21

3.6K 347 23
                                    

Sebelumnya

"Chanyeol-ah, jangan diam saja! Cepat buka matamu! Kalau tidak, aku akan menghajarmu!" Ancamku tapi masih dengan tangis yang membanjiri pipiku.

"Chanyeol-ah, mianhae telah membuatmu menjadi seperti ini. Aku mohon, sadarlah sebentar saja!"

Tiba-tiba, kurasakan sesuatu bergerak. Telunjuk Chanyeol naik-turun. Mataku langsung terbuka lebar begitu menyadarinya. Ingin aku berteriak sekarang, namun kuurungkan niatku karena.....

Back to story

"Akhirnya aku bisa melihat kau menangis." Suara Chanyeol masih lemah, namun sudah cukup untuk menghangatkan hatiku.

"Chanyeol-ah, kau sudah sadar?" Aku bangkit berdiri memandangi wajah Chanyeol yang sudah sadar.

"Suster!" Pekikku agar suster cepat datang dan memeriksa keadaan Chanyeol.

"Sssttt...! Jangan berteriak!" Sergah Chanyeol cepat.

"Waeyo?"

"Aku tak ingin suster atau siapa pun datang dan mengusik kebersamaan kita." Chanyeol menyunggingkan segaris senyum manis. Begitu menyejukkan.

"Ah, sial! Aku kalah. Seharusnya tadi aku tidak menangis di depanmu. Hih..., bodoh sekali aku."

Chanyeol tertawa sambil berusaha meraih kepalaku untuk dia acak rambutku. Namun ternyata tak sampai. Aku yang menangkap hasrat Chanyeol menundukkan sedikit kepalaku.

"Tumben mau mengalah?" Chanyeol mengacak rambutku dengan leluasa.

"Apa saja, asal kau bahagia."

"Kalau begitu, hihhh..," Chanyeol mencubit pipiku.

"Aduh, sakit. Kira-kira, dong!" Protesku setelah menemukan pipiku yang memerah.

Chanyeol justru tertawa lepas. Dalam kondisi normal, aku akan benar-benar mengamuk dan membalas Chanyeol. Tapi dengan keadaan Chanyeol yang sekarang, melihatnya bisa tertawa lepas seperti itu saja aku sudah bersyukur sekali.

"Oh iya, aku berutang penjelasan kepadamu," cetusku ketika teringat sesuatu yang harus kukatakan kepada Chanyeol. Menganai aku dan Kris.

"Tentang apa?" Chanyeol berlagak lupa. Tapi aku tahu Chanyeol mengerti betul dengan arah pembicaraanku.

"Besok saja aku menjelaskannya. Sekalian dengan Kris agar kau percaya. Sekarang kau istirahatlab dulu!" Kubelai rambut Chanyeol dengan sayang.

"Tidak usah menjelaskan apa-apa." Chanyeol mencekal tanganku dan kembali menggenggamnya.

"Tapi..."

"Ssttt....! Saat aju terbangun dan menemukanmu ada di sini, itu sudah menjawab semua pertanyaanku, Baekhyun-ah. Tidak usah kau menjelaskan apa pun. Kau mencintaiku. Hanya itu yang kubutuhkan."

Aku tersenyum. Air mataku mengembang haru, bisa menemukan mata itu lagi. Ah, Chanyeol-ah, malam ini adalah malam paling melegakan sepanjang hidupku...

Skip
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓

Stasiun yang mempertemukan, stasiun juga yang memisahkan. Stasiun ini sudah menjadi saksi bisu kisahku dan Chanyeol. Walau keadaan Chanyeol sudah berangsur pulih, tapi orang tuanya tetap kukuh membawanya ke Seoul. Aku hanya bisa menyiapkan waktu yang banyak untuk menunggunya kembali.

Farewell ~ CHANBAEK GS [Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang