#18 Kepergian

138 13 21
                                    

*Flashback*

Chasia dan Rhea kini tengah berjalan berdua menuju parkiran kampus, mereka hendak berangkat menuju perpustakaan kota karna Chasia berencana membeli seri terbaru dari novel favoritnya. Hingga sebuah bencana datang menghampiri mereka, setidaknya itulah pemikiran Chasia begitu melihat Kai bersandar disamping mobil berwarna soft pink milik Rhea.

"Ngapain Lo disini?" Tanya Chasia galak.

"Hai Chasia, lo makin cantik aja deh" Sapa Kai ramah, mengabaikan tatapan galak yang dilayangkan Chasia kepadanya. "Tapi... yang ini jauh lebih cantik" lanjutnya saat matanya bergulir menatap Rhea.

"Gombalan lo receh banget." balas Chasia dengan wajah datar.

"Sahabat lo gue pinjam dulu yah" ujar Kai yang kini sudah menarik tangan Rhea untuk berjalan mengikuti langkahnya. Namun Chasia yang sadar dengan tindakan Kai segera mengulurkan tangannya untuk menahan Rhea agar tetap berada ditempatnya. sehingga terjadilah adegan tarik menarik antara Kai dan Chasia dengan Rhea sebagai bahan tarikannya.

"Lepasin gak!" teriak Chasia pada Kai.

"Lo yang lepasin, kasian tangan Rhea nanti jadi sakit" Kai berkata seperti itu, namun tangannya malah menarik Rhea dengan lebih kuat.

"gue disini sahabatnya yah, dan kalau gue perlu ingetin, lo itu bukan siapa-siapanya Rhea" ujar Chasia yang sudah berhenti menarik tangan Rhea.

"yang benar itu belum, karna sebentar lagi gue bakal jadi siapa-siapanya Rhea" jawab Kai serius.

"Bullshit! Lo pikir gue rela ngebiarin sahabat gue jatuh ke pelukan buaya darat kayak lo"
"itu dulu, karna sekarang gue udah tobat dan gu-"

"STOP!!" Rhea melepaskan secara paksa kedua tangannya yang sedari tadi dijadikan bahan tarik-menarik oleh kedua orang ini. "Cha, lo bisa kan pergi sendiri. kayaknya gue masih punya urusan lain disini" lanjut Rhea sembari menatap Chasia.

"jadi lo lebih milih, manusia setengah buaya ini?" tanya Chasia tak percaya dengan pilihan Rhea.

"Lo pikir gue siluman. lagian lebih buaya Alfa daripada gue" ujar Kai tersinggung. "udah yah, Rheanya gue bawa" lalu ia kembali menarik tangan Rhea dan akhirnya keduanya benar-benar berjalan menjauh meninggalkan Chasia sendirian.

"Alfa, playboy?" tanya Chasia pada hembusan angin didepannya, dan seketika semua pikiran buruk berlomba-lomba meracuni otaknya, mengenai apa saja yang telah Alfa lakukan di Jerman sana. "gak mungkin" Chasia segera menggelengkan kepalanya, menegaskan pada dirinya sendiri kalau Alfa tidak mungkin seperti itu. Lalu gadis itu segera memasuki mobil soft pink tersebut dan mulai melajukannya menuju tempat tujuannya.

.
.

"ada apa sih?" tanya Rhea pada Kai setelah mereka berdua telah berada ditaman kampus.

"gue mau nembak lo" jawab Kai to the point.

Rhea terdiam sejenak hingga akhirnya ia menyadari maksud perkataan Kai. "A..apa?" ucapnya gugup dan disertai dengan pipi merah meronanya.

"Gue suka sama lo, gue sayang sama lo, gue cinta sama lo, dan gue pengen lo jadi pacar gue"

"K..kai lo apa-apaan sih" entah sudah semerah apa wajah Rhea sekarang. salahkan lah mulut kai yang terlalu PD untuk mengeluarkan kata-kata seperti itu.

"jadi jawabannya iya atau mau" ujar kai dengan alis terangkat.

"pilihan macam apa itu" protes Rhea. karna, dengan menjawab apapun hasilnya akan tetap sama.

"jawabanya?" lajut kai, mengabaikan protes dari Rhea.

"kenapa gue?" ucap Rhea tiba-tiba serius. "gue gak cantik, gue gak pintar, gue biasa-biasa aja. dan masih banyak cewek yang lebih dari gue diluar sana." lanjut gadis itu.

PossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang