Chapter 11

136 12 2
                                    

******

Malam itu Taeyong tak berniat untuk keluar dari kamarnya, bahkan untuk makan malam sekalipun.

Saat itu Taeyong tengah membersihkan dirinya. Membiarkan air mengguyur tubuhnya. Membuang segala hal kotor yang melekat ditubuhnya. Ia hanya berharap. Guyuran air juga mampu membawa segala hal buruk yang menimpa dirinya.

Merasa puas bercengkerama dengan air. Taeyong merasa tubuhnya jauh lebih segar. Laki-laki itu menyudahi ritual mengguyur tubuh yang sudah dilakukan selama berjam-jam.

Laki-laki itu keluar dari kamar mandi hanya dengan balutan handuk yang melingkar dipinggangnya. Tubuh kurusnya terekspose bebas. Laki-laki itu mengacak rambutnya yang masih basah.

Tak jarang tetesan air jatuh dari ujung rambutnya mengalir melewati paras tampannya. Taeyong mengacak isi lemari besarnya dan tangannya menemukan satu kaos tanpa lengan berwarna hitam.

Ia membalut tubuhnya dengan kaos yang ada ditangannya dengan gerakan cepat. Taeyong mengibas-ibaskan rambutnya yang basah.

"Yaaaa...!!!".

Taeyong berhenti memutar-mutar kepalanya saat mendengar teriakan Bibi Gong.

"Bibi!!! ...mengagetkanku saja".

Taeyong melewati Bibi Gong dan melempar tubuhnya diranjang empuknya.

"Bibi tahu kau tidak akan turun untuk makan malam. Jadi Bibi membawakanmu makan malam".

Bibi Gong meletakkan nampan berisi makanan dan cokelat panas kesukaan Taeyong.

"Aku akan memakannya nanti". Sahut Taeyong sambil fokus dengan ponsel ditangannya.

Cahaya lampu yang berasal dari ponsel fokus menyinari wajah tampannya. Bibi Gong  duduk disamping Taeyong yang tengah berbaring nyaman. Wanita paruh baya itu menatap intens kearah Taeyong. Merasa diperhatikan, Taeyong mengalihkan pandangan menatap Bibi Gong.

"Kenapa Bibi melihat ku seperti itu?". Tanya Taeyong.

"Kau tidak apa-apa?". Bibi Gong  balik bertanya.

"Aku saaaaaangat baik-baik saja". Jawab Taeyong menyeret kalimatnya.

Bibi Gong  Tahu. Sangat tahu Taeyong tidak pernah baik-baik saja. Ia tahu Taeyong berbohong. Wanita paruh baya itu hanya menunggu sampai Taeyong benar-benar mengatakan kalau sebenarnya ia tidak baik-baik saja.

"Baiklah kalau begitu. Bibi tidak akan mengganggu istirahatmu, Selamat malam Tuan Muda". Sahut Bibi Gong mendadak formal.

"Kenapa? Biasanya Bibi selalu menceramahiku!". Cibir Taeyong.

Bibi Gong tertawa renyah.

"Baiklah...Bibi pergi dulu". Sahut Wanita itu kemudian.

Taeyong mengangguk ragu. Laki-laki itu bangun dari tidurnya kemudian menatap punggung Bibi Gong yang sudah lenyap dibalik pintu kamarnya.

Taeyong menatap daun pintu kamarnya dengan tatapan sendu.

"Aku tidak baik-baik saja...Bibi". Ucapnya lirih.


*********

Taeyong merasakan malam itu terasa panas. Ia merasa gerah disekujur tubuhnya. Padahal ia hanya mengenakan Kaos tanpa lengan dan celana pendek seadanya.

"Haishh...Kenapa panas sekali!!!". Taeyong bangun dari rebahannya sambil mengibas kaosnya yang terlihat kebesaran.

Laki-laki itu berjalan menuju balkon kamarnya. Berniat mencari udara segar. Tak tahan dengan gerah yang mendera ia melepas kaosnya. Ia mengalungkan kaos dilehernya. Tubuhnya terekspose bebas.

Not Today - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang