Chapter 18

143 15 6
                                    


BRAKKKKKK

Wanita itu nyaris menjatuhkan ponselnya saat pintu ruangan terbuka dengan kasar. Menampakkan seorang pria tampan yang tidak terlalu tinggi berjalan kearah wanita itu.

"Im Yoona!!!!". Desis Pria itu tajam.

"Kau punya tata krama kan? Ini ruang kerjaku. Kau masuk menggebrak pintu seenak jidatmu!!! Aaaaa~ apa seperti ini tata krama versimu? Lee Donghae?". Sahut Yoona mengejek.

"Sekarang katakan padaku! Kenapa kau lakukan itu pada anak kita?". Tanya Donghae geram.

Bukannya menjawab, Yoona malah tertawa sinis. Wanita itu beranjak dari kursinya sambil melipat kedua tangannya didada.

"Apa? Coba katakan sekali lagi! Dia? Anak sial itu? Anak kita? Hahaha...Aku ingin tertawa mendengarnya... Ya ampun. Dia anakmu. Bukan anakku!".

"Bagaimanapun dia tetap anak yang lahir dari rahimmu, Tak peduli seberapapun kau menolak!".

"Sayangnya, Kali ini aku benar-benar ingin mendustai fakta. Dia... Bukan... Anakku. Kau mengerti?".

"Yaaaa!!! Im Yoona!!!".

"Kenapa???" Yoona menantang. Sepasang matanya menatap Donghae dengan tajam, penuh dendam serta kebencian yang mendalam.

"Hasssshhh....".

Donghae mengacak rambutnya sambil mendengus frustasi.

"Percuma... Percuma Berbicara dengan wanita gila sepertimu!! Aku bisa tambah gila jika terlalu lama disini!".

"Apa kau bilang? Aku gila? Yaa..Yaaa LEE DONGHAE!!!!". Yoona berdecak sebal saat Donghae berlalu dari hadapannya.

"Lihat saja... Apa yang akan aku perbuat setelah ini!".

Yoona menunjukkan smirknya yang menakutkan.

Donghae mengendarai mobilnya dengan laju yang tidak biasa. Pria itu masih merutuki Wanita yang masih menyandang status istri dan juga ibu untuk putranya.

"Haaaishhh... Wanita macam apa kau Im Yoona!!! Awas saja jika sampai terjadi apa-apa dengan Taeyong!!! ". Desis Donghae.

Pria itu mencengkeram erat setir mobilnya. Matanya merah padam.

Pria itu merapatkan mobilnya setelah sampai di halaman rumah. Entah kenapa ia rindu dengan rumah utamanya. Rumah yang hanya ia kunjungi sesuka hatinya.

Rumah yang hanya dihuni oleh Putranya,Pelayan,Satpam dan Sopir pribadi Putranya. Rumah yang terlalu luas untuk dihuni oleh empat orang.

Donghae jarang sekali berkunjung kerumah utamanya itu. Dia lebih senang tinggal diapartemennya seorang diri. Begitu pula dengan Yoona.

Pria itu masuk kedalam rumahnya setelah memastikan pintu mobil terkunci. Ia menekan bel yang ada disamping pintu berkali-kali. Setelah beberapa menit berdiri didepan pintu, barulah pintu terbuka menampakkan seorang Wanita paruh baya dengan wajah cemas.

"Tuan".

"Ada apa? Kau terkejut aku datang?". Tanya Donghae datar.

"Tidak Tuan, Bukan begitu. Tapi...".

"Kenapa?". Donghae menghentikan langkahnya dan berbalik badan kearah bibi Gong . Pria itu bingung saat mendapati wajah gelisah pelayannya itu.

"Ehhm... itu... Tuan Muda belum juga pulang". Sahut Wanita paruh baya itu sambil menundukkan kepalanya.

"Tidak coba kau hubungi?". Tanya Donghae. Entah kenapa dalam hatinya terbesit rasa khawatir.

"Ponselnya tidak bisa dihubungi Tuan. Saya khawatir terjadi sesuatu dengannya". Jawab bibi Gong lirih.

Not Today - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang