03.

216K 13K 1.1K
                                    

Percayalah kalau ada voting untuk dosen ternyebelin sepanjang tahun gue gak akan segan untuk milih Pak Arya sebagai kandidatnya.

Kenapa?

Karena chat gue tentang perbaikan nilai cuma dibales dengan kalimat 'saya lagi sibuk, besok temui saya lagi'.

Guling di apartemen gue menjadi korban kemarahan gue malam itu, plus Rara sama Joana yang gue paksa untuk ngangkat group call via Line, kalo iim sih gak gabung. Yang namanya udah jadi istri mah urusannya banyak dan gue juga gak mau ganggu.

Gue sampai nelepon mamah gue dan bilang kalau anaknya lagi dapet ujian kehidupan jadi gak bisa lebih cepet pulang, mamah padahal udah ngebet banget nyuruh gue pulang gak tau kenapa. Padahal kan gue liburan dua bulan nanti. Lumayan panjang waktunya.

Gue masih melemparkan semua sumpah serapah gue di dalam hati sepanjang waktu untuk pak Arya sampai gue masuk ke ruang dosen esok harinya.

"Permisi pak,"

Dia cuma ngeliat gue sekilas dan sibuk lagi sama buku saktinya.

"Kamu yang kemarin kan? Bikin aja makalah tentang mata kuliah saya. Tema bebas, minimal tiga puluh halaman. Semua harus rapih dengan format spasi dan huruf seperti skripsi. Kalau gak tau formatnya, tanya senior kamu yang lagi skripsi, dan besok pagi udah ada di meja saya." kata dia tanpa jeda.

Rasanya gue mau jambak rambutnya sekarang juga!

Kenapa dia gak bilang dari semalem sih?! Kan gue jadi bisa nyicil!

Gue masih sibuk mengumpat dalam hati sampai suara Pak Arya menginterupsi.

"Ada pertanyaan? Tugas saya kurang jelas untuk kamu?"

Dia ngomong seakan gue adalah orang bodoh, gue kesel banget sekarang.

"Tidak pak saya mengerti," jawab gue sambil berlalu pergi. Bodo amat dibilang gak sopan juga.

Kalau tau bakal kaya gini perbaikannya gue nyesel minta perbaikan!

Tapi transkrip nilai dan IPK gue gimana nanti?

Yang IPK nya bagus aja masih susah cari kerja sama cari jodoh. Apalagi yang jelek coba?

Gue sempat papasan sama Rara dan Calvin saat mau pulang lagi ke apartemen, mereka kebingungan ngeliat gue yang baru sampai dan udah mau balik lagi.

"Mau kemana git?"

"Balik," jawab gue singkat.

"Lah? Baru dateng, kongkow dulu lah," ajak Calvin.

"Si gila nyuruh gue bikin makalah dan besok pagi harus udah dikumpulin di mejanya dengan banyak persyaratan!"

"Si anjir emang dosen tukang bikin susah, itu orang gak takut ntar hidupnya disusahin orang apa ya?" Kata Rara heran.

"Gak tau gue, gak ngerti lagi sama dia."

*****

Gue memilih Mc Donalds di dekat apartemen untuk mengerjakan tugas mengesalkan yang Pak Arya kasih karena mencari wifi gratis. Untuk anak rantau yang handa mendapatkan uang kiriman satu bulan sekali menghemat adalah sebuah keharusan. Banyak restaurant dan juga kafe yang menawarkan sarana wifi gratis, tapi apa daya uang gue hanya cukup untuk membeli Spicy Chicken Bites dan juga Coke Float.

Suara dering dari handphone gue membuat gue mengalihkan perhatian gue, dan di nama Karatama Reinha dengan emoji love yang menyertai di belakangnya terlihat di layar.

"Halo?"

"Halo, kamu di mana?"

"Di McD deket apartemen, kenapa?"

[Sudah Terbit] My Lecturer, My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang