1

24.8K 1K 13
                                    

Menunggumu....

Bukan untukku, bukan untukmu. Tapi untuk perasaaan yang terlanjur bersatu.

Ini semacam kepercayaan yang sudah terlanjur kuterima. Tak inginku jadi penghianat dengan membuang ini begitu saja. Tenang, aku tidak ke mana-mana

Nan gidalige halgeoya. Eun yeojeonhi chungbunhan sigan-ieossda *aku akan selalu menunggumu. Aku punya banyak waktu*

Back to story

Baekhyun pov

Sore sudah menguning dengan semburat emas di sana-sini. Kaki seorang yeoja berjingkat naik-turun. Matanya menajam, mencari sesuatu di ujung sana. Beberapa kali dia haris menyeka keringat yang meluncur dari kening, mengancam pipinya. Terlihat lelah, berantakan, dan menyedihkan.

Dan yeoja itu adalah...,aku!

Ah,ayo cepatlah! Batinku sudah meraung-raung.

Ponselku bergetar.

"Yeoboseyo?"

"Baekhyun-ah, eodie*dimana? Kita sudah harus bersiap!"

"Ne, tunggu sebentar."

"Hah? Memangnya kau sedang apa? Jangan bilang sedang menunggu kereta."

"Ayolah, tidak akan lama."

"Ternyata benar! Dengar semua, Baekhyun sedang menunggu kereta!"

Kudengar Luhan melapor kepada tiga sahabatku yang lain; Oh sehun, Kim jong in, dan Do kyungsoo.

Bisa kudengar semua jadi riuh mengataiku. Kitarik sedikit telingaku menjauh dari gagang telepon

Dasar Xi Luhan!

"Bagaimana kabar yeollimu, hah?" Ejek kyungsoo setengah terkekeh.

"Aissh, diam kau!"

"Baek, cepatlah! The XO harus segera naik panggung. Kalau tidak, kita akan dipecat," timpal Jong in

"Bae...."

  Kesal, langsung kutekan tombol merah di ponselku.

Off.

      Dasar sahabat-sahabat gila!
Deru mendekat. Monster besi, panjang, dan beroda itu akhirnya tampak.

Emmm, kereta pukul empat.

Kubiarkan para penumpangnya berhamburan dulu. Setelah terlihat celah, aku menerobos masuk. Meluaskan pandangan, aku menangkap kursi urutan ketiga di sebelah kanan.

   "Ah, ini dia!" Kuambil benda yang terselip agak tersembunyi di sisi kursi.

Wajahku bersemi. Akhirnya, aku mendapatkan benda ini. Sesuatu yang disepelekan teman-temanku tapi begitu berarti untukku.

Dengan luapan rasa yang berbunga-bunga, keluarlah aku dari stasiun. Mengayun langkah kedua kakiku membelah malam. Udara beku musim gugur yang membelai kulit sama seklai tak jadi pengganggu. Untungnya Lotto cafe tidak terlalu jauh dari stasiun. Berlari dengan kecepatan penuh, lima menit sudah akan sampai

  "Ya, itu Baekki!" Luhan yang berada di depan pintu Lotto Cafe berkacak pinggang setelah melihat batang hidungku.

    Kyungsoo menengok ke luat, disusul yang lain. Sekarang semua kompak mencegatku di depan pintu dengan tangan terlipat.

"Apa-apaan ini?"

"Jadi? Apa Yeolli-mu itu baik-baik saja, Baekki-ya?" Nada Kyungsoo menyindir

"Sepertinya itu bukan urusan kalian!"

"Oh, ya? Kalau The XO samapi dipecat, itu juga bukan urusan kami?" Imbuh Luhan, memojokkanku.

"Aduh! Mana mungkin The XO dipecat? Yang mempekerjakan kita kan appa-nya Sehun!" Kutunjuk Sehun yang sejak tadi paling kalen dari semuanya.

"Tapi kau tidak bisa se..." Kata-kata Luhan terputus

"Anak-anak, apa yang kalian lakukan? Cepat masuk!" Seru Lee Donghae Ahjusi, menager Lotto Cafe, yang tiba-tiba mencul dari pintu.

"Ne, Ahjussi!" Aku mengambil posisi hormat.

"Kalian dengar kan? Cepat masuk atau kita akan benar-benar dipecat!"

Dengan santai aku melenggang menuju pintu. Sedikit menumbruk bahu Luhan dan Kyungsoo yang berada di tengah barisan.

"Huh!" Dengus mereka hampir besamaan.

Senyum kemenangan tersungging di bibirku.

Tbc or end?

Jan lupa vote and comment kalo mau lanjut 😊

Mungkin ada yang merasa familir dengan ini?
Aku mau jelasin ini itu Remake dari novel yang aku baca, jadinya aku terinspirasi dari novel itu gak banyak kok hanya sebagian.

Farewell ~ CHANBAEK GS [Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang