"Hari ini saya tidak bisa memberikan perkuliahan karena ada rapat jurusan. Jadi saya akan memberikan tugas sebagai pengganti kehadiran untuk pertemuan hari ini." Abi memberikan pengumuman setelah beberapa detik yang lalu tiba di kelas Zara.
"Yaaah....." Beberapa mahasiswa terlihat menyuarakan kekecewaan mereka. Tentu saja mereka kecewa bukan karena Abi tidak bisa menghadiri kelas. Mereka kecewa karena mereka harus mengerjakan tugas yang diberikan sebagai pengganti kehadiran mereka. Sungguh, untuk beberapa mahasiswa, duduk diam dan berpura-pura mendengarkan selama perkuliahan lebih mudah daripada harus mengerjakan tugas. Mungkin saja ada beberapa mahasiswa yang kecewa karena Abi tidak bisa menghadiri kelas. Namun persentase adanya mahasiswa tersebut hanya 1%. Zara tidak peduli apakah Abi bisa menghadiri kelas atau tidak. Karena bagi Zara, keduanya tidak berbeda.
"Kenapa? Apa kalian lebih memilih untuk mendengarkan perkuliahan saya daripada mengerjakan tugas?" Tanya Abi sambil menatap mahasiswa satu-persatu.
Tentu saja seluruh mahasiswa yang terdapat di ruangan tersebut tidak memberikan jawaban. Semuanya terdiam.
"Oke. Saya anggap mengerjakan tugas lebih baik daripada menghadiri perkuliahan saya." Abi membuka buku milik salah satu mahasiswa yang duduk di kursi paling depan.
"Engga kok, Pak. Saya lebih suka mendengarkan perkuliahan Bapak." Terry menjawab sambil tersenyum.
Dengan kompaknya, para mahasiswa menyoraki Terry. "Huuuuu....."
Terry menatap sekeliling. "Sirik aja lo semua."
Tatiana menyikut lengan Zara. "Penyakit cari perhatiannya keluar."
Deeva yang berada tepat disamping Zara menutup mulutnya untuk menahan tawa demi mendengar ledekan Tatiana.
Zara hanya menatap Terry sekilas.
Abi membenarkan letak kacamatanya. "Semoga itu adalah sebuah kejujuran."
Terry mengangguk cepat.
"Tugas kalian hari ini adalah tugas kelompok beranggota 3 mahasiswa. Buat MHPS dan hitung total biaya material handling untuk ketiga soal di buku Apple halaman 351. Tugas ini dikumpulkan paling lambat pukul 12 siang ini ke Zara."
Terry mengangkat tangannya. "Kalau engga punya bukunya gimana, Pak?"
Abi menyipitkan matanya. "Kamu bilang, kamu lebih suka mendengarkan perkuliahan saya. Tapi kamu kok engga punya buku yang biasa saya gunakan?"
Beberapa mahasiswa terlihat menahan tawanya, tak terkecuali Deeva dan Tatiana. Sedangkan Zara hanya tersenyum sekilas.
"Eh.... Em, itu, Pak. Maksud saya buat yang engga punya buku." Terry menjawab dengan terbata-bata.
Abi menggeleng pelan. "Kalian sudah mahasiswa. Dan saya yakin mahasiswa termuda di kelas ini pun sudah duduk di semester 6. Jangan bertingkah laku seperti anak SD yang harus terus disuapi. Di perpustakaan ada begitu banyak buku yang bahkan bisa kalian jadikan acuan untuk mengerjakan tugas itu."
Semua mahasiswa terdiam.
"Ada pertanyaan lagi?" Tanya Abi.
"Engga, Pak." Semua mahasiswa menjawab bersamaan.
"Sebelum jam 12 ke Zara." Abi mengingatkan kemudian berlalu meninggalkan kelas.
Mirza menghampiri Zara. "Zar, gue sekelompok sama lo ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Pea
Romance[ON GOING] "Ia adalah Zafran, bukan kekasihku. Ia kembaranku. Kembaranku yang luar biasa. Kembaranku yang tak akan mampu aku tandingi." - Zara yang dunianya berhenti. "Zara adalah adik yang paling luar biasa. Dia adalah wanita kedua yang selalu menj...