Setoples Mimpi (COMPLETED)✔️

Toples 13 Benar, Kau Tak Dapat Mengelaknya

8 bulan sebelumnya di lorong sekolah yang ramai.

"Shakil aku senang" dengan senyuman manis dia menghampiri Shakil yang duduk sendirian di kursi panjang.

"Mengapa kamu senang?", tanya Shakil heran.

"Ya iyalah ... aku kan teman kau. Kau dapat juara 1 lagi", jawabnya sambil melangkah pergi dengan menyematkan kedua tangannya di belakang kepala.

Apa katanya teman?
Sejak kapan aku berteman dengan orang aneh itu?

Kalo Shakil teringat sesuatu. Ketika Alpank berdiri menyandar ke dinding memanut rapor Najip, Shakil meraihnya dan melihat biodata Najip Disana lah dia menemukan kuncinya.

Shakil menemui bundo di ruang tamu, beliau tengah membaca Al-Quran. Lalu Shakil menyebutkan nama seseorang dan bundo mengetahui orang tersebut. Ternyata dugaan Shakil benar, ayah Najip adalah teman sekolah bundo dulunya, sehingga Najip mengetahui pekerjaan bundo. Tapi Shakil menangkap ada hal yang aneh dari rawut wajah Bundo, saat dirinya menyebutkan nama ayah Najip. Banyak alasan untuk menunjukkan isyarat cinta, satu alasan yang pasti, karena Dia menitipkan 'rasa' itu di hati dan kau tak dapat mengelaknya.

Besoknya di Aliyah

"Shakil, aku minta satu SMS ya, mau SMS Uda Yogi ngingatin dia jangan lupa beli kado untuk ibu, pulsaku habis", pinta Billa.

Aku mengiyakan dan kemudian mengingat sesuatu, tapi terlambat.

"Ha? Kok bisa inbox kamu banyak dari Najip, Sha?" tanyanya heran.

Dengan gugup aku bilang, "Aku belum sempat menghapusnya, habis dia bawel banget sih, nanya PR aja bisa kirim 3 SMS. Aku sebenarnya malas berurusan dengan dia, tapi dia aja yang merasa aku temannya."

Shakil tak menduga ditahun-tahun berikutnya dia tak pernah lagi berkomunikasi dengan Najib, walaupun dia sangat merindu.

"Mmm ... harus diselidiki nih, mengapa Najip seperti ini? Jangan-jangan ..." mata Billa mulai menyipit.

"Aku tau kok, orang aneh itu anak dari teman bundoku." Jawabku spontan.

"Lantas ...? dengan begitu, dia jadi akrab denganmu ? duh gimana nih api cemburu mulai membakar diriku?" Billa mulai lebay.

"Sini handphoneku, aku delete. Alhamdulillah aku masih menjaga hati kok." Aku katakan pada Billa kalau aku tidak suka Billa bicara seperti itu, akhirnya Billa minta maaf kepadaku.

Malamnya saat menolong bundo di dapur, aku teringat perkataan Billa dikelas: ada yang aneh dengan sifat Najip kepadaku, tapi setelah kupikir-pikir dia memang sering bertingkah aneh kesemua teman satu sekolah, bukan padaku saja.

⭐🌟⭐