Chapter 8

9.1K 650 13
                                    

PS : Part ini panjang ya, bacanya sambil di simak jangan ada yg kelewat kalo bisa sambil di hayatin bacanya 😊😀



Maria tidak terkejut melihat rumah Al yang megah.

Rumah itu lebih besar dari Sidewinder House. Dan tampak lebih indah dari Sidewinder House.
Dindingnya yang putih tampak berseri dengan halamannya yang semarak oleh tumbuh-tumbuhan. Dedaunan yang rontok tidak tampak di antara rerumputan yang menghampar.

Beberapa tukang kebun terlihat masih sibuk membersihkan dedaunan yang berjatuhan dari ranting pohon.
Di antara pepohonan dan semak-semak, Maria melihat beberapa bunga musim panas bermekaran dengan indah.
Mereka telah tiba di pintu rumah itu yang atasnya berbentuk setengah lingkaran.

Seorang pelayan membukakan pintu bagi mereka. Pelayan itu menerima mantel Al dan menanti Maria menyerahkan syalnya.
Menyadari hal itu, Maria menggeleng perlahan dengan tersenyum kepadanya.

Pelayan itu mengangguk mengetahui arti isyarat itu dan membungkuk hormat ketika mereka berjalan menuju Ruang Besar yang telah dipenuhi banyak orang, sambil terus mengawasi kepergian mereka dengan ekor matanya.

Seorang pelayan yang berdiri di depan pintu menuju Ruang Besar menyerahkan sebuah topeng kepada mereka masing-masing.
Al menyadari kebingungan Maria ketika menerima topeng itu, berbisik kepadanya, “Aku sengaja menyediakan topeng ini. Semua orang yang hadir dalam pesta ini harus mengenakan topeng, dengan demikian engkau tidak akan dikenali.”

“Anda telah memikirkan segala sesuatunya dengan baik,” kata Maria sambil tersenyum.

“Tentu saja. Aku ingin membuatmu menikmati pesta ini.”

Maria mengangguk sambil tersenyum kepada pelayan yang membukakan pintu itu bagi mereka sebelum melangkah memasuki Ruang Besar tempat pesta itu diselenggarakan.

“Pesta dansa ini akan menjadi pesta dansa bertopeng yang pertama sepanjang sejarah keluarga ini,” kata Maria.

“Jangan jauh-jauh dariku, Maria. Walaupun aku akan selalu dapat mengenalimu dalam kerumunan orang-orang ini, tetapi aku tidak ingin engkau pergi dari sisiku,” kata Al.

“Saya juga tidak ingin berpisah dari sisi Anda.”

“Lihatlah, Maria. Apa yang kukatakan memang benar, bukan? Semua orang itu telah melihatmu sejak engkau memasuki ruangan ini. Aku percaya mereka tidak akan dapat melepaskan pandangan mata mereka darimu,” kata Al sambil menyelipkan tangan Maria di lengannya.

Maria memandangi orang-orang yang telah berada di ruangan itu.
Mereka semua memandanginya. Di balik topeng mereka, Maria tahu mata itu bersinar penuh kekaguman tetapi ia tidak mempedulikannya.

Ia berjalan di samping Al yang membawanya mendekati sepasang orang yang tidak pernah melepaskan pandangan matanya dari mereka berdua.
Maria menduga kedua orang itu adalah orang tua Al.

Ibu Al terlihat masih cantik walau telah tua. Gaun hitam yang dikenakannya membuat ia tampak lebih anggun. Ayah Al juga terlihat masih muda walaupun rambut putih telah muncul di antara rambutnya yang hitam.
Wajah kedua orang itu tampak berseri ketika melihat mereka berjalan mendekat.

Al mencium kedua pipi ibunya dan mengangguk hormat kepada ayahnya sebelum berkata, “Papa, Mama, aku ingin mengenalkan seseorang pada kalian. Ini Maria. Maria mereka orang tuaku.”

“Senang berkenalan dengan Anda,” kata Maria sambil mengangkat gaunnya dan membungkuk hormat pada mereka.
Al serta kedua orang itu terkejut dengan tindakan Maria.

Gadis MisteriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang