13

4.5K 384 26
                                    

Sebelumnya

Bulir-bulir lembut dan hangat satu persatu berjatuhan di punggungku. Dapat aku rasakan bagith besarnya cinta Chanyeol kepadaku. Chanyeol ingin melindungiku setiap saat.

Aku sudah percayakan hatiku padamu, Chanyeol-ah!

Kugerakkan tanganku yang bergetar ke rambut Chanyeol. Aku belai rambut namja yang aku cintai itu beberapa kali.

Back to story

Aku berjalan dengan terpincang. Chanyeol setia mingiringi langkahku. Kami jadi semakin kompak akhir-akhir ini. Sudah seminggu aku tidak masuk sekolah karena harus mendapat perawatan klinis. Tapi sekarang, kakiku sudah baikan. Hanya terkadang terasa ngilu karena bekas gigitan yang cukup dalam. Chanyeol dengan telaten membantuku dalam masa penyembuhan.

"Wah, mesranya... Aku jadi iri!" Sambut Luhan begitu melihat aku dan Chanyeol muncul di pintu.

Chanyeol mengantar aku sampai tempat duduk dan membantuku dengan hati-hati. Teman-temanku langsung mengerubungi.

"Bagimana kakimu? Apa sudah baikan?" Kyungsoo memastikan.

"Ye, sudah banyak perkembangan sekarang. Mungkin dua atau tiga hari lagi aku sudah bisa berlari."

"Tentu saja sudah baikan! Kan, ada seseorang yang merawatmu dengan penuh kasih sayang!" Jong In menyenggol bahu Chanyeol.

"Ah, kalian ini jangan menggodaku," protesku. Ku pastikan mukaku sudah semerah kepiting rebus sekarang.

Sahabat-sahabatku sudah tahu kalau aku jadian dengan Chanyeol. Padahal, aku hanya memberi tahu Luhan. Tapi yang namanya geng pasti langsung tahu jika sesuatu terjadi pada anggotanya.

Bel berbunyi. Sahabat-sahabatku berhamburan ke tempat duduknya. Chanyeol sepertinya juga akan beranjak. Kelasnya berbeda dengan kelasku.

"Aku tinggal dulu, ya?"

Aku mengangguk dengan segurat senyum. Kupandangi Chanyeol sampai menghilang di balik pintu. Aku beruntung sekali punya namja chingu selembut dan perhatian seperti Chanyeol. Dia itu memang namja yang manis. Sudah tampan, manis pula...aghhh

Aku jadi merasa semakin mencintai namja itu. Selalu begitu ya, Chanyeol-ah 😚

Skip
🍓🍓🍓🍓🍓🍓

Sebulan telah berlalu. Hubunganku dengan Chanyeol semakin lengket saja. Kami sering janjian berangkat sekolah bersama. Begitu juga pulangnya. Sesekali kami bersama anak-anak The XO, tapi lebih sering tidak. Mereka ternyata bijaksana juga dengan memberiku waktu berduaan dengan Chanyeol.

"Jadi? Bagaimana? Memang bisa cinta abadi?" Pagi ini, kami sudah terlibat pembahasan serius. Langkah menuju gedung sekolah dengan jalanan penuh salju pun tidak menyurutkan semangat kami.

"Bisa!" Sahut Chanyeol dengan penuh keyakinan.

"Lalu bagaimana dengan kematian? Bukankah kematian itu yang mengakhiri cinta?"

"Emmm, cinta dan kehidupan itu berbeda, Baekkie-ya!"

"Berbeda bagaimana, Chanyeol-ah?"

"Kehidupan berhubungan dengan jasad sedangkan cinta berhubungan dengan energi. Jasad bisa hancur, tapi energi?"

Aku mengernyitkan dahi, bingung. Ingin aku menyanggah penjelasan Chanyeol. Namun aku terlalu bodoh untuk bisa menyusun kata-kata yang pas.

"Sudah, tidak usah berpikir terlalu keras Baekkie-ya." Chanyeol tersenyum.

"Cinta ya cinta, hidup ya hidup, mati ya mati. Ingat, tidak? Ada banyak kisah cinta yang berakhir kematian tapi energinya masih bisa kita rasakan sampai sekarang? Romeo-Juliet, Cleopatra-Antony, Tristan-Isolde, dan masih banyak lagi."

"Hah, aku tetap tidak mengerti! Dari semua yang kau sebutkan, yang kutahu cuma Romeo-Juliet." Kugaruk-garuk rambut belakangku.

Chanyeol tergelak.

"Nanti kau juga mengerti."

"Bagaimana aku bisa mengerti?"

"Nanti kau akan diberi tahu."

"Diberi tahu? Oleh siapa?"

Chanyeol menghentikan langkahnya, kemudian menunjuk-nunjukku. Tepatnya, menunjuk ke bagian dadaku/?

"Hati!" Bisik Chanyeol sebelumnya berlalu mendahuluiku.

"Hah?" Aku ternganga, tapi akhirnya tersenyum juga. Kupandangi Chanyeol yang menjauh, menjejaki jalanan penuh salju. Tak ada niat untuk mengejarnya.

Skip
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi. Aku berjalan ke ruang loker bersama Kyungsoo.

"Eh, ini bukumu." Kyungsoo menyerahkan sebuah buku yang cukup tebal.

"Yap!"

Aku tata isi lokerku agar lebih rapi. Namun saat sedang menyusun buku, kutemukan sesuatu terselip di bagian bawah lokerku.

"Surat?" Sahut Kyungsoo melihatku sudah menggenggam sepucuk surat yang barusan aku tarik dari tumpukan buku-buku.

"Pasti dari Chanyeol!" Ujarku antusias.

"E-hem, mesra sekali kalian. Ah, ada yang berbunga-bunga mendapat surat."

"Oh, diamlah, Kyungsoo-ya. Jangan membuatku semakin malu."

"Eh, coba buka!"

Segera kuuraikan rekatan amplop surat itu, sudak tidak sabar ingin membaca tulisan di dalamnya.

Dan








Tbc

Maaf banget ya kalo pendek, soalnya lagi banyak tugas, jadinya gak sempet ngetik.

Jangan lupa vote and comment ya💞

~chabae~

Farewell ~ CHANBAEK GS [Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang