Happy Reading😀😊
__________________________
“Chasia, Lo kenapa sih?” Untuk yang kelima kalinya Rhea bertanya pada chasia. Karena sejak chasia mendatanginya dikantin tadi, gadis yang berisik itu seketika menjadi pendiam bahkan sampai sekarang didalam apartemen milik mereka berdua, chasia masih saja tetap diam.
Chasia tidak menjawab, matanya terpaku pada tv plasma yang tertempel apik ditembok apartemen namun pikiran melayang entah kemana bahkan ia tidak sadar bahwa sedari tadi Rhea bertanya padanya.
Rhea hendak bertanya lagi sebelum bel didepan berbunyi.
Apartemen mereka berdua yang secara harfiah adalah milik Orang tua Rhea yang sengaja diberikan padanya saat umurnya bertambah tahun lalu. Apartemen ini terdiri dari 1 kamar tidur yang terlampau luas untuk ukuran dua orang, didalam kamar terdapat satu kasur berukuran king size dengan karpet beludru coklat melapisi dibawahnya, tak lupa satu set sofa biru dengan tambahan tv plasma yang sama dengan yang ada diruang tamu.
Dibagian luar terdapat sebuah dapur mini yang terhubung langsung dengan ruang makan sedangkan ruang tamu terletak tidak jauh dari dapur yang juga tanpa dibatasi pengahalang apapun sehingga dibagian luar yang memang sudah luas semakin bertambah luas. Disamping ruang tamu terdapat didinding kaca lengkap dengan pintu yang juga terbuat dari kaca dan hanya dilapisi tirai tipis berwarna soft pink yang juga terhubung langsung dengan balkon.
Kini Rhea sedang berjalan menuju pintu apartemen dan segera membuka pintu tanpa melihat layar intercom, mengingat betapa tidak sabarannya orang yang terus memencet bel dan Rhea sudah dapat menebak siapa itu.
“Carrissa, kalau belnya rusak bagaimana?” Rhea berbicara sesudah setelah carrissa melangkah masuk.
“beli lagi dong, lo kan kaya” carrissa menjawab cuek. Dan hanya dibalas oleh putaran bola mata dari Rhea.
“Chasia mana, tumben gak nongol duluan”
“ada yang aneh sama Chasia, dari tadi dia diem mulu, gue jadi takut “
“udah insyaf kali ” carissa hanya terkekeh ringan lalu segera menghampiri Chasia yang masih mentap tv dengan tatapan kosong.
Carrissa kini mendudukan dirinya disofa single berwarna kuning setelah memberikan makanan yang ia sempat beli tadi sebelum kesini pada Rhea yang langsung membawanya kedapur untuk disajikan.
“Cha, tugas lo udah jadi” carrissa meletakan sebuah buku sketsa berukuran sedang diatas meja. Lalu beralih pada smartphonenya yang menampilkan pemberitahuan bahwa link streaming yang biasa ia gunakan tidak dapat menampilkan konser via online karena ada sebuah masalah, yang membuat Carrissa otomatis mengumpat. dan mau tidak mau ia harus menunggu besok untuk dapat menyaksikan konser via youtube.
Lalu perhatiannya kembali pada Chasia yang tidak memberikan respon atas perkataanya.
“Chasia! Lo kenapa sih?” Carrissa berteriak dan nyatanya itu berhasil mengembalikan kesadaran Chasia.
“Carrissa lo kok disini?” Chasia bertanya terkejut atau sebenarnya tidak. karena ia hanya ingin mengalihkan tatapan penuh tanya dari carrissa dan sebenarnya ia tidak akan pernah terkejut melihat Carrissa yang tiba-tiba berada diapartemenya.
“jangan mengalihkan pembicaraan” namun sayangnya pengalihan itu dapat dirasakan Carrissa
“kenapa? Ini bukan lo yang biasa” lanjut carrissa dengan tatapan menuntut jawaban.
“ciee... segitu khawatirnya yah sama gue, duh tersentuh deh hati polos ini” chasia mencoba merubah perhatian Carrissa namun hasilnya tetap sama carrissa masih mentapnya dengan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possible
FanfictionBerawal dari orang asing yang tak saling kenal, hingga menjadi sahabat sehati sejiwa yang saling melengkapi. "Mungkin hari ini semuanya adalah harapan dan impian. tapi di kemudian hari semuanya akan berubah menjadi kenyataan yang menyenangkan"