Warning!!!
Typo disana-sini, cerita gak jelas dan cerita yang gak nyambung😅Happy Reading😊😊😀😀
________P O S S I B L E__________
Setelah kejadian tak terduga di ruang kesehatan beberapa jam yang lalu, kini Carrisa dan Dehaan telah kembali ke area gedung fakultas. dan berhubung Dehaan masih mempunyai kelas lanjutan pagi ini dan tidak memungkinkan untuk bolos, yah kerena sebelumnya dehaan sudah pernah bolos beberapa kali.
"Carrisa" dari kejauhan Chasia terlihat melambaikan tangan.
"Saa, gue duluan yah. Soalnya gue malas ketemu temen lo yang "sakit" itu" Dehaan berbicara sembari membuat tanda silang didahinya.
"Ya udah. Tapi nanti malam ingat janji lo" Carrisa sempat terkekeh saat Dehaan mengatakan chasia sakit dalam arti yang berbeda. well, rasanya ia dan dehaan sudah memiliki satu persamaan, karena carrisa juga sering menganggap Chasia mengidap penyakit jiwa.
"Iya cantik. Pasti gue tepati, karna gue juga masih pengen tau lebih banyak tentang lo, oke?! Gue pergi dulu" Dehaan segera berjalan duluan meninggalkan carrisa dan saat ia berpapasan dengan chasia keduanya saling bertatapan, tatapan yang penuh dendam.
"Apa yang udah tuh anak lakukan sampai lo senyum-senyum sendiri kek orang gila gini?" carrisa terkejut dengan suara Chasia. ia tidak melihat Chasia yang sudah sampai didepannya . chasia terlalu sibuk dengan Dehaannya, ya sekarang dehaan miliknya bukan?
"Lo gak bakal percaya cha" Carrisa kembali tersenyum, dan itu membuat chasia semakin takut kalau kalau sahabatnya ini tengah kerasukan.
"Gue Jadian sama Dehaan" Carrisa berucap dengan nada yang cukup keras, sepertinya ia ingin memberi tahu perihal hubungannya dengan Dehaan kepada semua orang dan setelahnya ia memeluk Chasia dengan sangat erat.
1 detik
2 detik
5 detik
"A--APA? lo barusan ngomong apa? Lo jadian sama dehaan? Gak mungkin. demi dewa carrisa ini terlalu cepat. Dan jangan bilang kalau lo yang nembak" pertanyaan beruntun dilayangkan Chasia, ia masih tidak percaya dengan pendengarannya barusan.
"Apaan sih. Gue beneran udah jadian. Yah, walaupun emang gue yang mulai, tapi ini kan zaman dimana cewek gak harus nunggu lagi"
Chasia masih kehilangan kata-kata. Hingga suara Carrisa kembali terdengar.
"Oh ya, karna ini hari bahagia gue. Lo sama rhea harus datang kecafe biasa sore nanti kita harus merayakan hari bersejarah ini dengan pesta yang meriah" kini carrisa mengalungkan lengan ya pada lengan Chasia lalu menariknya menuju kantin.
.
.
.
.
"Gue masih gak percaya lo udah jadian" untuk yang kesekian kalinya Chasia mengucapkan kata yang sama."Pliss deh Chasia. Gue masih waras untuk sekedar ngaku-ngaku jadi pacar orang" carrisa menatap Chasia dengan tajam
"Oh ya? Bagaimana dengan pengakuan lo tentang hubungan jarak jauh bersama seorang artis dari korea sana"
Chasia hendak mengingatkan carrisa bagaimana gilanya gadis itu bila sudah menyangkut artis korea idolanya."Kalau itu mah beda. Sekalipun gue koar-koar gak jelas sama hubungan palsu itu, kagak akan ada yang peduli. Nah kalau ini, mau ditaruh dimana muka gue kalau sampe itu terjadi"
"Terserah lo deh. Tapi gue masih gak--"
"Chasia stop. Sekali lagi lo ngomong kek gitu. Ini.." carria memotong ucapan Chasia dan mengangkat sendok bakso miliknya".. bakal masuk secara paksa ke mulut lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Possible
FanfictionBerawal dari orang asing yang tak saling kenal, hingga menjadi sahabat sehati sejiwa yang saling melengkapi. "Mungkin hari ini semuanya adalah harapan dan impian. tapi di kemudian hari semuanya akan berubah menjadi kenyataan yang menyenangkan"