Ancaman

1.3K 91 7
                                    

"Maksud lo apasih?" kata Manda sebal, kini dia dan Angga berada di kantin. Karena kenakalan si Angga yang juga notabene nya banyak yang sudah tau sikap aslinya. Banya guru yang membiarkan Angga berada di kantin.

"Ini juga kenapa para guru nggak marah ngelihat siswanya dikantin. Sekolah apaan ini?"

"Gimana?" tanya Angga sambil menyeruput cappucino yang ia pesan. Manda mengerutkan dahinya.

"Gimana apanya?" Angga berganti posisi lebih memajukan badannya yang membuat Manda memundurkan posisinya dari Angga.

"Lo pura pura lupa atau gimana sih?"

"Gue emang nggak tau apa apa" Angga menghembuskan nafasnya kasar dan kembali menatap Manda tajam.

"Lo jadi pacar gue atau gue permalukan lo di seluruh SMA ini?"

"Emang lo siapa berani ngancam gue?" ucap Manda yang tak kalah berani "Kita baru kenal, dan lo udah berani nyuruh sama ngancam gue?"

"Gue nggak ngancan cuma frekuensi dari gue"

"Lo aneh sumpah" Angga cekikikan, membuat Manda merinding dengan sendirinya.

"Gimana?, lo pilih jadi pacar gue atau lo malu?" tanya Angga lagi dan lagi, Manda masih menatap sinis Angga yang tersenyum devil kepadanya.

"Gue nggak milih semuanya, gue kesini pengen sekolah bukan kepingin pacaran atau dipermalukan"

"Tapi gue maksa banget!, kalau lo jadi pacar gue lo aman, kalau nggak ya lihat aja" ucap Angga yang lagi lagi menatap Manda tajam, Manda beranjak dari duduknya dan membalas tajam Angga

"Gue nggak mau jadi pacar lo, dan tentang diperlakukan malu gue juga punya cara untuk mempermalukan lo" ucapnya yang kemudian pergi meninggalkan Angga.

"TIDAK SEMUDAH ITU LO BIKIN MALU GUE" teriak Angga yang tak disahut oleh Manda. Angga berusaha mengejar Manda, Manda yang merasa diikuti juga mempercepat langkahnya namun ada hal yang menghalanginya seorang lelaki menabraknya yang membuat ia akan terjatuh. Karena tangan tangannya yang kuat berhasil menopang tubuh Manda. Alhasil Manda tidak jadi terjatuh.

Mata Manda mengunci mata milik lelaki didepannya. Manda yang tersadar buru buru berdiri tegak seperti tidak terjadi apa apa.

"Sorry?" ucap Manda malu.

"Kenapa sih buru buru?, ada guru yang mergokin kamu ngantin?" tanya nya, Manda menggelengkan kepala dan melihat keadaan dibelakangnya.

"Kamu kenapa sih?"

"Ya udah, maafin gue ya udah nabrak lo" ucap Manda yang terburu buru pergi namun tangannya dicekal.

"Esa" ucap lelaki didepannya dengan senyumnya, Manda tersenyum kikuk.

"Manda" ucap Manda kemudian, tangannya melepas tangan Esa dari pergelangannya

"Thankss udah nolong gue" lanjut Manda yang kemudian berlari meninggalkan Esa yang masih tak lepas dari senyumnya.

Angga berhenti dengan nafas terengah engah dan badannya yang dibungkukkan.

"Kamu kenapa Ngga?" tanya Esa bingung "Kayak dikejar setan aja"

"Kak, lo lihat cewek lewat sini nggak?" tanya Angga, ya Angga adalah adik kandung dari Esa. Umurnya bertaut satu tahun lebih muda dari Esa. Mereka adalah saudara dengan sifat yang bertolak belakang, Angga dengan sifat egoisme dan Esa yang lebih friendly darinya.

"Kamu ngapain ngejar cewek itu?" tanya Esa, yang membuat Angga tersenyum.

"Kak cewek itu lewat sini kan?" tanya Angga lagi "Gimana cantik nggak?" Esa menggeleng melihat tingkah adiknya tersebut.

"Kamu mau apain dia?"

"Gue pengen dia jadi pacar gue" ucap Angga tersenyum lebar "Tapi dia ngeselin, masak orang kayak gue ditolak"

"Angga Angga, gimana dia mau jadi pacar kamu. Kalian aja baru kenal ditambah lagi, kamu maksa dia" ucap Esa"

"Kakak beritahu ya?, buat cewek nyaman dulu jangan sampai dia ilfil sama kamu gara gara kamu itu pemaksa"

"Emangnya fungsinya buat apasih?" tambah Esa bingung.

"Kak lo tau becca kan?, gue pengen dia pergi karena gue punya pacar" ucap Angga santai, Esa menautkan alisnya kaget.

"Angga kamu gila ya?, Becca itu ratu bullying di SMA ini. Kalau kamu menggunakan Manda sebagai umpannya, dia bakal dibully habis habisan

"Kok kenal sama Manda?"

"Angga, batalin rencana kamu" suruh Esa.

"Nggak semudah itu buat batalin rencana yang gue buat, Manda tetep jadi umpannya. Itu demi gue kak, gue pengen bebas dari Becca"

"Tapi itu berpengaruh buat orang lain Angga"

"Halah, biar gue yang ngatur. Becca nggak bakal bisa nglukain Manda" ucap Angga yang kemudian pergi meninggalkan Esa. Esa menghembuskan nafasnya dan melanjutkan tujuan awalnya.

*****

Manda menatap langit langit kamarnya yang bercorak dengan warna ungu yang terlihat mewah.

"Lo mau jadi pacar palsu gue"

"Lo jadi pacar gue atau gue permalukan lo di seluruh SMA ini?"

"Tapi gue maksa banget!, kalau lo jadi pacar gue lo aman, kalau nggak ya lihat aja"

"NGGAK SEMUDAH ITU" teriak Manda histeris, membuat kedua sahabatnya yang sedang santai ikut terperanjat kaget.

"Kenapa Mand?" tanya Syifa khawatir "Kamu nggak papa kan?" Manda menggeleng hebat, ia bangkit dari duduknya yang kemudian berjalan keluar kamarnya. Ia memang sedang berjalan, namun pikirannya tetap pada sesosok Angga yang menyeramkan dengan ancaman yang tidak masuk akal.

Telah sampailah ia dikaca toilet , ia lihatnya wajahnya dan kemudian membasuhnya berkali kali. Seutas senyum menghias wajahnya yang basah.

"Jelas Angga ngejar gue, gue nya aja emang cantik" pdnya Manda

"Oke gue bakal ngikutin alur lo, ngikutin jadi pacar baru lo" Manda meringis sepat.

"Eh handphone mana handphone" tanyanya kepada dirinya sendiri, tangannya memegang handphonenya dan membuka room chat kelasnya.

Jemarinya menari nari diatas layar Handphonenya, seutas senyum terlihat kembali diwajahnya. Ia keluar dari kamar mandi dan berlari menuju  kamarnya. dirapikannya rambutnya kembali, dan ia ambil topi warna hitam dilemarinya. Kemudia ia bergegas pergi dari kamarnya.

*****

Manda mengarahkan matanya keseluruhan ruangan kafe. Berkeli kali ia mengendumel sendiri seperti orang yang tak waras. Lelaki berkaos putih dengan celana pendek berwarna mocca, tatapan Manda semakin dingin. Angga yang gemas dengan penampilan Manda, langsung melepas topi yang dikenakan oleh gadis didepannya.

"Apasih lepas lepas sesuka hati lo" ucap Manda sebal, Angga menarik kurai kafe yang kemudian mendudukinya.

"Lo cantik" ucap Angga yang membuat Manda tertawa, pengunjung lain kafe menatapnya bingung. Manda menutup mulutnya dan kembali tertawa pelan

"Ngapain lo ketawa?" tanya Angga bingung.

"Lo baru nyadar kalau gue cantik?" tanya Manda dengan tawanya.

"Cantik sih kalau lo agak feminim dikit" kata Angga santai "Lo ngapain ngajak gue kesini?, udah berubah pikiran?, mau jadi pacar gue kan?" Manda mengangguk.

"Tapi kalau lo tetep tomboy kayak gini, gue kayak nggak pantes sama lo" Manda menautkan alisnya tanda ia kebingungan.

"Lo ikut gue" Angga menarik tangan Manda keluar dari kafe yang kemudian menyuruh Manda menaiki motor Kawasaki merahnya.

"Kemana sih?" tanya Manda kebingungan.

"Udah naik aja, ngikut gue dan lo Aman" Manda hanya menurut dan menaiki motor Angga. Angga menstater motornya dan menjalankannya.

6--SI ASE--

Si ASE (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang