#4 Topi Merah

109 15 4
                                    

Hati-hati typo masih banyak bertebaran dan cerita yang semakin aneh

Happy Reading 😃😀😊

____________________________

Savina kini tengah berada didepan kelas paginya hingga seorang dosen berambut pendek yang hendak menghadiri kelas lain datang menghampirnya.

"Savina jam 9 nanti tolong keruang saya" seorang dosen mata kuliah ekonomi mikro menghampiri savina yang telah ia jadikan sebagai asistennya.

"Iya Bu" savina hanya mengiyakan permintaan dosen berambut pendek itu.

"Dan tolong, ajak Varen juga" tambah dosen itu sebelum kembali melanjutkan langkahnya.

Sebagai salah satu mahasiwi berprestasi Savina telah banyak mengambil hati para dosen termasuk Ibu Yose dosen Ekonomi Mikro.

Savina sempat bingung dengan cara apa ia harus memeberi tahu Varen. Sebenarnya ada satu cara yang sangat simpel namun savina rasa itu akan menjatuhkan harga dirinya. Yaitu dengan menelfon atau mengirimi pesan singkat. ya hanya itu, namun itu terasa sangat berat. Savina berpikir tak seharusnya cewek yang memulai percakapan . namun setelah memikirkannya selama 10 menit akhir savina menyerah dan memulai untuk mengetikan pesan singkat untuk Varen.

.
.

Hari ini Varen tidak memiliki mata kuliah pagi, itulah alasan mengapa dirinya masih duduk santai diruang keluarga sembari menonton berita olahraga pagi. Hingga sebuah pesan masuk mengalihkan perhatiannya. Begitu mengetahui sang pengirim pesan Varen bersorak gembira dalam hati.

From : Savina

Diberitahukan kepada seluruh mahasiswa tingkat 3 jurusan akutansi agar berkumpul di ruangan ibu Yose jam 9 nanti.

Seyuman Varen seketika menghilang. Ia baru ingat kalau Savina adalah asisten dosen. Jadi salah besar bila ia menggap pesan itu pribadi untuknya.

Dan lagi ada peristiwa apa hingga seluruh mahasiswa jurusan akutansi yang mancapai 76 orang itu diundang kedalam ruang dosen yang meskipun luas tapi tidak akan mampu menampung semuanya.

.
.

"Sialan!" savina berteriak marah pada orang yang entah sengaja atau tidak telah mendorong pundaknya hingga pesan yang ia ketikan terkirim kepada Varen.

Orang itu terlihat takut dan lebih memilih untuk melarikan diri.

"Mati gue" savina mencoba membatalkan pengiriman pesan itu namun apa daya semuanya sudah terlambat.
Savina memang sempat menulisakan beberapa pesan untuk Varen dengan kalimat-kalimat yang berbeda, pesan tadi memang tidak akan membuatnya terlihat gampangan. Tapi kebohongan dalam pesan itu yang kini ia khawatirkan.

Apa yang harus ia jelaskan pada Varen nanti, mengingat bahwa ia telah mengatakan bahwa seluruh mahasiswa tingkat 3 jurusan akuntansi yang nyatanya hanya dirinya dan varenlah yang diperintahkan.

Belum sempat savina berpikir akan kelanjutan masalahnya seorang dosen telah lebih dulu masuk dan memulai mata kuliah pagi ini.

.
.
.

Jam 8 lebih 45 menit varen tiba di kampus setelah mengendari mobil sport hitam pemberian ayahnya.

Kali ini Varen hanya menggunakan kaos putih polos berlengan panjang dengan bawahan celana jeans hitam yang sengaja dirobek dibeberapa bagian serta tambahan topi yang juga berwarna hitam dan sengaja dipakai terbalik.

PossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang