"Woaahhh, daebak!! Oppa aku datang," Carissa berteriak-teriak kesenangan saat ia dan teman-temannya telah sampai dinegara gingseng tujuan liburan mereka.
"Ekhem, pacarnya masih disini mba," singgung Dehaan yang tengah menenteng satu kopernya dan dua koper Carissa.
"Haan, kalau gue lagi ketemu artis, jangan ngaku-ngaku pacar gue yah, takutnya mereka gak jadi pdktin gue nanti," ucap carissa dengan tingkat pede yang overdosis.
"Serah Sa, serah. Anggap aja gue udah mati," kesal Dehaan dengan penuturan sang kekasih yang lebih memilih artis-artis korea dibandingkan dirinya sendiri.
"Sabar, hidup ini cobaan." Kembali Dehaan, menghibur dirinya sendiri melihat sang kekasih yang jiwa jiwa gelapnya kini kembali menguar kepermukaan.
"Woy Sa, babu lo ketinggalan." teriak Chasia dengan nada mengejek yang lebih diperuntukan untuk Dehaan. Melihat dari gaya cowok itu yang berjalan dibelakang Carissa bersama tiga buah koper layaknya asisten yang mengekori majikannya. "Al, kalau lo gue gituin. Lo bakal gimana?" tanya Chasia pada Alfa yang berjalan disampingnya.
"Gak ada, Biasa aja" jawab Alfa santai.
"Gak cemburu?"
"Nggak."
"Ish lo mah gitu. Tau ah males." Chasia mempercepat langkahnya meninggalkan Alfa dibelakang.
"Mau tau kenapa?" dengan mudah Alfa segera menyusul Chasia dan kembali mensejajarkan langkah mereka.
"Gak," jawab Chasia disertai nada judes.
"Karna gue tau sayangnya lo cuma buat gue," lanjut Alfa sembari merangkul pundak Chasia yang kini hanya bisa mengulum senyum bahagia.
"Gombal terus bang,"
"Gak suka? Yaudah gak diromantisin lagi deh."
"Alfa! Ish bego."
"Mana bisa juga sih, untuk orang spesial kan perlakuannya spesial juga."
"Spesial apaan. Status aja gak ada."
"Jadi ngodenya mau dikasih status nih?"
"Tau ah, Alfa bego." setelah mengatakan itu Chasia malah berlari mengejar Carissa yang semakin lebay dan sok sksd ke orang-orang korea yang ia temui, meninggalkan Alfa yang hanya bisa tersenyum geli melihat sang tercinta salah tingkah seperti itu.
"Mereka kenapa sih, malu-maluin tau gak." Dianta memandang datar teman-temannya yang sedang membuat drama di depan sana.
"Yah, yang punya pacar emang beda." balas Rhea disertai senyum maklum.
..
...
..Akhirnya setelah mereka berenam sampai di hotel. Pembagian kamar segera dimulai, dan hasilnya. Kamar pertama diisi para lelaki, kamar kedua untuk pasangan para lelaki, dan kamar terakhir untuk Rhea dan Dianta.
Dan sekarang di kamar 101 tengah terjadi percakapan antar dua lelaki. Yah, Alfa dan Dehaan tengah berbincang-bincang seputar hubungan asmara mereka.
"Hubungan lo sama Chasia apa sih, gue bingung." mulai Dehaan sembari merebahkan tubuhnya keatas tempat tidur single yang serupa dengan tempat tidur Alfa disamping kanannya.
"Maksud lo?" balas Alfa yang masih setia mengistirahatkan tubuhnya pada sofa biru yang diletakan langsung menghadap dinding kaca bening sehingga pemandangan senja Korea Selatan kini terpampang nyata tanpa ilusi.
"Maksud gue, lo udah resmi pacaran sama dia? Jangan permainin dia lah, walaupun dia ngeselin, dia masih tetep temen gue juga."
"Lo pikir, gue rela pulang pergi jerman cuma buat mainin hati cewek, gitu?" Alfa mendelik kesal atas kalimat yang dilayangkan Dehaan kepadanya.
"Yah gitu, lo seakan-akan ngegantung dia." balas Dehaan yang masih berbaring ria.
"Cinta bukan berarti harus pacaran."
Dehaan bangun dari tempat tidurnya, lalu ia menatap Alfa serius, "Tapi pacaran adalah langkah awal menuju jenjang yang lebih serius. Kalau lo gini, cowok lain bisa saja datang, karena Chasia belum lo tandain sebagai milik lo."
Kali ini Alfa hanya terdiam, ia tak lagi membalas kalimat-kalimat dari Dehaan.
"Pikirkan baik-baik, gue bilang kayak gini bukan karena gue sok tau, tapi karena gue peduli. Chasia temen gue, dan itu berarti lu juga temen gue." setelah mengatakan itu Dehaan memilih berjalan menuju toilet.
...
..
..
..."Cha, lu sayang sama Alfa?" Carrisa memulai pembicaraan mereka.
"Sayang."
"Cemburu kalau dia sama yang lain?"
"Cemburu lah."
"Lu takut kehilangan dia?"
"Lu kenapa sih, udah kayak agen FBI tau gak."
"Jawab aja."
"Iye, gue takut kehilangan dia."
"Kok gak pacaran?" bagaikan terbentur benda keras, Chasia hanya bisa terdiam mendengar pertanyaan Carissa yang sungguh menohok hati.
"Yah gue bisa apa, cewek cuma bisa nunggu Sa." akhirnya Chasia membalas dengan helaan napas panjang.
"Tapi lo bisa milih. Cowok bukan cuma Alfa, kalau dia gak serius sama lo, buat apa lo serius sama dia?"
"Gue tau pilihan gue. Gue bertahan karena gue yakin."
"Gue cuma gak mau sahabat gue sakit hati."
"Gue baik-baik aja Sa, kalau gue ada masalah, lo pasti jadi orang pertama yang tau itu."
"Okey, tapi lo janji. Berhenti berharap kalau lo udah lelah.'
"Iya iya, lo emang sahabat gue. Thanks ya."
"Udah tugas gue." akhirnya kedua sahabat itu berpelukan, saling berbagi kehangatan tanpa tau hal apa yang akan terjadi kedepannya.
..TBC..
KAMU SEDANG MEMBACA
Possible
FanfictionBerawal dari orang asing yang tak saling kenal, hingga menjadi sahabat sehati sejiwa yang saling melengkapi. "Mungkin hari ini semuanya adalah harapan dan impian. tapi di kemudian hari semuanya akan berubah menjadi kenyataan yang menyenangkan"