Giselle menunggu gelisah di tempat duduknya, sudah 20 menit Hansel tidak keluar dari ruangan ibunya. Ia menghela napas bosan, perasaan khawatirnya tadi sudah sedikit menguap kala melihat Selyn sudah dapat membuka kedua matanya dan berbincang dengannya. Tetapi ia masih bingung dengan perkataan Selyn yang jelas melarangnya untuk berteman dengan Reza. Memangnya apa salah Reza?
Suara denyitan pintu membuat Giselle bangkit berdiri dan menantikan Hansel yang baru saja keluar dari ruangan Selyn. "Apa yang mama bilang sama om?"
"Rahasia," balas Hansel membuat Giselle mendengus sebal.
Hansel berjalan ke arah Giselle dan menggenggam tangan Giselle erat. "Ayo kita pulang."
"Om aja yang pulang, Giselle mau jagain mama," tolak Giselle mentah-mentah.
"Terserah, lagipula bibi sendiri yang menyuruhmu pulang. Bukankah lusa kamu ujian?"
"Giselle gak peduli, Giselle tetep mau di sini," ujar Giselle bersikeras.
"Ya sudah, padahal tadinya aku mau mengajakmu ke kedai es krim, tapi gak jadi," Hansel melangkah meninggalkan Giselle yang terpaku dengan kata-kata Hansel tadi.
Giselle buru-buru menyamakan langkahnya dengan Hansel. "Aku mau makan es krim, om traktir ya?" ucapnya dengan tatapan memelas.
"Ucapanku sudah tidak berlaku," jawab Hansel seraya mempercepat langkahnya. Giselle kali ini yang menggenggam tangan Hansel, tangannya terlihat begitu mungil kala bersanding dengan tangan pria itu.
"Please, masa om gak kasian sama Giselle? Giselle kelaperan om, udah seminggu belum makan."
"Gak peduli."
"Ih om jahat! Giselle gak sayang lagi sama om!"
"Emangnya sebelumnya sayang?" tanya Hansel seraya mengangkat sebelah alisnya.
"Enggak sih, hehehe."
"Ya udah kalau gitu, aku gak jadi traktir kamu es krim."
"Eh si om mah meuni gak peka sama perasaan Giselle, Giselle harus apa biar om beliin Giselle es krim?"
"You must love me."
"Wihh om bisa bahasa Inggris!" pekik Giselle kegirangan.
Hansel menepuk jidatnya frustasi. "Jadi mau es krim gak nih?"
"Ya mau-lah om, kalau gak mau ngapain Giselle nahan om di sini," balas Giselle yang terlihat sudah sebal.
Hansel tersenyum lalu mencubit kedua pipi Giselle. "Ayo kita beli es krim," Hansel menggenggam tangan Giselle dan menuntunnya hingga Giselle benar-benar merasa seperti seorang anak kecil sekarang.
Dan akhirnya merekapun sampai di mobil Hansel. Giselle segera mengenakan seatbelt dan duduk dengan tenang. Hansel perlahan menginjak pedal gasnya sehingga mobil itu mulai bergerak keluar dari rumah sakit.
"Sebenarnya mama sakit apa, om?"
"Kerusakan ginjal," balas Hansel.
"Bagaimana mungkin? Selama ini mama tidak pernah meminum atau memakan sesuatu yang membahayakan ginjalnya."
"Masalahnya hanya ada satu ginjal di dalam tubuhnya dan ginjal itupun telah rusak akibat bibi mengkonsumsi alkohol terlalu banyak."
"Kenapa bisa aku tidak tahu tentang itu?" tanya Giselle terlihat frustasi.
"Kau memang tidak tahu, Giselle. Bibi sengaja merahasiakan ini semua darimu sejak dulu."
"Lalu kenapa om boleh tahu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Aviator [COMPLETED]
RomansaJudul awal : 180° Aviator Kisah tentang seorang wanita ceroboh dan pembuat masalah yang bertemu dengan seorang pilot bernama Hansel Ackerley. Pertemuan awal mereka yang tidak menguntungkan membuat Giselle terpaksa harus terus berurusan dengan pria...