#13 9 Bukan 6

74 16 2
                                    

Warning!!
Typo disana-sini 🙅

..................................................


"Kai, hentikan!" Rhea membanting pelan Pisau yang ia gunakan untuk mengiris strawberry, lalu beralih menatap tajam kai yang tengah berdiri disampingnya.

"apa?" Kai bertanya dengan raut wajah polos.

Rhea berdecak kesal atas balasan kai yang terlampau santai "berhenti liatin gue kayak gitu, gue gak nyaman" Rhea akhirnya memberi alasan atas tindakan protesnya pada aktivitas Kai yang sedari tadi hanya berdiri diam sembari menatapnya, tanpa melakukan hal lain yang berarti.

"yaudah, di nyamanin aja" Kai kembali berujar santai.

"Tapi gue gak suka diliatin kayak gitu"

"tapi gue suka liatin lo kayak gitu"

"Berhenti!"

"Enggak mau"

Kedua orang itu terus berdebat hingga alarm yang terpasang pada oven berbunyi menandakan kalau adonan cake yang tadi sempat Rhea masukan telah matang.

Mengacuhkan kekesalannya pada Kai dan tatapannya, Rhea segera mengalihkan seluruh atensinya pada Cake yang baru saja ia keluarkan dari dalam oven.

Gadis itu kini tengah mengolesi krim berwarna putih keseluruh bagian Cake dengan telaten, lalu setelahnya ia menata rapi irisan strawberry dibagian atas. dan dengan itu berakhirlah tugasnya sebagai pembuat Cake, sekaligus mengakhiri tugas Kai sebagai penatap setia sang pembuat Cake.

"Biarin gue yang coba" Kai berujar semangat setelah Rhea meletakan irisan strawberry terakhir dibagian atas Cake tersebut, ia hanya ingin menjadi orang pertama yang merasakan Cake buatan Rhea.

Melihat gelagat Kai yang hendak menyendoki Cakenya dengan jari telunjuk, rhea segera mengangkat piring kue itu ke udara yang kini membuat kai merenggut kesal.

"Lo gila yah. ini itu Cake ulang tahun Dianta. Dan kalau lo sentuh sedikit aja Cake ini, jangan harap lo bakal pulang dengan selamat"

"gak pulang-pulang juga gue ikhlas"

"yaudah lo tinggal aja disini, kebetulan Chasia lagi cari pembantu buat bersih-bersih"

Untuk sedetik kai merasa senang dengan ucapan Rhea, hingga ia ingat kalau di apartemen ini masih ada seorang lagi yang menempatinya. Kai tidak memiliki hubungan yang cukup baik dengan Chasia, mengingat gadis itu pernah hampir melukainya dengan lemparan botol teh yang terbuat dari kaca saat ia hendak memeluk Rhea dikantin beberapa minggu yang lalu. dan tinggal bersama Chasia merupakan hal terakhir dalam daftar keinginannya selama ia hidup.

"yaudah gue nyerah" kai mengangkat tanganya lalu melangkah mundur membiarkan Rhea bersama Cake nya.

...
..
.

Dianta baru saja ingin membuka laptopnya, namun ketukan dari pintu depan membuatnya terpaksa menundanya sementara.

Saat Dianta berhasil membuka daun pintu hal pertama yang ia lakukan adalah menatap datar sosok yang juga sama-sama menatapnya datar.

"Ada apa?" ujar Dianta terlalu malas.

"Gue mau minta data sama kakak lo" Gavin memberitahukan maksud kedatangannya.

Oh, Dianta ingat. Sebelum kakaknya pergi tadi ia menitip sebuah flashdisk kepadanya, dan mengatakan kalau akan ada yang datang untuk mengambil itu nanti.

Dianta melangkah masuk namun baru beberapa langkah ia kembali berhenti.
"Sebenarnya gue malas ngajak lo masuk, tapi karna gue masih punya tatakrama sebagai tuan rumah yang baik. gue ngundang lo untuk masuk" lalu ia kembali melangkah diikuti Gavin dibelakangnya.

PossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang