Setelah tiga bulan menunggu di Jakarta, tibalah saatnya aku berangkat ke Negara impian untuk menuntut ilmu, Jerman. Tadi aku diantar oleh makwo dan sepupuku ke bandara.
Kulihat kearah jendela pesawat, masih kuingat betapa beratnya bundo melepaskanku, saat di Bandara Soekarno Hatta beberapa waktu lalu. Beliau tak mampu menahan tangisnya, begitupun dengan Billa, dia memberikanku syal cantik yang dirajutnya sendiri. Disana aku juga melihat dua orang laki-laki yang mencurigakan, yang selalu memperhatikan langkahku, tapi bundo tak melihatnya. Aku khawatir kejadian yang lalu terulang kembali, sebenarnya siapa mereka? Apakah mereka memata-matai aku selama ini?
Dari atas, bisa kulihat betapa indahnya Indonesia, sekarang baru aku paham mengapa disebut zamrud khatulistiwa.Aku sangat bersyukur, dapat beasiswa dan bisa ditrima di kampus yang aku inginkan, aku mengambil jurusan fisika murni. Sesekali kulihat penumpang lainnya, ada balita perempuan yang memakai jilbab pink yang mulai rewel sejak pesawat ini lepas landas. Kulihat sang Ibu mulai menenangkan anaknya tersebut. Kasihan melihat balita sekecil itu sudah bepergian jauh.
O...ya sebelum berangkat, aku sudah mengecek tentang musim dan kebiasan orang-orang Jerman. Disana sedang musim panas, Der Sommer akan muncul pada bulan Juni, Juli dan Agustus. Musim ini sangat dinantikan para pelajar di Jerman, karena pada musim ini saatnya untuk kenaikan kelas sekaligus libur panjang hingga 6 minggu, wow lamanya. liburan ini sering disebut Sommerferien.
Setelah 6 jam terbang, pesawat harus transit di Dubai. Bandaranya rapi, bersih, sangat modern dan luas. Pembangunan di Negara ini memang sangatlah cepat, dengan beralaskan padang pasir, mereka mampu membangun gedung pencakar langit tertinggi di dunia, setinggi 828 meter dengan 160 lantai, kira-kira tiga kali lebih tinggi daripada eifel, Burj Khalifa namanya.
Negara yang notabenenya mayoritas muslim, disulap menjadi kota modern yang penuh gemerlap duniawi. Kalau aku mengingat pelajaran geografi, ini salah satu efek negatif posisi Negara yang strategis, budaya luar cepat masuk apalagi kalau tidak ditameng dengan iman yang kuat. Harus kuakui kota ini memang indah, tapi hanya untuk sesaat.
Aku jadi teringat kisah seorang tabi'in bersama muridnya yang pernah diceritakan Buk Zaina kepada kami waktu kelas XI dulu. Suatu hari muridnya mendatangi kediaman gurunya, namun beliau sedang tidak dirumah, akhirnya sang murid memutuskan, untuk tetap menunggu kedatangan sang thabi'n yang zuhud itu. Sesaat kemudian beliau pun datang, lantas sang guru meminta muridnya bepergian dengannya, untuk melihat betapa eloknya kota Irak pada masa itu.
Kemudian, sang guru meminta muridnya untukmemegang sebuah gelas yang penuh berisi air putih dengan erat dan jangan sampaitumpah. Kemudian murid tersebut mematuhi perintah sang guru, dia duduk dengantenangnya. Selama perjalanan, sang murid hanya fokus pada gelas yang dipegangnya, sementara keindahan kota Irak yang tertata rapi, berlalu begitu saja didepan matanya.
Setelah sampai dikediaman sang guru, beliau bertanya kepada muridnya. "Bagaimana, sungguh indah kota Irak, bukan?" kira-kira seperti itu pertanyaannya.
Lalu dijawab muridnya, "Maaf Syekh, bagaimana saya bisa melihat megahnya kota Irak sedangkan saya harus menjaga gelas ini, agar airnya tidak tumpah".
Kemudian sang guru tersenyum dan berkata, "Seperti itulah hendaknya kita melihat dunia ini, walaupun penuh dengan keindahan, jangan sampai kita dibuat lalai olehnya." Sungguh indah nasehatnya.
Aku pun memanfaatkan momentum ini untuk jalan-jalan mengelilingi bandara yang megah ini, tanpa terasa waktu sudah menunjukkan untuk segera ke waiting room, karena pesawat menuju Frankfurt sudah siap untuk ditumpangi.
🌈

KAMU SEDANG MEMBACA
Setoples Mimpi (COMPLETED)✔️
SpiritüelWarning !!! Naskah cerita ini sudah ditolak penerbit terkenal ⛔ Percayakah kamu dg kekuatan mimpi? Percayakah kamu dg dahsyatnya cinta? Shakilla, siswi aliyah yg jago silat berasal dari nagari nan indah, Pandai Sikek, Sumatera Barat, telah membukti...