Warning : typo bertebaran, bahasa gak konsisten, dan jalan cerita yang gak jelas.
Happy reading guys 😀..
..
..
..
..Seorang gadis dengan rambut diikat dua menggunakan pita biru serta setelan baju kemeja putih dengan rok hitam dibawah lutut dan tidak lupa sebuah slayer biru langit yang terikat rapi di lengan bagian atas. Terlihat setengah berlari sambil berteriak memanggil sahabatnya yang tertinggal cukup jauh dibelakang.
"Rhea cepetan, kita harus keaula sekarang"
"Tunggu Cha, slayer gue kelupaan di apartemen deh kayaknya" gadis yang menggunakan pakaian serupa dengan gadis yang meneriakinya tadi tapi dengan pita warna merah yang ia gunakan sebagai pengikat rambutnya. Wajahnya terlihat pucat begitu mengetahui slayer merahnya tidak ada didalam tas katong plastik yang ia gunakan sekarang.
"Ya tuhan.. Rhea lo teledor banget sih" Chasia, gadis yang tadi berteriak sekarang malah kembali berjalan kearah temen satu apartemennya yang terlihat ingin menangis.
"Cha, gimana nih??" mata gadis itu terlihat berkaca-kaca menahan tangis.
"Sekarang kita masuk dulu keaula, nanti biar gue yang jelasin ke senior jurusan lo" chasia kini menarik lengan Rhea untuk segera masuk keaula dan mengikuti upacara penerimaan mahasiswa baru.
.
.
."Dianta lo gak baca aturan dresscode untuk hari ini?" seorang wanita cantik tengah bertanya kepada adiknya yang hari ini diantaranya kekampus untuk upacara penerimaan maba.
"Gue pake apa yang gue mau" gadis itu menjawab acuh pertanyaan kakaknya
"Tapi lo gak pakai pita seperti gadis-gadis yang lain. dan apa ini, kenapa lo gak pakai tas kantong plastik"
"Sudahlah kak, ini hal biasa. Gak akan seru kalau semuanya menuruti peraturan. Oke. gue pergi dulu" gadis itu turun dari mobil kakaknya dan segera berjalan masuk melewati gerbang besar universitas MTA.
.
.
."Sav, loe diluar aja ngedata maba. Biar gue yang jaga disini" seorang cowok dengan kulit coklat cerah berbicara pada seorang gadis.
"Males, lo aja yang diluar" gadis itu menjawab jutek.
"Gitu banget lo, diluar hanya gue varen sama alfa, dan lo tau kan gimana semua maba disana kalau lihat diri kami yang tampan ini, jadi mendingan lo kesana sekarang sebelum fans gue nambah lebih banyak" kai mendorong savina untuk segera pergi kepintu aula.
"Apaan sih" gadis itu menggerutu sambil berjalan menuju pintu aula
.
"Yah .. Kok lo mau digombal sama si badboy hitam itu sih sav?"
Alfa bertanya begitu melihat savina berjalan kearahnya dan varen."Kenapa? Lo taruhan lagi sama kai?" tanya savina
"Perhatian banget sih sama gue. Sampai ke biasaan gue aja dihapalin" alfa berucap bangga.
"Sav, boleh lo bantuin buat ngeabsen maba yang baru masuk" tanya varen menyela percakapan savina dan alfa.
"Kok gue? Ngerpotin banget sih" meskipun menjawab dengan nada ketus savina tetap berjalan kearah meja tempat para maba diabsen.
"Nama?" tanya savina jutek pada dua orang maba yang baru datang.
"Rhea aghata" jawab seorang maba berslayer biru.
"Maba desain ngapain disini? Ini tempat maba ekonomi" savina mengerutkan alisnya melihat maba desian yang nyasar.
"Ohh.. Itu juga saya tau. Itu memang nama maba ekonomi ini teman saya"
Jawab chasia enteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possible
FanficBerawal dari orang asing yang tak saling kenal, hingga menjadi sahabat sehati sejiwa yang saling melengkapi. "Mungkin hari ini semuanya adalah harapan dan impian. tapi di kemudian hari semuanya akan berubah menjadi kenyataan yang menyenangkan"