Aisyah mencoba memberanikan diri untuk menatap Ari, "Lo gak pulang? "Akhirnya cowok bercelana hitam itu membuka obrolan setelah beberapa menit rasa canggung menggelayuti keduanya. Aisyah membenarkan aturan nafas, lalu cewek bermulut tipis itu tersenyum ke arah Ari, menatap cowok berambut pendek di sampingnya beberapa detik "Lo juga pulang kan?. ".
"Entah. "
Mendengar jawaban Ari itu, seketika Aisyah mengangkat sebelah alisnya. "Berantem lagi sama Raka? "Tanya Aisyah yang dibalas senyuman miring di wajah tampan Ari. "Kalian kan saudara ,pernah nggak sih suka sama cewek yang sama?"Tanya Aisyah yang pada saat itu juga membuat Ari menatapnya."Pernah".
"Sama siapa? "Rasa penasaran Aisyah masih belum terobati, cewek berambut tergerai itu masih ingin melontarkan beberapa pertanyaan pada cowok di hadapannya."Sama seorang cewek cantik bak bidadari turun dari surga.".
"Cantik banget pasti ya,Raka masih suka sama dia?"Aisyah mulai memasang wajah kesalnya,tapi tetap saja dia berharap pertanyaan terakhirnya itu akan dijawab dengan senang hati oleh Ari.
"Cantik banget pokoknya. Raka masih suka sama cewek itu kok. "Aisyah manggut-manggut, sambil terus bertanya siapa sebenarnya cewek itu dalam hati.
Melihat wajah Aisyah yang sudah menekuk tak karuan, Ari tersenyum dan masih Setia menatap sepasang mata Aisyah yang sudah pasti tak menatapnya sedikitpun. Cowok itu menghembuskan nafas kasar setelah teringat akan perasaan Aisyah yang tertuju pada siapa sebenarnya.Karena dia tidak ingin merusak malamnya bersama Aisyah, Ari berusaha menyingkirkan nama Raka dari benaknya, dia hanya seorang cowok juga ingin bahagia bersama cewek yang dicintainya,dia punya hak. "Gue anterin pulang. "Ari menggenggam jemari Aisyah, membuat cewek itu sedikit tersentak. "Tapi lo juga pulang kan? "Entah mengapa Aisyah masih ingin melihat cowok bertubuh tegap itu. Dia tidak ingin menghabiskan waktu dengan Ari diatas jalanan ibukota sambil dihembus angin malam tanpa topik obrolan. Kalau saja Ari mau kembali ke rumah Raka, Aisyah masih bisa melihat cowok bergigi gingsul itu, yaa walaupun harus dilempari ribuan banyolan garing dari bibir Ari.Ari menggeleng, "Terus lo mau tidur dimana coeg?. "Kali ini Aisyah benar-benar ingin membuat Ari menurutinya. "Gue punya temen banyak kalik Curut... "Ari masih pada pendiriannya, Aisyah baru sadar jika seorang Ari adalah cowok pandai bergaul yang semua kaum hawa pun bisa tergila-gila olehnya.
Ari melangkah mendahului Aisyah, tapi sayang genggaman Aisyah diujung jaket Ari berhasil menahan cowok pemilik senyum termanis itu.Tepat saat itu, sepasang mata Ari benar - benar menjelajahi ke dalam kedua mata Aisyah, empat manik mata itu saling beradu diiringi irama dentuman jantung yang menggebu,juga kedua hati itu mulai bergetar indah memecah heningnya senja yang berganti malam.Aisyah lebih memilih untuk menyerah, cewek itu beralih dari tatapannya. Rasa bersalah seketika berhasil memenuhi sebongkah hati Aisyah, sampai sesak dirasanya. Cewek berkemeja merah darah itu melepaskan genggamannya pada jaket Ari, membiarkan apa yang telah dia inginkan pergi begitu saja. Ari memasang wajah kecewa setelah Aisyah benar-benar pergi dari tatapan Indah itu, tapi apa boleh buat, siapa Ari? Cowok itu tak punya hak atas Aisyah apalagi hatinya.
"Gue mau pulang ke rumah aja. "Ucap Aisyah susah payah. Ari malah terkekeh, cowok itu mendekati Aisyah, mendekatkan wajahnya didepan wajah Aisyah hanya berjarak dua senti saja, tak ada perlawanan dari cewek berambut hitam berkilau itu,Aisyah yakin Ari tak akan mencelakainya.
Beberapa detik berlalu,masih pada posisi yang sama,telunjuk Ari berhasil menonyor kepala Aisyah pelan.
Cowok berambut tebal itu pun langsung tertawa terbahak,siasat liciknya sudah terlaksana."Rese lu."Aisyah segera menampol punggung Ari keras membuat cowok itu meringis kesakitan.Tapi tetap saja tawa menggelikan itu tak sanggup lepas darinya,Ari masih tertawa sambul mengelus punggungnya yang mungkin saja sudah memerah."Jangan, nanti Raka cariin lo lagi. "Entah dengan sihir apa, ucapan Ari itu berhasil membuat Aisyah manggut - manggut mengiyakan.
Setelah sang Ari berhasil menyetop mobil bertuliskan 'taxi' dengan telapak tangannya, mereka berdua segera melesat menyusuri jalanan aspal itu.
"Lo pernah nggak sih ngerasa iri sama seseorang? "Kali ini Aisyah yang berusaha memecah keheningan. "Pernah".
"Gue boleh cerita kan? "Tanya Aisyah mencoba mencari persetujuan. Setelah Ari mengiyakan, langsung saja semua rentetan kata-kata tersusun rapi dari mulut Aisyah.
"Lo pasti kenal Kikan kan. Dia cantik, baik, pinter, pokoknya sempurna lah. Dia banyak yang suka. Termasuk Raka kan. Gue iri sama dia. Gue nggak munafik, gue emang iri sama dia."Cerocos Aisyah.
"Terus urusan gue apa? "Tanya Ari membuat Aisyah mendengus kesal.
"Kadang gue berfikir,banyak orang cantik dan sempurna diluar sana yang dicintai tulus sama banyak orang, tapi banyak juga dari mereka sia-siain itu semua. Kayak Cinta tulus itu mudah banget didapet gitu. Gue kesel deh. "Lanjut Aisyah yang dibalas helaan nafas oleh Ari.
"Jadi, jangan pernah sia-siain cinta tulus itu. "Ucap Ari membuat Aisyah berhenti bernafas. Cewek itu tertegun, bak bumerang yang telah mencabik-cabik tubuhnya habis.
"Ri, bukannya gue sia-siain lo. Tapi, tapi gue belum bisa. Nggak semudah itu buat langsung pindah ke hati lain, gue cuma nggak mau nanti akhirnya bakal nyakitin lo. Gue nggak mau lo lebih sakit dari sebelumnya. "Aisyah menatap Ari dalam, tapi tetap saja Ari tak menggubris apapun yang cewek itu katakan, hanya sepasang mata cowok itu yang tak berhenti menatap indah pada sepasang mata Aisyah."Mas udah sampai, ini mau turun kapan?"Tanya pak sopir yang mulai bersuara .
"Udah sampai dari tadi ya pak?"Ari mengeluarkan selembar uang berwarna biru dari saku celananya. "Tadi saya mau bilang, tapi kayaknya lagi ngobrol serius, ya nggak jadi saya bilangin."Jelas sang sopir sambil memberikan uang kembalian.
"Makasih ya pak. "Ucap Ari setelah benar-benar keluar dari taxi.Baru saja gerbang putih itu terbuka ,Aisyah sudah lemas dibuat tak berdaya untuk melangkah maju. Cewek itu berbalik menatap Ari dengan mata berkaca-kacanya. Ari mengepal jemarinya, cowok itu benar-benar dalam Puncak emosi. "Apa gue perlu buat hancurin dia sekarang?."Baru beberapa langkah Ari menjauh dari Aisyah, tapi sayang cewek dengan tetesan air mata itu telah menahannya. "Jangan. "Ucap Aisyah lirih.
Raka telah melepaskan pelukan eratnya pada tubuh Kikan. Mereka berdua sadar akan kedatanganan dua orang lainnya.
"Aisyah. "Ucap Kikan pelan dengan nada bersalah.
Ari menatap tajam ke arah sepasang mata Raka, tatapan marah itu telah benar-benar membuat Raka tak tahu harus berbuat apa. Raka hanya menunduk lalu mencoba memberanikan diri menatap punggung Aisyah, cewek itu masih berdiri dengan tubuh gemetarnya.Aisyah dengan segera menghapus air mata yang sudah antah berantah menghancurkan riasan tipisnya, cewek itu berbalik lalu berusaha tersenyum pada dua orang yang sedang menatapnya iba.
Jika difikir lagi, Aisyah lah yang paling tidak mengerti disini. Dia tidak tahu akan perasaan Raka terhadapnya, dia tidak tahu jikalau Kikan benar-benar ingin memiliki Raka seutuhnya."Aku, aku masuk dulu ya. "Aisyah tanpa berfikir panjang langsung melangkah masuk ke dalam rumah, melewati Kikan dan Raka tanpa menatap manik mata mereka.
Saat ini mungkin Aisyah akan mentertawai dirinya sendiri,akan tragisnya kisah cintanya. Mungkin bisa saja dia dicintai oleh seorang Ari tapi kalian tahu,hatinya masih hidup untuk orang yang sama sejak dulu.Ari melayangkan bogeman itu lagi pada pipi Raka membuat Kikan seketika menjerit hebat. Aisyah mendengar, tapi dia tak berdaya, dia hanya seorang cewek lemah yang hanya menangis, berucap kata cinta saja dia tak bisa.
"Udah Ri,udah."Histeris Kikan.
"Gila lo,dasar nggak punya hati. Kalian berdua emang pasangan pas,sama-sama nggak punya hati."Ucap Ari keras lalu pergi berlalu entah kemana seakan malam mengizinkannya berkelana,bintang-bintanh seketika bermunculan mengusir sunyinya awan kelabu.Kikan membopong tubuh Raka, mendudukkan cowok itu diatas sofa berbahan kulit. "Kamu pulang aja. "Ucap Raka yang sudah pasti dibalas gelengan oleh Kikan.
"Tolong dengerin aku. "Akhirnya mau tidak mau Kikan mengiyakan apa perintah Raka. Cewek itu berdiri dari duduknya lalu mencium kening Raka perlahan. "Get well soon honey. ".Aisyah dari balik pintunya yang tak tertutup rapat, cewek itu menitihkan air mata lagi.
'Apa salah gue? Kalau saja akhirnya akan seperti ini, kenapa tuhan buat gue jatuh Cinta sama dia? ' Batin Aisyah diiringi tetesan air matanya.Next?
Follow me