Chapter 17

107 9 0
                                    

Chanyeol POV

Aku sangat khawatir tentang keadaan Anna sekarang. Aku yakin sekarang ia benar-benar terpuruk dan kehilangan arah. Aku sangat tahu rasanya saat kita ditinggalkan ayah kandung kita sendiri. Aku pernah berada di posisi Anna, itu sangat menyakitkan. Sekarang aku sedang duduk di atas kasurku masih lengkap dengan jas hitam dan kemeja putih yang ku kenakan saat ke acara pemakaman aboji anna tadi. Disana aku hanya melihat Anna duduk dengan pandangan kosong lurus ke depan. Aku tidak mendekatinya karena aku membiarkan ia sendiri dulu.

Aku dan appa tiriku datang bersama ke acara pemakaman itu, karena ternyata appa tiriku yang bernama Park Hae Jon adalah sahabat serta teman bisnis dari presdir kim sekaligus aboji Anna. Awalnya aku benar-benar syok dan kecewa setelah mengetahui siapa Anna sebenarnya, aku kecewa karena selama ini Anna tidak pernah memberitahuku setidaknya sebagai teman, tapi saat aku mendengar cerita Anna dari Hae Jon appa aku mengerti mengapa anna menyembunyikan identitasnya selama ini.

Aku harap Anna tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan dirinya sendiri saat ini seperti aku yang mencoba mengakhiri hidupku dulu saat kematian appa kandungku.

Anna, ia adalah seorang yeoja yang sangat rapuh. Aku tahu karena ia adalah anak kecil aku temui 9 tahun yang lalu. Aku baru mengetahuinya saat aku berada di rumah Anna dan melihat foto masa kecil Anna yang berada di ruang tamu itu.

Flashback On

"Yeol-ah, bisakah kau mencarikan dokter yang menangani appa? Eomma hanya ingin tahu bagaimana kondisi appa saat ini" minta eomma padaku.

"Geurae" ucapku. Aku langsung keluar kamar dan berjalan di koridor rumah sakit.

"Hiks...Hiks..hiks.. A..a..ku tidak mem..bunuh" aku mendengar suara tangisan anak perempuan, awalnya aku takut mendengar suara tangisan itu, tapi setelah aku melihat ada anak perempuan yang berambut panjang sedang duduk di sana aku merasa lega.

Aku berjalan menghampirinya. Aku tidak tahu harus berbuat apa, hingga akhirnya aku mendapatkan ide yaitu menggambar wajah smile di telapak tanganku.

Aku mengulurkan tanganku untuk menunjukkannya pada anak itu. Anna mendongakkan kepalanya untuk melihatku, dan seketika juga aku tersenyum manis padanya.

"Apa kau mengenalku?" tanya anna kecil dengan sesenggukan.

"Aniyo, aku.. aku hanya ingin menghiburmu saja!" ucapku.

Mendengar itu, anna kecil menangis dengan kencang. Aku dengan tulus memeluk anna dan menepuk-nepuk punggung anna untuk menenangkannya.

Flashback Off

CALL ME BABY! CALL ME BABY!

suara ringtone ponselku tiba-tiba berdering dan mengagetkanku. Aku segera menerima telepon itu.

"Yeobseo?" sapaku.

"Yeol-ah, anna pingsan dan sekarang ia berada di rumah nyonya kim" ucap orang di seberang sana dengan panik.

Aku memeriksa siapa yang menelponku dan ternyata ia adalah Hae Jon appa.

"Geurae, aku akan kesana secepatnya" setelah aku mengatakan itu, aku segera mematikan ponselku dan menyambar kunci mobil yang ada di atas meja ku.

Aku mengendarai mobil sport merahku dengan kecepatan maksimum, aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan Anna.

Sesampainya di rumah nyonya kim aku langsung menerobos masuk tanpa mempedulikan satpam yang sedang meneriakiku saat ini.

"Lepaskan brengsek!" teriakku saat satpam itu berhasil menahanku.

"Siapa kau berani menerobos rumah ini?" bentak satpam itu tepat di samping telingaku.

"Yak! Lepaskan dia! Dia tamuku" teriak nyonya kim tiba-tiba.

Setelah nyonya kim mengucapkan itu, satpam itu melepaskanku dan membungkuk kemudian meninggalkanku.

"Masuklah! Anna sudah menunggumu" ucap nyonya kim.

Tanpa membuang-buang waktu aku langsung berlari memasuki rumah nyonya kim menuju kamar Anna.

"Chanyeol-ah" ucap Anna saat ia melihatku membuka pintu kamar. Anna terlihat sedang duduk bersandar di sebuah bantal.

"Gwaenchana?" tanyaku segera memeluknya dengan erat.

"Apaseo, manhi apaseo chanyeol-ah" gumam Anna dengan lemah.

"Ara! Aku juga sudah merasakannya. Kau harus kuat, aku tahu kau bisa melewatinya. Aku akan tetap disisimu tak peduli apapun yang terjadi. Genggamlah tanganku, dengan begitu kita melewatinya bersama-sama" ucapku padanya memberinya semangat melewati semua masalah yang sedang ia alami saat ini.

Anna meneteskan air matanya, ia menunduk meremas jari-jari tangannya seakan ia sedang ketakutan saat ini. Aku mendongakkan dagunya dan perlahan mengecup bibirnya yang mungil itu. Ia menutup matanya secara perlahan dan aku juga melakukannya. Ciuman pertamaku adalah bersama Anna, walaupun Anna bukanlah cinta pertamaku. Dan saat ini aku sudah benar-benar mencintainya.

⭐⭐⭐

Anna POV

Chanyeol menciumku, ia menciumku. Jantungku berdebar kencang dan hatiku merasa sangat nyaman. Aku... aku tidak tahu perasaan apa ini.
"Apakah aku sudah mencintainya juga?" batinku.

Secara perlahan ia melepaskan bibirnya dari bibirku. Ia mengusap pelan bibirku dengan penuh kasih sayang.

"Gomawo" ucapku tulus.

"Untuk apa? Untuk ciumanku tadi?" goda chanyeol yang membuat pipiku bersemu merah.

"Ani, emm untuk... untuk janjimu tadi" ucapku gugup.

Chanyeol tertawa melihat kegugupanku, aku mendelik tajam ke arahnya dan seketika ia menghentikan tawanya itu. Dan sekarang gilirankulah yang tertawa membuat chanyeol mengerucutkan bibirnya lucu.

Aku harap ia tidak akan meninggalkanku...

➖➖➖➖➖➖➖➖
Glosarium :
Yeobseo : Halo?
Manhi apaseo : sangat sakit
Apaseo : sakit
Gomawo : terima kasih
Gwaenchana : kau tidak apa-apa?
Ara : Aku tahu

Satu chapter lagi menuju ending👏👏 Yehee😅🙌🙌😂😂

<typo dimana-mana>

Hold My Hands-[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang