Chapter 2

18.8K 1.2K 13
                                    


Keesokan paginya Mrs. Vye terkejut tatkala melihat Maria tengah sibuk di dapur. Ia tak menduga gadis itu akan bangun pagi-pagi.

“Selamat pagi, Mrs. Vye,” kata Maria sambil tersenyum.

“Apa yang kaulakukan? Mengapa engkau berada di dapur?” tanya Mrs. Vye.

“Saya sedang membuat teh untuk kita berdua. Apakah Anda menyukai teh? Saya tidak menemukan cokelat atau yang lain di sini selain teh.”

“Ya, aku sangat menyukainya. Aku tidak pernah meminum kopi atau cokelat karena itu aku tidak memilikinya. Apakah engkau menyukai cokelat hangat? Bila engkau menyukainya, aku dapat mengambilkannya untukmu dari Sidewinder House.”

“Anda tidak perlu susah payah melakukan itu. Saya juga menyukai teh,” kata Maria, “Apakah kita akan pergi sekarang?”
Mrs. Vye tersenyum kemudian berkata, “Aku menyukai semangatmu yang tinggi itu. Tetapi saat ini masih terlalu dini untuk berjalan-jalan di tepi Sungai Alleghei. Tunggulah hingga matahari mulai menampakkan dirinya.”

“Saya senang melihat matahari terbit. Setiap hari saya bangun pagi-pagi kemudian menuju…,” kata-kata Maria terhenti.

“Menuju… menuju…,” katanya sambil berusaha menyingkapkan tabir kegelapan yang pekat di ingatannya.

Mrs. Vye mendekati gadis itu dan memegang lengannya.

“Jangan sedih,” kata Mrs. Vye, “Perlahan-lahan ingatanmu akan pulih kembali.”

Maria menganggukkan kepalanya kemudian ia tersenyum pada Mrs. Vye.

“Apakah Anda mau secangkir teh?” tanya Maria.

Mrs. Vye dan Maria duduk berhadap-hadapan di meja kayu yang terdapat di ruang itu. Mereka bercakap-cakap sembari menanti matahari meninggalkan peraduannya.

“Hari mulai terang,” kata Maria, “Saya akan mengganti gaun ini dengan baju yang Anda berikan kemarin malam.”

“Untuk apa engkau mengenakan baju pelayan itu sekarang? Bila matahari telah tinggi, engkau baru memulai pekerjaan itu,” kata Mrs. Vye terkejut.

“Saya berencana berjalan-jalan di tepi Sungai Alleghei hingga tiba waktunya bagi saya untuk melayani Tuan Puteri.”

“Tetapi mengapa engkau memilih mengenakan baju itu? Kenakanlah gaun yang aku berikan padamu. Nanti bila engkau akan ke Sidewinder House, barulah engkau mengenakan baju itu,” saran Mrs. Vye.

“Terima kasih, Mrs. Vye. Saya akan menuruti saran Anda.”

“Mari kubantu,” kata Mrs. Vye mengikuti Maria.

“Terima kasih, Mrs. Vye. Tetapi maafkan saya, saya bisa melakukannya sendiri,” Maria menolak halus.

“Sudahlah. Biarkan aku membantumu,” kata Mrs. Vye.
Maria tidak dapat berbuat apa-apa lagi untuk mencegah Mrs. Vye.

Wanita tua itu telah menutup pintu kamarnya dan mulai membantunya mengenakan gaun yang diberikannya kepada gadis itu.
Gaun putih yang sederhana itu menambah kesan keanggunannya. Leher gaun itu cukup tinggi sehingga dapat menutupi kalung yang dikenakannya.

Mrs. Vye tampak senang melihatnya dalam gaun itu.

“Engkau cantik sekali,” kata Mrs. Vye.

“Terima kasih.” Maria melihat Mrs. Vye akan merapikan rambutnya. Ia segera berkata.

“Tidak perlu, Mrs. Vye. Saya akan membiarkan rambut saya terurai.”

“Tetapi rambutmu yang panjang ini akan membuat engkau terganggu,” kata Mrs. Vye sambil menyentuh rambut panjang Maria.

Gadis MisteriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang