Prolog

77 16 6
                                    

Sabtu, 26 mei 2016

Dear daddy,  hari ini putri kecil daddy ulang tahun. umur nada sekarang 16 tahun dad. dad, Nada udah gede, tapi Nada belum siap jadi dewasa. Nada masih nunggu daddy yang bakal ngajarin Nada gimana jadi orang dewasa. Tenang dad, nada sekarang udah rajin mandi. Kata bik ani kalau Nada nggak mandi nanti daddy kecewa, jadi Nada usahain mandi tepat waktu, okey dad ini emang ngga penting.

Dad... kenapa Nada benci air? Daddy dulu pernah janji bakal kasih tau kalau Nada udah gede. Kenapa Nada benci hujan Dad? Kenapa rasa takut pada air berubah menjadi rasa benci? 

Kenapa daddy ninggalin Nada tanpa memberi jawaban? Kenapa harus pergi membawa semua jawaban yang harusnya di titipin ke Nada tanpa harus di bawa pergi juga? Kenapa rasa kecewa tak bisa berubah menjadi benci? kenapa malah rasa takut yang berubah menjadi benci?

Dad... Nada cuman kecewa, Nada bersyukur karena Nada ngga takut. Jangan biarin Nada takut dad, Nada ngga mau benci.

Nada masi disini, menunggu akhir dari cerita ini tanpa berusaha karena Nada maunya kecewa bukan takut.

Jangan biarin Nada kecewa lama-lama dad, karena nantinya Nada bakal takut.

I miss you dad, I will always be here, waiting for you.

Nada Asya Aldyan

"Sayang!  Ayo berangkat!" Nada menoleh ke belakang dan menatap wanita paruh baya yang baru memanggilnya, Evi, ibunya Nada. Evi menghampiri Nada lalu duduk di sampinnya.

"Mam," Sapa Nada pelan.

"Iyaa?" Tanya Evi lembut yang sedang membuka ikatan rambut Nada lalu mengikat nya lebih rapi lagi.

"Mamuy Nggak takut kan? Mamuy juga cuma kecewa kan?"

Pertanyaan yang sama. pertanyaan yang dari dulu selalu Nada tanyakan di hari ulang tahunnya. Evi tak pernah mengerti apa maksud dari pertanyaan itu. Setiap Evi bertanya apa artinya, Nada hanya tersenyum tanpa menjelaskan arti dari pertanyaan itu.

Seperti tahun yang lalu, Evi menjawab pertanyaan Nada dengan senyuman, lalu Nada berkata lagi, perkataan yang sama seperti tahun lalu juga, "Ya Nada tau, kita sama-sama kecewa. Tapi cara kita menanggapinya sangat berbeda."

"Berangkat sekarang?" Tanya Evi sambil memperkencang ikatan rambut Nada.

"Gimana kalau Nada telat aja mam," Tawar Nada santai.

"Ini kamu udah telat."

Senyuman Nada merekah sangat lebarnya, "bagus kalau gitu." Ucapnya bersemangat.

"Ini hari pertama lho kak," Ujar Evi mengingatkan.

"Iya tau mam," Ucap Nada cuek dan pergi menuju mobil.

Sempat tadi, sebelum dia menutup diary nya, dia menulis, sampai saat ini mamuy juga ngga takut dad, daddy cepat pulang, okey!

LANGIT BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang