"Zar, gue engga ngerti sama kejadian tadi." Tatiana menyuarakan kebingungannya yang sudah ia simpan sejak berada di ruang bimbingan Zara sampai mereka tiba di lobby gedung jurusan mereka.
Zara menatap Tatiana sekilas kemudian menatap sekeliling. Lobby sore ini cukup ramai. Beberapa dari mereka adalah teman-teman seangkatannya.
"Kenapa lo melakukan itu? Kenapa Mir-" Tatiana tidak akan pernah selesai dengan kalimatnya karena Deeva dengan cepat menutup mulut Tatiana.
Tatiana membesarkan matanya pada Deeva. Deeva melepaskan tangannya dan menatap tajam pada Tatiana.
"Kenapa sih?" Tatiana bertanya pada Deeva.
Zara berjalan keluar dari gedung jurusan mereka. Deeva menarik tangan Tatiana untuk mengikuti Zara. Mereka berjalan menuju taman yang berada tidak jauh dari tempat parkir. Zara menghampiri bangku taman tempat ia biasa menunggu Zafran.
"Ada apa sih sebenarnya?" Tatiana semakin penasaran apalagi ditambah dengan tingkah laku Zara dan Deeva. Tatiana dengan segera mengambil tempat tepat di sisi kiri Zara.
"Let me guess it, Zar. Permintaan maaf lo ke Mirza dengan maksud tertentu kan? Karena itu diluar dugaan banget." Deeva duduk tepat disamping Zara.
"Sebenarnya kenapa Mirza melakukan itu?" Tanya Tatiana.
Zara menghela napas. "Gue hanya berusaha untuk menguatkan Mirza."
Deeva dan Tatiana menatap Zara heran.
Zara tahu pasti arti tatapan itu. "Don't get me wrong. Gue bukan melakukan itu untuk Mirza. Tapi untuk diri gue sendiri. Gue tidak ingin terjadi masalah-masalah selanjutnya."
Tatiana menghela napas dan menggeleng pelan. "Gue benar-benar engga bisa menghubungkan semuanya. Kita mulai dari awal. Kenapa Mirza tiba-tiba muncul di hadapan Arfan?"
"Udah jelas dan udah pasti untuk melawan Arfan." Jawab Deeva.
Tatiana mengerutkan keningnya. "Oh ya? Lo juga berpikiran seperti itu, Zar?"
Zara mengangkat bahunya. Ia benar-benar tidak mengerti dengan kepribadian Tatiana yang terkadang seperti orang yang tahu segalanya, namun terkadang seperti orang yang tidak tahu apa-apa.
Tatiana menyipitkan matanya seolah tengah menyelidiki Zara. "Oke. Kita anggap aja seperti itu. Terus kenapa Zara tiba-tiba minta maaf?"
Tatiana dan Deeva bersamaan menatap Zara. Zara yang merasa tersudut, mau tidak mau harus menghadapinya.
"Untuk menenangkan Mirza."
Deeva mengangguk. "Dari apa yang gue lihat, Mirza merasa kehilangan harga dirinya. Sepertinya masih berkaitan dengan kejadian kemarin."
Zara mengangguk sekilas.
"Dan lo berusaha mengembalikan harga dirinya?" Tatiana menyelidik Zara.
Zara mengangguk. "Kurang lebih seperti itu."
"Tapi kenapa harus ke Arfan?" Tatiana masih tidak memahami peran Arfan dalam permasalahan ini.
"Karena sepertinya berita tentang Zara dan Arfan sudah menyebar." Deeva menjawab dengan khidmat.
Zara menatap Deeva. "Berita apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Pea
Romance[ON GOING] "Ia adalah Zafran, bukan kekasihku. Ia kembaranku. Kembaranku yang luar biasa. Kembaranku yang tak akan mampu aku tandingi." - Zara yang dunianya berhenti. "Zara adalah adik yang paling luar biasa. Dia adalah wanita kedua yang selalu menj...