#2 Kembali

150 20 2
                                    

WARNING!!
Typo masih bertebaran, dan cerita yang semakin ngawur.

Happy reading😀😀
________________________

Seorang gadis terlihat menyeret koper hitam dengan tangan kanannya saat pihak bandara mengumumkan jadwal keberangkatan pesawat selanjutnya malam ini. Gadis itu tetap terlihat cantik walaupun hanya pakaian sederhana dan kacamata hitam yang ia gunakan. Belviana Rosalind adalah nama gadis itu, Belviana adalah seorang mahasiswa universitas MTA yang baru saja tiba dinegara asalnya setelah 3 bulan melakukan studi sementara di negeri Paman Sam Amerika.

“Lo dimana gue udah sampai?” gadis itu berbicara setelah mengangkat sebuah panggilan masuk melalui smartphonenya.

“Gue diparkiran, kesini gih” seseorang diseberang sana menjawab malas.

“Ya tuhan Alfa.. Demi apa! Gue harus nyeret koper ini sendirian dan lo disana nyantai duduk dalam mobil gitu?!!”gadis itu menggerutu pada sepupunya yang ditugaskan untuk menjemputnya malam ini.

“lo kan kuat, dicampaiin aja kuat apalagi nyeret koper keparkiran yang jaraknya hanya 20 meter”

“Diam disana dan jangan berani lo bergerak sebelum gue sampai situ” Viana segera menutup  panggilan bersama sepupu sialannya itu dan segera melangkahkan kaki jenjangnya menuju parkiran bandara.

Alfa terseyum didalam mobil. Kisah cinta Viana selalu menjadi kelemahan gadis itu.

Hingga sepulu menit berlalu dan seorang gadis membuka paksa pitu mobil alfa dengan nafas terputus-putus.

“Brengsek lo Alfaro Aryasatya” Viana berteriak marah . sedetik setelah ia membuka pintu mobil dan melihat pemandangan dimana alfa sedang duduk santai mendengar musik dari mobilnya yang ditemani sekaleng Cola dingin ditangan.

“Kenapa harus lo yang jemput gue?!” viana kembali melajutkan aksi marahnya setelah berhasil menaikan kopernya kedalam mobil yang lagi dilakukannya sendiri.

“jadi lo ngarepnya siapa yang jemput? Pacar lo yang gak lama lagi bakal jadi mantan itu?” alfa berujar santai sembari malajukan mobilnya keluar area bandara.

“Bisa berhenti ngebahas itu gak? Gue udah capek duduk didalam pesawat selama 18 jam dan belum lagi ditambah dengan gue yang harus nyeret koper sendiri  ke parkiran dan sekarang lo masih mau menambah beban gue dengan ngebahas hal gak penting kayak gitu”  Viana menatap tajam sepupunya yang tengah mengemudi.

“Yaelah.. santai aja kali Vi, lo pulang-pulang makin sensi aja” alfa kini merasa sedikit khawatir pada sepupu yang lebih tua setahun darinya ini.

“Makanya itu mulut di diemin dulu. Udah gue capek, ntar kalau udah sampai rumah bangunin gue” Viana segera menyandarkan punggung dan kepalanya pada kursi penumpang dan perlahan menutup matanya. Perjalanan kerumahnya cukup jauh dan memakan waktu sekitar 40 menit untuk sampai sehingga ia memutuskan untuk tidur sejenak.

.
.
.
.

“Kak, Makan diluar yuk” ajak savina pada kakak laki-lakinya yang tengah menoton tv diruang keluarga.

Namun Reynand tidak memperhatikan ajakan adiknya, pikirannya tengah melayang pada seseorang yang sangat dirindukannya saat ini.

Merasa dirinya dicuek oleh kakaknya sendiri savina mulai mendekat“Kak. Kak Reynand” savina kini berteriak.
Mungkin dikampus ia akan bersikap dingin dan cuek. Tapi tidak dengan dirumah apalagi bila sudah berurusan dengan kakaknya, sisi manja dan kekanak-kanakan akan segera mucul kepermukaan.

Reynand tersadar dari lamunannya “Savina, ada apa?” Reynand bertanya pada adiknya yang kini menghalangi tv didepannya.

“kak Rey kenapa sih, melamun mulu kerjaannya?” savina cemberut “gue pengen makan diluar” savina mengutarakan kembali kemauannya yang sempat terabaikan tadi.

PossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang