Chapter 9

8.9K 677 15
                                    


Part Ini panjang yah gaesss... Bakal ada sesuatu nih. So.. jangan sampe kelewat 1 kata pun yah. Enjoyyy 😊😆😀



Duchess  bergandengan dengan Maria menuju Ruang Besar.

Pembicaraan mereka yang sangat akrab seperti seorang ibu dengan putrinya, membuat Maria merasakan sesuatu yang aneh.

Maria merasa sangat bahagia bila berbicara dengan Duchess yang saia ngat lembut padanya. Suatu perasaan yang tidak pernah muncul di hatinya selama ia berada di Obbeyville.

Maria merasa seperti berjalan dan berbicara dengan akrab bersama ibu kandungnya. Cara Duchess memperlakukannya, cara memandangnya, caranya tersenyum pada dirinya, membuat Maria merasa seperti berhadapan dengan ibu kandungnya. Teringat akan ibu kandungnya, Maria berusaha mengingat wajah ibunya. Dan seperti biasanya, Maria tidak dapat menyingkap lebih jauh kabut gelap yang menyelubungi masa lalunya. Sesuatu di dalam dirinya mengatakan bahwa ibu kandungnya sangat mirip seperti Duchess of Blueberry.

Ibu kandungnya sangat cantik dan anggun seperti Duchess. Matanya selalu tersenyum pada setiap orang. Tutur kata Duchess yang lemah lembut juga mirip dengan cara ibunya berbicara. Ibunya yang cantik, yang baik, dan sangat menyayanginya. Semua yang ada di diri Duchess mengingatkan Maria pada ibunya yang tidak dapat diingat wajah juga namanya.

Ia merasakan kerinduan yang sangat dalam merasuk ke hatinya. Ia merindukan ibunya, ayahnya dan keluarganya.
Tidak ada yang menyadari perasaan Maria.

Ketika mereka tiba di Ruang Besar, pesta dansa telah dimulai. Beberapa pasangan telah mulai berdansa di Ruang Besar yang luas itu dengan diiringi musik yang lembut.
Duchess segera membaur di antara tamu-tamunya.

Alexander membawa Maria ke pojok ruangan yang dekat jendela. Mereka berdiri di sana sambil memperhatikan tamu-tamu.
Di seberang tempat mereka berdiri, adalah tempat mereka berada sebelumnya ketika Marcel mencoba mendekati Maria.
Tirai jendela yang berwarna hijau cerah melambai-lambai tertiup angin malam yang menerobos masuk Ruang Besar dari halaman yan luas.

Maria mendekati jendela itu dan memandang halaman Blueberry House yang terhampar di depannya.

Pintu gerbang Blueberry House yang tak sempat diperhatikan Maria ketika ia tiba kini tampak bersinar dengan warna putihnya di antara kegelapan malam dan menampakkan bentuknya yang unik.

Bagian atas gerbang putih yang tinggi itu menyirip seperti daun dan ujung-ujungnya yang runcing yang mengelilingi ujung pintu gerbang yang meruncing itu membuat pintu gerbang itu tampak seperti daun Blueberry yang bergerigi.

Pada bagian tengahnya tergambar lambang keluarga Blueberry, sepasang daun Blueberry dengan buah Blueberry tepat di tengahnya. Halaman Blueberry House tidak kalah indahnya dengan pintu gerbang putih itu. Dari dalam Blueberry House, Maria dapat melihat lebih jelas halaman itu. Mawar-mawar dengan berbagai macam warna yang tetap tumbuh di musim panas, bermekaran dengan indahnya dan menyemarakkan Blueberry House. Demikian pula bunga-bunga lainnya dan pepohonan yang terus bertahan hidup di musim panas.
Langit malam itu sangat cerah, berbeda dengan malam-malam musim panas sebelumnya.

Bintang-bintang di langit seolah-oleh tersenyum pada Maria demikian pula bulan purnama yang menghiasi langit malam yang cerah itu. Sinar mereka menghiasi langit malam yang kelam dan menyejukkan hati setiap orang yang memandangnya.

Maria tidak menyadari dirinya yang sedang memandang langit malam itu tampak cantik sekali dengan rambut panjangnya yang melambai-lambai tertiup angin malam musim panas yang nakal.

Alexander berdiri di samping Maria sambil terus memandangi wajah gadis itu dari samping. Ia merasa Maria tetap terlihat sangat cantik dalam keadaan apapun. Dilihat dari manapun ia selalu terlihat cantik.
Mulutnya yang mungil tersenyum lembut. Matanya memandang takjub pada langit malam.

Gadis MisteriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang