Chapter 15

10.5K 640 24
                                    

Pangeran memasuki kamar Princess Minerva dengan hati-hati. Ia berusaha untuk tidak menimbulkan suara.

Udara di ruangan itu telah menjadi lebih hangat dari saat Pangeran memasuki meninggalkan kamar itu. Tetapi seorang pelayan tetap memasukkan beberapa batang kayu ke perapian yang telah menyala terang.

Pelayan itu segera bangkit ketika mendengar langkah Pangeran.

“Tolong kau terus hangatkan ruangan ini. Kamar ini harus benar-benar hangat agar Minerva tidak kedinginan,” kata Pangeran Alcon sebelum pelayan itu menyapanya.

“Baik, Pangeran,” kata pelayan itu.
Pangeran Alcon melanjutkan perjalanannya ke kamar Princess Minerva.

Sebelum ia membuka pintu yang tidak tertutup rapat itu, seorang pelayan telah membukanya lebih dulu.

Pelayan itu mengangguk hormat kepada Pangeran dan berkata, “Cepatlah, Pangeran. Keadaan Princess semakin memburuk dan ia terus memanggil nama Anda.”
Pelayan itu menepi untuk memberi jalan kepada Pangeran yang segera memasuki Ruang Tidur adiknya.

Pangeran mendekati tempat tidur adiknya yang tertutup tirai putih.
Perlahan-lahan Pangeran Alcon membuka tirai putih itu dan melihat adiknya yang terbaring di ranjang yang besar itu.

Pangeran menatap sedih pada Princess Minerva yang terbaring lemah di sana.

Princess Minerva tampak sangat kecil di ranjang yang besar itu. Seuntai kalung tampak menghiasi lehernya yang putih. Di balik napasnya yang terputus-putus, Princess Minerva berkata-kata lirih.
Pangeran duduk di tepi tempat tidur yang besar itu dan mendekatkan wajahnya sambil berusaha mendengar bisikan Princess Minerva.

“Al…, jangan… pergi…. Ja… ngan… pergi…. Al… Al…”

Pangeran Alcon menggenggam erat tangan Princess Minerva dan berbisik di telinga Princess Minerva, “Jangan khawatir, sayang, aku akan selalu di sini. Aku akan selalu berada di sisimu.”

“Al…, jangan… pergi…. Jangan ting… galkan… aku…, Al.”

Kedua tangan Pangeran menggenggam tangan Princess Minerva semakin erat. Pangeran meletakkan tangan yang dingin itu ke mulutnya dan berkata, “Aku tidak akan pergi, Minerva. Aku janji aku akan selalu di sisimu.”

Pangeran Alcon menggosokkan tangan Princess Minerva ke pipinya sambil terus meyakinkan Princess Minerva seakan-akan dengan demikian Princess Minerva akan mengerti. Tangan Pangeran yang satu menggenggam erat tangan Princess Minerva dan tangannya yang lain mengusap dahi Princess Minerva yang dipenuhi keringat dingin.

Pangeran terus memandangi wajah Princess Minerva yang masih memucat hingga ia mendengar suara yang mendekat.

Mrs. Wve dan Mrs. Vye tersenyum ketika melihat Pangeran Alcon yang duduk di tepi adiknya sambil menggenggam tangan Princess Minerva.

“Anda sudah mengerti semuanya, Mrs. Vye?” tanya Pangeran.

“Belum. Mrs. Wve belum menjawab pertanyaan saya.”

Pangeran ganti menatap Mrs. Wve, “Mengapa engkau belum menjawab pertanyaan Mrs. Vye, Mrs. Wve?”

“Saya tidak tahu harus menjawab apa. Anda tidak memberi tahu saya bagaimana saya harus menjawabnya. Apakah saya harus mengatakan semuanya ataukah hanya bagian-bagian yang penting saja,” kata Mrs. Wve.

“Engkau dapat menjawab sesuai dengan yang sebenarnya.”

“Saya juga ingin melakukan itu, tetapi biasanya Anda selalu memutuskan segala sesuatu mengenai Princess dan saya tidak tahu harus berbuat apa,” kata Mrs. Wve.

Gadis MisteriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang