Lima Belas

4.5K 110 3
                                    

Rubi memutar kembali botol air mineral kosong di atas meja itu.

"mampus," keluh Alexa ,karena botol itu berhenti dan mengarah padanya.

Sementara Rubi , Cello, dan Kenzi sudah menyeringai jahil.

"Truth or Dear ?" tanya Kenzi sambil menunjuk Alexa.

"Truth ," Alexa menaik turunkan Alisnya.

Rubi berdecih,"dih, cemen,"

Alexa hanya memajukan bibirnya menanggapi decihan Rubi.

"oke, sekarang lo jujur, pas malem itu lo pergi nonton sama cogan, itu siapa ?" tanya Cello skakmat pada Alexa.

Alexa meringis ,"hehe temen doang itu mah,"

Kenzi memicingkan matanya tajam,"temen apa demen,?"

"temen suer," jawab Alexa gelagapan dan mengangkat jarinya.

Rubi menghembuskan nafas malas," ya udah lanjut," dia kembali memutar botol itu.

Dan siapa sangka nasib sial sedang berada di pihaknya sekarang.

"Astagfirullah," teriak Rubi sedikit keras karena terkejut dengan botol yang berhenti dan mengarah padanya.

Alexa, Kenzi dan Cello sudah tertawa dan menyeringai jahil.

"wahaha, sepertinya ini hari sial lo bi," ejek Cello dengan seringai di bibirnya.

"waks, ga ada pilihan kecuali dear," tambah Kenzi yang juga tertawa bahagia di atas penderitaan sahabatnya.

"pokoknya gak macem - macem loh, awas lo pada kalo aneh - aneh mintanya," Rubi menunjuk Mereka bertiga bergantian.

"gak macem - macem kok santai aja, palingan cuma semacem ," sahut Alexa di iringi kekehannya.

Rubi melotot tajam pada Alexa.

"sekarang lo berdiri, trus kenalan sama itu cewek baju ijo, sama minta nomer telfonnya, abis di kasih nah lo cium deh tu cewek," kata Cello, lancar jaya dan menaik turunkan alisnya.

Rubi sendiri melongo, melihat cewek yang di tunjuk oleh Cello.

Cantik sih, tapi ya gimana masalahnya itu cewek lagi sama bokapnya ? Atau omnya ? Atau malah simpananya ? Rubi gak bisa membayangkan bagaimana nasibnya nanti.

"cepet dong beb," goda Alexa sambil menarik tangan Rubi.

Rubi menarik tangannya dari tarikan Alexa,"gak mau ah gua, tuh dia lagi sama bokapnya, gua takut" Rubi mendelik tajam menatap ketiga sahabatnya yang sangat kejam ternyata.

"fair dong say, kan truth lo dah habis," sahut Kenzi dengan kekehannya.

Cello menepuk pelan bahu Rubi,"bro, lo cowokkan?" tanya Cello.

"ya cowoklah, bego" jawab Rubi dengan nada sewot.

"kalo cowok ya maju dong, masa gitu aja lo gak berani?" ejek Alexa.

Rubi menghembuskan nafas lelah, akhirnya dia bangkit dan berjalan menuju perempuan yang tadi di tunjuk oleh Cello, sambil sesekali melihat kebelakang ke arah meja mereka dan melotot tajam.
Sesampainya di belakang perempuan itu, Rubi berdeham sebentar.

Rubi menepuk pelan bahu perempuan itu," permisi mbak, " sapa Rubi dengan senyum mengembang di bibirnya, tak lupa ia juga menatap sosok lelaki paruh baya yang berada di depannya.

"ah, ya ?" perempuan itu menoleh karena sedikit terkejut.

"boleh kenalan gak ya mbaknya ?" tanya Rubi to the point.

Wanjir, sosok lelaki paruh baya itu langsung menatap Rubi penuh selidik. Rasanya seperti Rubi sedang di kuliti dan di telanjangi sekarang ini. Namun anehny Lelaki paruh baya itu tidak melakukan apapun, hanya memandangi kelakuan Rubi saja.

Baiklah ini pertanda baik, batin Rubi.

Perempuan baju ijo itu menatap Rubi dengan kening berkerut, " ya boleh," jawabnya sedikit ragu.

Rubi sedikit menyunggingkan senyum manisnya," gua Rubi dan lo ?" Rubi mengulurkan tangannya.

"Adera," jawab perempuan itu yang juga menerima jabatan tangan Rubi.

"boleh minta nomer telpo lo ?" tanya Rubi hati - hati,

Perempuan itu semakin mengerutkan keningnya," buat?"

"anjir cuek amat nih cewek," batin Rubi bersuara.

Rubi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dan melirik ke arah meja yang di duduki ketiga temannya.

"sial ! Mereka malah ketawa - ketawa di atas penderitaan gua !! Awas aja ntar gua bales lo pada !! Hahahaha." Rubi mentap ketiganya dengan sebal.

Rubi kembali menyunggingkan senyumnya pada Adera,"biar kita bisa lebih kenal lagi, boleh dong ya," ucap Rubi sok manis.

Perempuan itu terdiam sebentar, dan kemudian mengangguk kecil pada Rubi.

Seketika mata Rubi berbinar, dia mengeluarkan HPnya dan menyerahkannya pada Adera," nih, lo tulis aja disini,"

Dengan agak ragu Adera menerima HP Rubi, dan mulai mengetikan nomor telponnya.

Setelah mengembalikan HP pada Rubi, siapa sangka Rubi langsung menciumnya berbarengan dengan ucapan terimakasih lelaki itu.

Dengan cepat Rubi berlari meninggalkan Adera, dan menarik ketiga temannya untuk juga keluar dari kafe tersebut. Karena ntah bagaimana reaksi perempuan itu, Rubi tidak perduli yang terpenting dia harus mengamankan dirinya terlebih dahulu.

"huh huh huh," nafas keempatnya tersengal - sengal begitu duduk di jok mobil.

"sialan lo pada emang !" maki Rubi dengan nada kesal.

Cello hanya menyengir mendengar nada kesal dari Rubi,"sans ma bro, lagian lo kan juga menang banyak,"

"menang banyak gundulmu!" Rubi menjitak kepala Cello.

"iya tuh bener, lagian tuh cewek cakep ," ucap Alexa dan di angguki setuju oleh kenzi.

"serah dah serah lo pada," Rubi kemudian menstater mobilnya dan mulai meninggakan kafe tersebut.

Tring tring tring

Alexa melihat hpnya yang berbunyi, menandakan ada panggilan masuk.

"yooo reyaa,," sapa Alexa.

"hah? Oke kita kesana," kata Alexa cepat.

Ketiganya menatap Alexa penuh tanya.

"kita ke rumah Reya sekarang, ntar aja penjelasannya." kata Alexa cepat dan serius.

Ketiganya mengangguk tanpa banyak komentar, dan Rubi langsung saja memutar mobilnya menuju rumah Avreya. Sepertinya terjadi sesuatu yang serius dengan Sahabatnya itu.

********

SEE YOU NEXT !!

THANK'S FOR READING GUYSSS ....

JANGAN LUPA YA
VOTE AND COMMENT ❤❤❤

My Bad Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang