Chapter 5

12.2K 707 8
                                    

Pagi itu Maria baru bangun saat ia mendengar suara kereta datang mendekat. Ia berusaha menembus kegelapan pagi melalui jendela kamarnya agar dapat melihat kereta yang baru datang itu.

Dalam keremangan pagi itu, ia melihat sebuah kereta yang sangat indah berdiri dengan anggun di depan pondok Mrs. Vye. Kuda-kuda yang menarik kereta itu tampak masih mengantuk demikian pula kusirnya yang tampak enggan membuka mata.

Seorang pria yang berpakaian lengkap turun dari kereta. Pria itu tampak gagah dalam kemejanya yang putih di pagi yang masih gelap itu. Maria terkejut menyadari pria itu tak lain adalah Al.

Maria tidak menduga Al bersungguh-sungguh ketika mengatakan akan menjemputnya pagi-pagi untuk mengantarnya ke tempat di mana ia bisa melihat matahari terbit tanpa dihalangi pepohonan.

Pagi ini masih sangat dini untuk melihat matahari terbit. Bintang-bintang masih bersinar terang di langit malam walau bulan telah menghilang di balik bukit.
Maria menduga tempat itu sangat jauh dari Obbeyville sehingga mereka harus berangkat sepagi ini agar dapat melihat matahari terbit.
Ia mendengar pintu diketuk perlahan.

Ia tidak beranjak dari kamarnya untuk membukakan pintu itu bagi Al. Ia masih merasa malu atas kejadian kemarin pagi saat Al mengantarnya pulang.
Terdengar langkah kaki Mrs. Vye yang menuju pintu untuk membukanya.

Dari kamarnya, Maria dapat mendengar seruan senang bercampur terkejut Mrs. Vye melihat Al. Maria percaya pria itu mengatakan yang sebenarnya bahwa ia mengenal baik Mrs. Vye.
Semula Maria dapat mendengar semua permbicaraan mereka, namun mereka semakin lama berbicara semakin perlahan sehingga Maria tidak dapat mendengarnya. Tetapi Maria dapat menduga Al meminta ijin kepada Mrs. Vye untuk membawanya ke sebuah tempat di mana ia dapat melihat matahari terbit dengan jelas.

Maria menanti hasil pembicaraan Mrs. Vye. Walaupun ia tahu Mrs. Vye akan mengijinkan Al membawanya pergi tetapi ia tidak mengganti gaun tidurnya dengan gaun yang pantas untuk bepergian.
Ia menghampiri almari gaunnya dan memilih gaun biru terang yang diperolehnya dari Lady Debora pada hari pertamanya bekerja sebagai pelayan Lady Debora.

Gaun yang tak berbahu itu telah dibetulkan oleh Mrs. Vye sesuai dengan ukuran tubuhnya. Kerutan-kerutan sepanjang dadanya masih tampak indah walau bagian pinggangnya telah dikecilkan.
Muntiara-muntiara kecil yang berwarna putih menghiasi kerutan itu di bagian tengah dada gaun itu. Kainnya yang terbuat dari sifon terasa sangat lembut di tangannya.
Dengan hati-hati diletakkannya gaun itu di tempat tidurnya kemudian ia duduk dan mulai menyisir rambutnya.

Ia masih duduk di tepi tempat tidur sembari menyisir rambutnya dengan santai ketika Mrs. Vye memasuki kamarnya.

“Mengapa engkau masih diam saja? Lekaslah bersiap-siap ia menunggumu,” kata Mrs. Vye terkejut tanpa mempermasalahkan Maria yang telah menyembunyikan ajakan pria itu dari pengetahuan Mrs. Vye.

“Saya tidak dapat pergi,” kata Maria.

“Mengapa?” tanya Mrs. Vye heran, “Apakah engkau khawatir aku tidak mengijinkanmu? Jangan khawatir aku mengijinkanmu pergi bersamanya. Aku memang salah telah melarangmu bertemu dengannya. Seharusnya aku percaya ia memang orang yang baik seperti katamu, sekarang aku tidak menyangsikannya lagi. Pergilah, aku tidak akan melarang.”

“Bukan itu yang saya khawatirkan. Saya ingin Anda turut serta,” kata Maria, “Saya tidak biasa pergi seorang diri bersama pria.”

Mrs. Vye tersenyum mendengar permintaan Maria dan berkata, “Tadi ia telah mengajak aku turut serta tetapi kupikir lebih baik engkau pergi berdua bersamanya. Bila engkau juga menghendakinya, aku tidak dapat menolak lagi.”
Mrs. Vye mengambil gaun yang diletakkan Maria di tempat tidur kemudian membantu Maria mengganti gaun tidurnya dengan gaun itu.

Gadis MisteriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang