#1 Harga Diri dan Pertemuan

190 21 10
                                    

Warning : Typo bertebaran. Jalan cerita ngasal, dan masih banyak masalah lain yang dapat ditemukan dalam cerita ini.

Happy reading 😀

*1 minggu setelah upacara penerimaan*

Pagi yang cerah untuk memulai aktivitas, mungkin itulah yang dipikirkan oleh sebagian orang setelah melihat ramalan cuaca hari ini. Tapi tidak dengan Savina Nathania, lihatlah betapa buruknya perlakuan yang ia dapatkan setelah membuka mata, dimulai dengan waktu bangun yang sangat jauh dari ekspetasi  dan dilanjutkan dengan sebuah kenyataan bahwa kakak laki-lakinya telah lebih dulu berangkat menuju kampus dan meninggalkannya sendiri tanpa tumpangan apapun yang bisa ia gunakan. Dan kedatangan Varen yang tiba-tiba disaat Savina baru bangun dengan tingkat kesadaraan 50%. semakin memperparah keadaan. Mau ditaruh dimana image cool yang selama ini ia bangun.

“Sav, lo baru bangun?” tanya Varen yang masih berdiri didepan pintu.

Varen terlihat tampan dengan balutan kemeja biru yang dibiarkan terbuka dengan dalaman kaus hitam serta paduan jeans dan snikers.  Setidaknya itulah yang ada didalam benak Savina saat membuka pintu.

“Sav. Savina lo denger gue?” Varen malambai-lambaikan telapak tangannya didepan wajah Savina yang terlihat melamun.

Seketika kesadaran Savina terkumpul, matanya terbuka lebar setelah berhasil memproses keadaan. Dan sekarang yang ia tau image cool dan cueknya telah hancur dihadapan seorang Varen Rafendra cowok yang sejak lama ia sukai.

“Varen, ngapain lo disini?” Savina bersikap senormal mungkin, setidaknnya itulah hal terakhir yang bisa ia lakukakan.

“gue mau ngambil file buat tugas  yang kemarin, soalnya dari tadi gue cariin dikampus lo nggak ada makanya gue samperi kesini”

Astaga Savina lupa, file tugasnya kemarin ada dilaptop Reynand, kakak laki-lakinya. karena Reynand lah yang megerjakan tugas terebut atas perimataan Savina. Dan Reynand sudah berada dikampus sekarang. Demi menjaga harga dirinya yang tersisa. Savina terpaksa berbohong.

“uhmm.. filenya ada dilaptop gue dikamar. Bentar deh gue kasih dikampus, mendingan sekarang lo balik karena gue mau siap-siap” Savina membuat gestur mengusir.

Varen hanya mengangguk mengerti. “Lo gak sama kak Reynand?” Varen bertanya karena tadi ia melihat Reynand sudah berada dikampus.

“enggak” savina menjawab singkat terlalu malu untuk menjelaskan semuanya.

“lo mau bareng gue gak?” varen bertanya setelah mengumpulkan keberanian.

“gak perlu. Diluar masih banyak taksi. Medingan lo cepat pergi. biar gue juga bisa cepat siap-siap dan cepat sampai dikampus” Savina segera menutup pintu tanpa mendengarkan jawaban dari Varen.

“cinta butuh perjuangan Ren” Varen menyemangati dirinya sendiri sambil menepuk dada dengan kepalan tangan lalu melangkah menuju mobilnya yang terparkir diluar pagar.

“Arrgghhh... savina lo malu-maluin diri sendiri” savina berteriak frustasi mengingat kejadian barusan. Lalu savina melangkahkan menuju kamarnya dilantai dua dengan hati dongkol.

...
...
...

Setelah sampai dikampus dengan penuh perjuangan, Savina langsung melangkahkan kakinya menuju gedung fakultas desain untuk mengambil file tugasnya.

PossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang