14

4.1K 381 11
                                    

Sebelumnya

"E-hem, mesra sekali kalian. Ah, ada yang berbunga-bunga mendapat surat."

"Oh, diamlah, Kyungsoo-ya. Jangan membuatku semakin malu."

"Eh, coba buka!"

Segera kuuraikan rekatan amplop surat itu, sudak tidak sabar ingin membaca tulisan di dalamnya.

Dan

Back to story

Cantik bagai kelopak bunga musim semi,
Atraktif bagai warna-warni daun musim gugur,
Hangat penuh semangat bagai udara musim panas,
Juga sejuk seperti salju musim dingin,
Kau selalu jadi yeoja setiap musimku...

"Wow, sedikit konyol menurutku," komentar Kyungsoo yang ikut membaca.

"Ne, aku juga merasa begitu," tanggapku dengan muka merona.

"Tapi sudah membuatmu senang, bukan?"

"Ye, ye, ye!" Aku mengangguk-angguk semangat.

Saat membaca surat ini memang seperti ada yang mengganjal. Tapi saat membayangkan Chanyeol yang mengatakan kata-kata ini, aku jadi melayang-layang. Satu bulanan aku tidak menerima surat darinya dan sekarang dia memberiku sebuah pesan romantis. Aku sangat senang.

"Aku duluan, ya!" Pamitku, ingin seera mencari Chanyeol. Dia pasti juga baru keluar dari kelas. Aku akan cari dia di ruanh lokernya.

Biasanya, kami akan selalu janjian pulang bersama. Chanyeol akan menghampiriku ke kelas atau kami janjian di gerbang. Tapi kali ini, aku sudah tidak kuag ingin bertemu dengannya. Perasaanku sudah meluap-luap.

"Chanyeol-ah!" Pekikku seraya memberi Chanyeol sebuah pelukan. / aku mau juga dong *plak* abaikan!

"Ishh, ishh... Jangan di sini. Banyak yang liat Baekkie"

"Hah? Kau tidak suka aku peluk, ya?"

"Suka, Chagiya, suka banget! Tapi jangan di sini."

"Emmm..." Akhirnya aku mengalah, melepaskan pelukanku dengan cemberut.

"Kenapa tiba-tiba kau menyusulku duluan? Tumben?" Tanya Chanyeol setelah pelukan kami terlepas.

"Emmm, memangnya tidak boleh, ya? Aku kan kangen pacarku."

"Hah, dasar!"  Chanyeol mengacak-acak rambutku. Aku sama sekali tidak protes.

"Emmm... Cantik bagai kelopak di musim semi, aktratif bagai warna-warni daun musim gugur, hangat penuh semangat bagai udara musim panas, juga sejuk seperti salju musim dingin." Aku mengulangi kalimat dalam surat Chanyeol, ingin tahu reaksinya. Pasti dia sangat malu memdengar kalimatnya kusebut-sebut.

"Kau ini kenapa?" Pertanyaan Chanyeol seperti sebuah godaan besar mendarat di kepalaku.

"Lho?"

"Kau sedang merayuku?" Chanyeol terkikik geli.

"Emmm, tapi...." Aku ingin protes namun kuurungkan.

Aku merenung. Kenapa Chanyeol bertingakah seolah tidak tahu apa-apa? Apa dia sedang mengerjaiku?

"Chanyeol-ah, emmm..." Aku binggung ingin memulai pertanyaan dari mana.

"Kenapa kau jadi aneh begini? Kau sakit? Ya sudah, ayo cepat pulang!"

"Ah, sakit dari mana? Aku sehat. Kamu itu yang sakit," balasku sambil menjulurkan lidah. Semoga Chanyeol tidak tersinggung.

"Ne, ne. Aku percaya kau sehat"

"Tapi meski kau sakit, aku akan menyembuhkanmu. Bagaimana?" Seringaiku mengembang.

"Memangnya kau bisa?"

"Sekarang sih tidak bisa. Tapi nanti aku akan kuliah di kedokteran, kemudian aku akan menyembuhkanmu?"

"Jeosumnida. Aku akan menunggumu, Bu Dokter."

"Kita susah berjanji, ya! Jangan ke mana-mana sebelum aku berhasil menyembuhkanmu."

"Ne, ne!" Chanyeol mencubit pipiku hingga nyeri.

Seperti tanah liat yang sebelumnya asbtrak kemudian kubentuk menjadi bulat. Begitulah niatankh sekarang. Sudah bertanda titik dan tidak dapat diganggu gugat.

Aku ingin menyembuhkan Chanyeol. Aku ingin menjadi orang yang berjasa mengembalikan harapan hidupnya. Aku ingin melihat mata penuh cinta itu sepanjang hidupku. Mata indah Chanyeol yang semakin indah dengan binar-binat kasih sayang.

Skip
🍓🍓🍓🍓🍓🍓

Bulan transparan memandangiku pilu. Kenapa bulan bersinar tidak seperti saat aku terakhir melihatnya, ya? Yang penuh dan hangat. Kali ini, bulan seperti malas keluar dari peraduan. Apa karena ini musim dingin?

Bulan membiarkanku melamun sendiri di jendela kamar, memikirkan beban yang menghantuiku sejak tadi siang. Mengenai surat yang tiba-tiba kutemukan di loker. Yang sebelumnya aku kira dari Chanyeol, tapi sepertinya dia tidak tahu apa-apa. Lalu surat ini dari siapa?

Aku membolak-balik amplop ungu yang sudah setengah koyak itu.

Kau jangan membuatku bingung sendiri seperti ini! Sebenarnya siapa yang mengirimmu?

Aku tidak ingin ada yang mengganggu hubunganku dengan Chanyeol. Aku ingin selalu baik-baik saja dengannya. Aku berniat menyembunyikan ini semua dari Chanyeol. Sebab kalau dia sampai tahu, mungkin dia akan syok. Aku tidak ingin membuatnya khawatir. Ditambah penyakitnya yang setiap saat bisa kambuh. Aku tidak mau sesuatu yang buruk terjadi. Aku harus mencari jalan keluar, menyelesaikan masalah ini sendiri, secepat mungkin, sebelum Chanyeol mengetahuinya.

Tbc
Noh ada phonya. Gimana nih awal konfliknya? Trus siapa yang kirim surat buat Baek?

Next??
Jangan lupa vote and Comment ya 😊

~chabae~

Farewell ~ CHANBAEK GS [Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang