5

6.5K 498 8
                                    

Sebelumnya

"Tapi kau seperti..."

"Seperti apa? Jangan coba-coba mempermainkan kami, ya! Teman-teman, ayo usir dia!" Cepat-cepat aku mengalihkan perhatian.

Keempat sahabatku sigap. Sehun dan Jong In mencekal namja itu. Tapi belum sempat aku membuat perhitungan, namja itu sudah melepaskan diri dan menjauh.

Eh?
Entah perasaanku atau apa, aku seperti...

Back to story 🍓

Melihat namja itu tersenyum?

Kuputar kepalaku mengikuti arah gerak namja itu sampai menghilang.

"benar kau tidak mengenalnya, kan?" Selidik Luhan

"Tidak! Tentu saha tidak!"

Skip
🍓🍓🍓🍓🍓

'Yeolli! Namja itu muncul lagi di sekolahku! Menyebalkan sekali, kan? Huh! Aku bingung juga harus bagaimana menghadapinya. Dia bagaikan parasit pengganggu. Harus aku singkirkan. Segera!'

"Kau sedang menulis apa?" Tanya Kyungsoo. Malam ini, dia menginap di rumahku.

Aku cepat-cepat menyembunyikan kertasku.

"Bimil*rahasia"

"Bimil? Kalau surat untuk Yeolli-mu, bukan rahasia lagi namanya. Kau sendiri kan yang selalu menceritakan isi surat-suratmu pada kami, sampai kami bosan sendiri mendengarnya."

"Jangan mengejekku terus! Aku yakin dia akan benar-benar datang dalam waktu dekat. Aku akan menunjukkan pada kalian semua."

"Oh, ya? Semoga tidak ada semacam kutil atau gigi tonggos!"

"Tentu tidak. Dalam bayanganku, dia ada namja yang tampan dan penuh karisma. Pasti begitu."

"Perlu digaris bawahi kaya 'bayanganmu' itu. Dicetak tebal dan huruf kapital kalau perlu!"

"Yak, Do Kyungsoo."

Mendengar dengusanku yang meninggi, Kyungsoo malah merebahkan tubuhnya di ranjang, menutup mukanya dengan bantal.

"Selamat Tidur!" Ujarnya lemas.

Tak perlu menunggu lama, Kyungsoo sudah bisa nyenyak dalam tidurnya. Kyungsoo adalah anggota yang paling tua nomer dua setelah Luhan. Tapi, dia yang terlihat paling dewasa di antara kami.

Dan yang dia katakan tentang gigi tongos dan kutil tadi, sejujurnya sedikit menggangguku. Semoga saja tidak! Ayolah, tidak mungkin Yeolli-ku seperti itu. Dia pasti seperti pangeran. Aku yakin!

🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓

Melihatnya saja sudah membuatku jijik. Cuih!

Lihat gayanya? Rambutnya diwarnai coklat, mata ditajam-tajamkan, senyum yang mengisyaratkan 'halo-aku-mau-jadi-kekasihmu'. Hah, obral sekali.

Dan bodohnya, para yeoja seakan tertarik padanya. Lihatlah para siswi centil yang memasang mata innocent ala anak kucing. Namja itu bergerak ke kanan, kepala mereka ke kanan. Namja itu ke kiri, semua berputar ke kiri. Memuakkan!

Park Chanyeol. Nama itu baru aku ketahui sekarang. Ya. Siapa lagi kalau bukan namja menyebalkan itu? Anak baru yang sombongnya sudah keterlaluan.

"Eh, ternyata dia cukup tampan juga, ya? Lihat! Baru di sini beberapa hari saja sudah langsung populer." Komentar Kyungsoo sambil menyangga dagunya.

"Ne, aku juga berpikiran sama denganmu Kyungiie. Kalau dilihat-lihat memang tampan!" Timpal Luhan.

Brak

Aku menggebrak meja. Emosiku sudah sampah ubun-ubun

"Ya! Kesal ya kesal. Tapi jangan berlaku barbar di sini!" Protes Luhan.

"Siapa juga yang kesal? Aku cuma mau beli minuman lagi, kok!" Kakiku bergerak menuju meja utama kantin lalu memesan satu jus stroberi pada ahjumma penjaganya.

Kuaduk-aduk minuman di tanganku dengan sedotan. Mataku tetap saja mengarah ke namja itu. Aku semakin gemas saja dengannya.

Namja itu mendekat! Aha, aku ada ide.

Chanyeol melintas di sampingku. Matanya tidak fokus karena sesang berbicara dengan seorang yeoja. Aku dengan santai berjalan ke arahnya, seolah-olah tidak melihat jalan.

Ops!

"Kau ini apa-apaan sih? Kalau jalan itu lihat ke depan! Jadi kotor kan seragamku!" Teriakku sambil menunjuk-nunjuk kemejaku yang merah terkena jus.

Sahabat-sahabatku yang mendengar teriakanku lantas mendekat. Mereka mengerumuniku dengan ketat.

"Mianhaeyo! Aku benar-benar tidak sengaja!"

"Tidak sengaja, tidak sengaja! Makanya kalau jalan lihat-lihat!"

"Mentang-mentang sedang berbicara dengan yeoja, seenaknya menabrak orang!" -Luhan

"Kalau sudah begini bagaimana?" -Kyungsoo

"Apa kau bisa bertanggung jawab?" -Jong in

"Dasar tidak tahu aturan!"-Sehun

Sahabat-sahabatku mendorong Chanyeol dengan cibir-cibiran. Aku tersenyum dalam hati. Ternyata, teman-temanku masih kompak membelaku. Benar-benar membuatku terharu.

"Heh! Kenapa kau diam saja? Apa kau tuli?" Timpal Luhan

"Tidak. Aku hanya...."

"Tidak tau mau ngomong apa?" Jong in terpancing.

"Makanya kalau punya mata dipakai!" Sahut Luhan.

Jong in menarik kerah Chanyeol. Tersulut juga emosinya. Perlu di ketahui, Jong in ini namja paling di takutkan di sekolah. Soal hajar-menghajar jangan ditanya lagi. Dia atlet taekwondo sabuk hitam!

"Hah pengecut! " dengus Jong In, bengis.

Jong in mendorong tubuh Chanyeol. Ternyata, dorongan itu terlalu kuat hingga Chanyeol harus merelakan tubuhnya terpental di lantai.

"Ayo pergi, teman-teman!" Seruku segera, agar namja lemah itu tidak benar-benar terbantai.

Kami semua beranjak menjauh. Dan.....
































Tbc

Farewell ~ CHANBAEK GS [Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang