sudah mati.

Karena di tinggal Reya akhirnya Reta hanya berdiam diri kamarnya, terlebih lagi Kedua orang tuanya sedang ada perjalanan Bisnis ke Singapore untuk 2 Minggu kedepan.

"ah, gue borrinnnngggggggggg" Teriak Avreta menjambak ramputnya sendiri.

Ting tong ting tong

Indra pendengan Avreta menangkap frekuensi suara yang menunjukan rumahnya sedang ada tamu, dengan langkah malas, Reta beranjak untuk membukakan pintu.
Reta terdiam membeku ketika pintu terbuka dia langsung di peluk oleh orang tak di kenal, ingin berontak tapi apa daya reta tak mampu.

"re, plis maafin gue, gua tau kemarin gue egois banget, sorry re itu semua karna gue sayank sama lo, plis maafin gue re," ucap Radika memburu dengan suara sendu.

"eh,, eng,, kayaknya lo salah orang deh," ucap Reta sedikit takut.

Radika otomatis melepas pelukannya, dan menatap Avreta yang dia kira Avreya dengan tatapan tidak percaya.

"lo lupa sama gue Re? Lo lupa ingatan? " tanya Radika cemas.

"nggak, tapi gue bukan Avreya, gue Avreta, sodara kembarnya Avreya, liat mata kita beda " jelas Reta sambil menunjuk-nujuk matanya sendiri.

"eh, sorry, gue kira lo Reya. Soalnya dia gak ada cerita punya sodara kembar " Radika meringis menahan malu.

"okelah gpp, gue paham kok,"

"btw, reya ada di rumah nggak? Tadi gue kesekolah tapi doi gak ada,"

"tadi sih katanya pergi sama ketua eskul fotografi, karena tugas sekolah ,"

My Bad Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang