Toples 38 Maafkan Aku

468 23 0
                                    

Ku jemu menunggu. Jika tiada cinta, maka ku kan pergi.

Lain suasana disebuah ruangan, seorang pria dengan merdunya bertilawah, berharap hatinya akan tenang. Namun mengingat keputusan yang akan ditrimanya, hatinya belumlah tenang dengan sempurna.

"Kamu belum tidur, Gi ?" Tanya seorang perempuan yang berdiri didepan pintu kamar.

"Belum Mbak, barusan habis tilawah." Jawabnya.

"Tadi ayah Shakilla nelpon ke abi, besok insyaallah mereka berkunjung kerumah. Jangan terlalu cemas, serahkan kepada Yang Maha Berkehendak, Ok adikku yang ganteng." Kemudian pintu kamar ditutupnya." Syaugi hanya mengancungkan jempol kanannya lalu mengangguk samar.

Jantung Syaugi berdegup kencang, dilihatnya jam tangannya, dalam hitungan jam kedepan, keputusan tersebut akan menentukan masa depannya. Tidak pernah dia secemas ini sebelumnya.

***

Dan ternyata kau bukanlah jawaban

atas doa' masygulku

sejak lima tahun silam

Sangat jelas terdengar ucapan itu

Harapanku pupus

Meski sangat berat

Kan ku coba ntuk kuat

Saatnya merapikan kepingan hati

yang berserakan

Sebab hidup harus terus berlanjut

Ku yakin akan janjiNya

Handphone di sakunya berdering berkali-kali, seketika membuyarkan lamunan panjangnya. Diangkatnya telpon dari sahabat karibnya itu.

"Assalamua'laikum wr.wb, Gi gimana keputusannya?
Tanggal berapa?
Sekalian aku pesan tiket pulang." Logat Indonesia-British dari seberang sana menyentak Syaugi.

"Waa'laikumussalam wr.wb, mmm ..." Syaugi tak mampu berkata lagi mengingat kejadian setengah jam lalu.

"MAAFKAN AKU"

Itu kata terakhir Shakil, setelah ayah Shakil menjelaskan keputusan anaknya. Semenjak Shakil meninggalkan rumah Syaugi, dia hanya terduduk lesu. Umi dan abi mencoba menguatkan hatinya yang tersayat, penantian lima tahunnya terasa sia-sia.

***

Setoples Mimpi (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang