1. 2. Tak terduga, Kekacauan itu datang! -Part 2 "party"
"Ketemu di rumah Roy ya!"
"Oke! Gue langsung on the way!"
Tut-tut-tut. Sambungan terputus.
Aku kembali melihat pantulan diriku di cermin. Kurasa cukup. PAS. Good looking. Yap... Aku langsung menuruni anak tangga. Membuka pintu si kuning. Menutupnya kembali. Menyalakan mesin. Menggunakan sefty belt. Dan menginjak pedal gas menuju kediaman Roy.
Dag. Dug. Deg. Dag. Dig. Jep. Ajep. Ajep. Ajep. Musik yang telah diremix berdetak pelan di mobil kesayanganku. Jalanan tidak terlalu ramai di malam kamis seperti ini.
Aku melirik ponselku yang tergeletak tak berdaya di kursi sebelah kiriku. Sudah 18 menit aku berkendara, dan acara akan dimulai setengah jam lagi. Sip! Itu artinya aku masih ada banyak waktu dan tidak akan ketinggalan acara. Aakkhhh... Akhirnya aku memiliki acara di liburan seperti ini. Aku akan banyak mengucapkan terimakasih kepada Roy yang mengadakan acara yang sangat brilian.
Yey... Party! I'M COMMING!
"Lo yakin?" tanya Rika saat melihat penampilanku.
"Yakin lah!" jawabku percaya diri sambil mengunci mobil tercintaku di halaman rumah Roy yang luas macam lapangan sepak bola.
"Parah... Parah... Parah!" sahut Amora, "Lo pasti jadi sorotan banyak orang!"
"Good Fey! Very Good. Paling mencolok!" sambar Siska sambil mengacungkan kedua jempol tangannya kepadaku.
Aku hanya senyum penuh kebanggaan. "Kerenkan! Lain dari pada yang lain kan?"
"Kacau lu! Kacau parah! Keluar dari zona tema!" Amora menjawab dan diiringi gelak tawa kami semua.
Sesampainya di teras rumah Roy terdapat semacam bodyguard yang memeriksa undangan. Jadi yang masuk party ini bukanlah orang sembarangan. Hanya orang yang benar-benar memiliki undangan. Untung saja Siska selalu cerewet mengingatkanku untuk membawa kartu undangannya. Sehingga kami bisa ikut party dengan selamat.
Selangkah. Dua langkah. Tiga langkah memasuki kediaman Roy. Sesaat aku, Siska, Rika dan Amora tertegun pada party ini. Ini rumah loh! Rumah! Bukan club malam atau bar-bar dan semacamnya.
Semua design, perlengkapan dan tetekbengek mengubah rumah ini menjadi tempat yang sangat asik! Cozy! Bahkan lebih asik daripada club-club yang pernah aku datangi.
"Hey! Gimana? you like this?" seseorang telah mengalihkan perhatian kami.
Dengan kompak kami mengarahkan mata pada laki-laki tinggi, berkulit kuning langsat terawat yang tersenyum kepada kami. Siapa lagi kalau bukan si tuan rumah Roy. Roy mengenakan kostum pangeran berkuda putih tapi ada yang berbeda dengan penampilannya, Roy memegang kuda lumping bukan kuda seperti pangeran biasanya! Lengkap dengan pecutnya di tangan kanannya.
"Hay my prince," sapa Siska malu-malu meong. Roy juga membalas Siska dengan senyuman termanisnya membuat hati Siska tambah meleleh.
"Parah... Parah... Parah... Lo bikin acara kayak begini di rumah? Good. Is very good!" kata Amora memberi pujian.
Rika masih menatap Roy tak percaya dari atas hingga bawah. Kostum yang dikenakan Roy masih membuat Rika ternganga dan bingung.
Roy mengerti arti tatapam Rika itu langsung menjelaskan dengan rinci, "Perpaduan antara barat and budaya Indonesia. Ya... Inilah kostum gue!"
Aku menahan tawa. Rupanya sang pemilik acara dan si tuan rumah ini memiliki pemikiran yang sama soal kostum denganku. Hahaha..
"Oh iya Fey! Gue suka banget kostum lo!" puji Roy. Akhirnya aku tertawa. Sudah kuduga jika menggunakan kostum ini pasti banyak orang yang memujiku. "Sepemikiran kita" lanjutnya sambil mengajakku bertosan. "Oh ya kalau gitu nikmatin aja partynya oke? Gua mau sambut tamu-tamu yang lain dulu ya! Bye!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LISTEN TO ME!
RomansaDia itu emang ngak sempurna. Tapi, ketika aku melihat senyumannya, semua berbeda. Memang dia tak pandai berkata, tapi senyuman itu seolah berbicara siapa dia. Tangannya ikut berkata bahwa siapa dia yang sesungguhnya. "Dia itu emang tuli! Tapi hati...