"pagi ma, pa," sapa Avreya yang baru saja turun dari kamarnya menuju meja untuk sarapan.
"pagi sayang," jawab Alvin dan Verinica bersamaan.
"re, nanti sore jangan lupa ya kamu jemput Reta dibandara," ujar Alvin mengingatkan.
"emang reta serius mau pindah kesini pa?" tanya Reya dengan mengoles roti bakarnya.
"iyalah, mana mau dia di London sendiri," sahut Verinica.
Avreya mencebikkan bibirnya, "ngapain sih pake pindah segala, udah bagus juga dia di London," ucap Avreya malas.
"papa sih setujunya juga gitu re," ujar Alvin sependapat dengan Reya.
"tos dulu dong pa," Reya mengangkat tangannya untuk highfive-ria dengan sang papa, yang juga disambut gembira oleh Alvin.
Pletakkk
"awwww,," ujar alvin dan Reya bersamaan.
"kok aku dipukul sih ma?" tanya Reya sambil mengelus-elus kepalanya.
"iya, kenapa papa juga dipukul," ucap Alvin sama kesalnya dengan Avreya.
"itu hukuman buat adik sama ayah yang durhaka," kata Verinica kemudian melenggang pergi menuju dapur.
"papah sakit,,," rengek Avreya pada Alvin.
"ya udah sama re," ujar Alvin yang juga kesakitan.
Setelah menyelesaikan sarapan paginya Reya dan Alvinpun langsung bergegas pergi ke tujuan masing-masing.
****
Pagi ini terasa melelahkan untuk Avreya, rasanya dia sangat malas untuk berjalan menuju kelas terkutuk itu.
Saat berjalan lunglai menuju lift, seseorang menepuk pelan bahunya.
"avreya ya?" tanya orang itu. Avreya pun menoleh dan menegang seketika karena kaget tapi tak lama Avreya bisa menetralkan tubuhnya.
"gue Anzhel, kemarin gue liat lo lagi ngefoto di sekitar monas ya?" tanya Anzhel lagi yang lagi-lagi di jawab Avreya dengan anggukan, karena dia masih speachles .
"gue mau nawarin lo masuk club fotografi, kalo lo minat lo bisa isi formulir ini, karena kebetulan bentar lagi ada event fotografi dan kita kekurangan orang buat persyaratan ikut lomba itu. Jadi lo pikirin baik-baik ya tawaran gue ini." kata Anzhel menjelaskam maksud dan tujuannya mencegat jalan Avreya.
Avreya memandang kertas yang disodorkan Anzhel dan akhirnya Avreya hanya mengangguk sebagai jawaban, setelah itu Anzhel pergi meninggalkan Avreya menuju kelasnya.
"bodoh bodoh bodoh," avreya memukul kepalanya.
"kenapa tadi gue mendadak jadi gak bisa ngomong sih? Duh kan kasian cowok seganteng dia gue diemin," ucap Avreya seolah sedih.
"huhuhu maafkan aku Anzhel gantengku, diriku terlalu Terkejut kamu ngajak bicara aku," Avreya bermonolog ria sambil melihat punggung Anzhel yang sudah menjauh dari tempat ia berdiri sekarang.
Avreya kembali berjalan menuju kelasnya, namun saat ini dia berubah jadi lebih bersemangat dari beberapa menit yang lalu, tepatnya ketika Anzhel berbicara dengannya, meski hanya untuk urusan extrakulikuler.
Avreya memandang data diri yang baru saja dia isi, hingga kertas itu hilang dari hadapannya.
"eh,,,eh,,eh,," Avreya hendak mengambil kembali formulir itu.
"lo mau ikut eskul fotografi? "tanya Radika to the point.
Avreya mengangguk dengan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Boy Friend
Teen FictionAvreya Quenna -terdengar klise memang jika tidak ada perasaan lebih antara sahabat yang berbeda kelamin. Yah, aku mencintai sahabatku sendiri meski aku baru menyadarinya sekarang, dan harapanku adalah bisa mendapat sekali lagi kesempatan untuk bers...