Chapter 30

90 12 0
                                    

Siwon menghela nafasnya saat melihat sahabatnya tengah dalam suasana hati yang kurang bagus. Tatapan Donghae tampak kosong. Penampilannya acak-acakan. Kantung matanya semakin menghitam karena semalam suntuk Pria itu tak mengistirahatkan netranya barang sekejap matapun. Wajah Taeyong yang menangis saat itu terus terbayang dibenaknya. Rasa bersalahnya semakin membuncah kala Ia mengingat Putranya.

"Tenanglah Lee! Minji kan sudah bilang kalau Taeyong saat ini baik-baik saja." Sahut Siwon memecah keheningan.

Donghae menggeleng.

"Aku tidak akan bisa tenang jika belum bertemu Taeyong. Dia pasti butuh penguatan saat ini. Aku melukai hatinya lagi. Aku... Ayah yang bodoh, Apa kau tahu? Aku Ayah yang tak berguna Choi Si. Aku benar-benar Ayah yang bodoh." Suara Donghae melirih diakhir kalimatnya.

Pria itu meremas rambutnya frustasi. Sebenarnya Siwon tidak tega melihat keadaan sahabatnya saat itu. Bagaimanapun masa lalu mereka, Donghae tetaplah sahabat dimata Siwon. Dan akan seperti itu seterusnya. Pria berlesung pipit itu mengusap punggung Donghae yang kini mulai bergetar.

"Jangan menyalahkan dirimu terus terusan seperti ini, Lee!! Kau juga punya hak untuk memperbaiki kesalahanmu. Aku yakin Taeyong hanya butuh waktu. Ia butuh sendiri. Dia tak mungkin membencimu. Percayalah!" Tutur Siwon dengan nada lembut.

Bukannya menanggapi tuturan Siwon, Donghae tiba-tiba mendongakkan kepalanya seakan teringat sesuatu. Siwon juga ikut berjengit bingung.

"Ada Apa?" Tanya Siwon bingung.

Donghae menatap Siwon dengan Tatapan yang sulit diartikan. Siwon menautkan kedua alisnya bingung.

"Aku harus segera bertemu dengan Taeyong. Dia dalam bahaya, Choi Si!!"



********



"Well, I think is enough. Thanks for your attention aaaaand... See you next time!!!"

Suara gaduh mulai terdengar dikelas Minji saat Miss Jeffeey mengakhiri pembelajarannya hari itu. Semua Siswa yang ada dikelas itu dengan semangat memasukkan buku-bukunya kedalam tas mereka masing-masing. Ada yang terburu-buru karena ingin segera pulang, ada yang santai.

Berbeda dengan Minji yang sedari tadi hanya menopang dagunya sambil memperhatikan Taeyong yang sibuk merapikan bukunya.

Gadis itu bahkan belum membereskan Buku-bukunya. Yang ada dipikirannya saat ini hanyalah Taeyong... Taeyong dan Taeyong.

'Kemana kau Akan pergi setelah ini Yong?' Batin Minji. Tanpa Ia sadari Taeyong mendekat kearahnya sambil berdecak.

Tukk..

"Arghhhh....!!!"

Minji menjerit sambil mengusap dahinya yang memerah. Taeyong tersenyum jahil.

"Yaaaa!!! kenapa menjitakku??" Kesal Minji.

"Kau melamun." Sahut Taeyong.

"Aku Tidak melamun." Kilah Minji.

"Benarkah?"

Minji mengangguk. Taeyong ikut mengangguk mencoba mengiyakan walau sedikit tidak ikhlas.

"Ayo pulang." Taeyong menarik tangan Minji.

"Kau mengajakku pulang? Benarkah?" Tanya Minji dengan mata berbinar.

Taeyong mengerutkan keningnya bingung. Bukankah Ia sering mengajak Minji pulang bersama. Taeyong membatin.

"Kau benar akan pulang kerumahmu? Wahh Paman pasti..."

"Sudah ku bilang Aku tidak ingin pulang kerumah."

Not Today - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang