40°

10.4K 613 18
                                    

Giselle berlari menyusuri koridor sekolah yang kala itu sedang ramai. Tak ia pedulikan beberapa temannya yang menatapnya aneh. Ya, Giselle memang tidak pernah berubah, ia masih suka menjahili orang lain. Dan targetnya hari ini adalah Reza, sang ketua OSIS yang begitu alim namun bisa menjadi menyeramkan dalam sepersekian detik. Giselle tidak tahu mengapa ia ingin sekali membuat pria itu marah.

Giselle terkikik saat ia berhasil masuk ke dalam toilet wanita untuk menyembunyikan diri. "Well.. Gue rasa ada yang habis buat masalah," ucap seseorang sambil bertepuk tangan.

Sebelah kaki wanita itu ia gunakan untuk menutup pintu toilet yang berada di belakangnya. "Kamu ngapain di sini? Mau minta tanda tangan?" tanya Giselle.

"Jangan mimpi deh! Lihat muka lo aja gue gak sudi!"

"Ah jangan bohong gitu sama Giselle, Giselle tahu kok kalau Alexa itu sebenernya fans-nya Giselle."

"Udahlah lo diem aja!" Alexa menendang tempat sampah di samping kakinya.

"Wih jago amat! Kenapa kamu gak jadi pemain sepak bola aja, Lex?"

"Lucu lo! HAHAHA!"

"Iya Giselle tahu kok kalau Giselle lucu, makasih ya Lex," ujar Giselle dengan nada imut yang ia buat-buat.

Alexa mengeram kesal dan berjalan mendekat ke arah Giselle. "Ih tuh kan deket-deket...."

"Diem! Gue ini pacarnya Reza, jadi kalau lo ngerjain pacar gue, berarti lo juga berurusan sama gue!"

"What? Aku gak salah denger kan, Lex? Mana mau Reza sama kamu," ejek Giselle dengan tatapan merendahkan. Ia tidak akan memulai pembicaraan ini jika Alexa tidak menyinggung kepentingannya.

Alexa menarik kerah seragam Giselle sehingga tubuh wanita itu terangkat sedikit. Bobot tubuh Alexa memang jauh lebih besar dari Giselle, namun jangan kira kalau tenaga Giselle jauh lebih payah daripada wanita itu. Giselle langsung mendorong tubuh Alexa menjauh darinya dan berlari keluar dari toilet dengan mudahnya.

"Awas lo! Gue bakalan ngasih hukuman yang buat lo jerah untuk sekolah di sini!" teriak Alexa lalu mengejar Giselle.

"Aku berharap aku bisa terbebas dari perempuan menyebalkan itu," gumam Giselle. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti karena ia menabrak seorang pria yang tiba-tiba berada di depannya, akibatnya Giselle terjatuh ke belakang.

"Bagus kau telah menangkapnya, sayang," ujar Alexa sambil melipat kedua tangannya di depan perut. Senyuman sinis terpancar dari bibirnya yang diolesi lipstick merah.

"Ayo sayang, kamu harus menghukum dia. Dia kan udah ngerjain kamu," panjing Alexa saat tidak mendapati pergerakan apapun dari Reza.

Sementara Giselle hanya duduk diam menantikan apa hukuman yang akan di berikan ketua OSIS itu kepadanya. Namun pria itu hanya berjongkok dan mengulurkan tangannya pada Giselle. Giselle mengangkat wajahnya dan tatapannya jatuh pada mata pria itu, mata yang tidak asing baginya tapi ia tidak ingat siapa yang memiliki mata seperti itu.

"Ayo bangun," ucapnya. Giselle mengangguk lalu menerima uluran tangan Reza.

"Kenapa kamu malah membantunya? Harusnya kamu memarahinya! Apa perlu aku yang melakukannya?"

"Cukup, Alexa! Sebaiknya kamu masuk ke kelas. Aku akan menghukumnya dengan caraku sendiri," ucap Reza dengan nada meninggi.

Alexa yang kesal setelah dipermalukan seperti itu di hadapan Giselle langsung berlari menuju kelasnya. "Kamu gak apa-apa?"

Giselle menggeleng lalu tersenyum lega. "Akhirnya macan itu pergi juga."

Baru saja ia mengucapkan kalimat itu dengan sempurna, keberadaan Reza membuatnya langsung menutup mulutnya. "Maaf, aku gak maksud ngejelekkin pacar kamu."

My Aviator [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang