Sudah beberapa bulan berlalu, identitas orang jahat itu belum juga ditemui polisi, aku masih waspada kalau berpergian.
Nah, selanjutnya ini proyek besar dalam sejarah hidupku mencari ilmu. Kami sudah duduk manis menerima soal UN, walaupun ada beberapa temanku yang masih grogi, liat kanan kiri persis seperti hendak menyebrang jalan raya. Aku optimis, yang terpenting telah berusaha semaksimal mungkin, hasilnya kuserahkan kepada Yang Maha Kuasa.
Saatnya untuk rencana studi berikutnya, sorenya ditepi tabek, aku membuka salah satu gulungan mimpiku, disana tertulis "KULIAH DI JERMAN". Aku mengetahui apa yang harus aku hadapi, jika kuliah di luar negri dan memilih kuliah di Jerman. Aku harus mengikuti kursus bahasa Jerman di Jakarta, karena untuk pendaftaran ke Studienkolleg membutuhkan minimal Zertifikat Deutsch (ZD).
Ijazah kelas XII saja belum cukup untuk bisa melanjutkan pendidikan di Jerman. Oleh karena itu, dibentuklah sebuah institusi untuk mempersiapkan calon mahasiswa Indonesia sebelum melanjutkan studi ke tahap berikutnya. Institut ini dikenal dengan nama Studienkolleg.
Lalu harus mengikuti ujian penyetaraan. Aku sudah belajar bahasa Jerman secara otodidak sejak kelas X dan mencari informasi tentang budaya kehidupan Jerman. Kemudian, aku harus mengurus visa dan yang terpenting adalah "beasiswa".
Diam-diam jauh hari sudah aku siapkan berkas-berkas yang diperlukan untuk mewujudkan mimpiku. Hanya aku, Billa dan Buk Zaina yang mengetahuinya. Bundo belum mengetahui sama sekali, kapan ya waktu yang tepat untuk mengatakannya? Ataukah aku mengikuti nasihat Buk Zaina kemarin?
🌠🌟🌠
IG: @pahilafiravaka
email: Pahilafiravaka@gmail.com
KAMU SEDANG MEMBACA
Setoples Mimpi (COMPLETED)✔️
SpiritualWarning !!! Naskah cerita ini sudah ditolak penerbit terkenal ⛔ Percayakah kamu dg kekuatan mimpi? Percayakah kamu dg dahsyatnya cinta? Shakilla, siswi aliyah yg jago silat berasal dari nagari nan indah, Pandai Sikek, Sumatera Barat, telah membukti...
